Wandi mampu tampil gemilang bersama Honda Bladenya di sirkuit GOR Satria Purwokerto. Ia merasakan performa motor yang begitu sempurna untuk tipe sirkuit seperti ini. Ini terlihat jelas pada selisih waktunya dengan pembalap di belakangnya.
"Honda Blade 110 sangat nyaman untuk sirkuit berkarakter seperti ini, tapi sebenarnya yang paling kencang itu si Dery Irfandi (rekan setim Wandi di tim Honda Wahana Dunia Motor). Pasalnya selepas start ia langsung melejit ke posisi terdepan dengan gap yang cukup jauh. Itu terlihat di race 1 dan race 2 MP2. Sayangnya Dery terlihat kurang konsisten, padahal saya sempat nungguin, tapi kok jadi si Rey yang ada di belakang, makanya saya langsung tancap gas lagi," ujar Wandi.
Performa sempurna Wandi di MP2 tentu jadi pembuktian bahwa performa Honda Blade, sangat kompetitif dalam ajang balap seperti ini. Semoga di seri berikutnya bisa tampil lebih baik lagi.
Pembalap asal Sulawesi Selatan ini sempat berharap dapat memenangi semua race MP1 dan MP2 HRC seri Purwokerto. Sayang kesempatan tersebut hilang karena ia justru mengalami masalah teknis di race 1 MP1 yaitu per kopling motornya tidak bekerja maksimal.
"Per kopling motor bermasalah. saya tidak bisa menurunkan transmisi ke gigi yang paling rendah. Makanya di lap-lap terakhir Rey Ratukore langsung menyusul diikuti beberapa pembalap lain. Saya sendiri hanya bisa finish di urutan keempat. Jadi beberapa lap terakhir, saya hanya jalan dengan gigi terendah yaitu gigi 3, makanya ga bisa kencang kalau keluar tikungan," sesal Iswandi.
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR