Alasan yang paling mendasar Vettel menegaskan hal itu karena ia merasa berada di Formula 1 sebagai pembalap yang punya ambisi besar meraih titel juara dunia. Meski di sisi lain, ia juga mengaku menghargai rekan setimnya, namun ia menganggap bahwa ajang Formula 1 harusnya berlangsung sebagaimana adanya.
“Saya sangat menghargai Mark Webber sebagai pembalap, tapi rasanya ia juga sudah melakukan banyak hal yang tidak mematuhi aturan yang diterapkan oleh tim, padahal ia dalam kondisi yang bisa menjalaninya. Apakah ini balasan padanya? Bisa dibilang iya. Usai balapan saya bahkan berpikir untuk menjelaskan saja kenyataan yang ada,” papar Vettel.
“Memang pada dasarnya, kebenaran bukanlah hal yang selalu ingin didengar oleh orang-orang. Lantaran kontroversi menempati level paling atas ketimbang kebenaran itu sendiri. Sebagai seorang pembalap, pastinya saya ingin meraih kemenangan. Ketika ada perintah lewat radio, justru jadi bingung kenapa tim mengambil keputusan seperti itu. Makanya saya meminta maaf,” imbuhnya.
Vettel pun menegaskan ambisinya untuk meraih kemenangan di seri-seri berikutnya. Kemungkinan ia masih akan melakukan aksinya seperti di F1 Malaysia jika diperhadapkan pada kondisi yang sama. Pertanyaannya adalah apakah Vettel sudah merasa lebih besar dari tim Red Bull sendiri? Jawabnya adalah Vettel menempatkan diri sebagai seorang pembalap yang ingin meraih kemenangan. (otosport.co.id)
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR