Penyebab pertama adalah struktur pengikat pada ban atau yang biasa disebut belt. Bagian ini merupakan bagian paling mendasar yang akan menentukan kuat atau tidaknya ban digunakan untuk performa tinggi dan juga durabilitasnya. Akhir tahun 2012 lalu, Pirelli mengembangkan ban dengan struktur belt dari metal dengan asumsi bahwa bahan ini akan lebih fleksibel pada temperatur.
Namun dalam waktu yang sama, temperatur justru bisa membuat bahan metal jadi berbahaya pada karet jika berada pada level yang lebih tinggi. Hal inilah yang dipercaya jadi penyebab meletusnya ban Pirelli pada 4 pembalap. Apalagi sebelumnya dikeluhkan bahwa ada beberapa pembalap yang juga mengalami gejala seperti itu. Tahun ini dikabarkan ada peningkatan sebesar 10 derajat pada temperatur ban.
“Tahun lalu ketika kami menggunakan struktur belt dari bahan kevlar, semuanya baik-baik saja. Tidak ada gejala kerusakan ekstrim yang terjadi pada ban. Tapi ketika tahun ini Pirelli memutuskan untuk memakai struktur belt dari metal, insiden ini terjadi di F1 Inggris. Mungkin sebaiknya Pirelli kembali menggunakan struktur belt dari kevlar agar tidak terjadi masalah seperti ini lagi,” jelas Eric Boullier, prinsipal tim Lotus F1.
Penyebab kedua adalah beberapa bagian kerb di Silverstone yang permukaannya sangat kasar. Bagian tersebut juga terletak di tikungan Chapel, dimana para pembalap memang selalu menempatkan ban sebelah kirinya ke atas kerb. Usai melindas bagian ini pula lah Lewis Hamilton dan Felipe Massa mengalami masalah yang sama.
Penyebab lain yang disinyalir juga ikut andil adalah tekanan angin ban yang dirasakan terlalu padat. Meski menggunakan nitrogen kering, tapi jika terlalu padat juga bisa membuat ban meletus pada temperatur yang cukup panas. Tidak heran jika tim Red Bull mengambil keputusan untuk mengurangi tekanan angin ban sebelum pembalapnya melakukan penggantian ban. (otosport.co.id)
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR