Menurutnya banyak alasan yang fundamental melatarbelakangi keputusannya untuk keluar dari tim Ducati. Selain karena ambisinya masih besar untuk bertarung di urutan terdepan menggunakan motor yang kompetitif, juga karena visi tim Ducati yang berbeda visinya sendiri.
“Tahun depan saya tidak akan berada di tim Ducati lagi. Mereka memilih jalan yang berbeda dengan ekspektasiku. Jujur saja, belum ada rencana yang kami rumuskan untuk kedepan. Apalagi di MotoGP kami tidak akan pernah tahu seperti apa nantinya performa motor baru dengan regulasi baru, peta kekuatan, tapi pilihannya tetap ada,” ungkap Hayden.
“Saya masih sangat menyukai balapan, karena masih banyak yang bisa dieksplorasi. Jelas kami akan mencari rumah baru, ya mungkin situasinya juga tidak akan sempurna, tapi paling tidak ada tantangan baru,” jelasnya.
Meski tidak menutup kemungkinan untuk pindah ke ajang balap World Superbike Championship (WSBK) seperti yang digosipkan sebelumnya, namun Hayden masih lebih memprioritaskan untuk balapan di MotoGP.
“MotoGP adalah balapan motor yang paling tenar di dunia dan saya masih memprioritaskan ini. Tapi tentunya saya tidak ingin balapan hanya untuk mencoba dapat poin saja. Makanya kami akan mengambil semua pilihan yang ada, kemudian menimbang yang terbaik. Pastinya MotoGP adalah prioritas, tapi rasanya tak mungkin lagi kembali ke Repsol Honda!” candanya.
Hayden menambahkan bahwa ada 12 motor prototipe murni di MotoGP, pun demikian untuk tahun depan. Kabarnya ia akan memilih tawaran yang memang menarik baginya. Hmm, kita tunggu saja kabar terbarunya. (otosport.co.id)
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR