OTOMOTIFNET - SMS yang dikirim dirut Bloedus Management Indonesia (BMI) selaku promotor nasional reli pekan lalu itu mendadak sontak mengagetkan jagat reli Indonesia. Pasalnya, hampir sebagian mobil peserta seri 2 kejurnas yang rencananya di areal perkebunan tebu Takalar, Makassar itu sudah jalan.
"Bahkan 7 mobil reli tim Serge sudah sampai Makassar," celetuk Ricardo Gelael, pemilik tim yang juga telah mengontrak Cody Crocker (juara APRC dari Australia) menjadi team mate Sean Gelael.
Yang lain, sudah di Pelabuhan Tanjung Priok bersiap berlayar ke Makassar. Termasuk mobil Rizal Sungkar dan 4 pereli asal Medan, Sumatera Utara yang dikomandani pereli senior Eddy WS.
"Tak hanya itu, kami sudah pesan tiket promo pulang pergi Medan-Jakarta-Makassar. Jangan lupa, sudah ada 20 anak-anak Medan yang akan datang sebagai suporter kami," ungkap Eddy yang mengupgrade Suzuki SX4 nya dari 100 dk menjadi 140 dk.
Yang menyedihkan, pengumuman itu sebenarnya diperhalus. Sebab aslinya 2 seri sisa tahun ini yang akan dilangsungkan di Makassar otomatis juga dibatalkan. Khusus event di Makassar (25-26 September) selain termasuk dalam seri Asia Pacific Rally Championship, juga merupakan kandidat World Rally Championship.
Tentu saja ini pukulan telak bagi reli Indonesia. Sebab sebelumnya dengan diprakarsai BMI, lagi getol mengejar bisa menjadi tuan rumah WRC pada 2012-2013.
Tidak adanya sponsor, menjadi kendala klasik menyurutkan penyelenggara reli beberapa tahun terakhir. Padahal di belakang BMI ada Sadikin Aksa (putera pengusaha Aksa Mahmud) dan Solihin Kalla (putera mantan Wapres Jusuf Kalla) yang dinilai memiliki koneksi bisnis yang luas.
Nyatanya, untuk menggelar satu seri reli yang memakan biaya sekitar Rp 1,5 miliar selalu kesulitan setelah Gudang Garam selaku sponsor mencabut diri pada 3 tahun silam.
"Batalnya kejurnas reli tahun berdampak sangat luas. Karena semua saling berkait. Seperti sponsor, penyiapan mobil dan peserta itu sendiri. Jika situasi seperti ini tidak segera diatasi secara kongkret, masa depan reli Indonesia makin tak menentu karena sekarang saja pesertanya terus menurun," ungkap Ria Sungkar, direktur RFT Management.
Kaitannya dengan sponsor, lebih ribet lagi. Pasalnya mereka akan bertanya-tanya kenapa bisa ada pembatalan yang terkesan mendadak, sementara event kan sudah dirancang jauh-jauh hari. Dampaknya, tahun-tahun mendatang akan semakin sulit mendapatkan sponsor.
Ria justru mempertanyakan peran IMI. "Kalau sudah seperti ini, harusnya IMI yang ambil alih. IMI mesti mencari jalan keluar supaya kejurnas tetap jalan," lanjut mantan pereli wanita ini.
Sadikin Aksa, selaku petinggi dan salah satu pemilik BMI ketika dikonfirmasi malah terkesan menghindar. "Silakan hubungi Pak Jeffrey. Saya sudah tidak banyak terlibat," ungkap Ikin, sapaan karibnya.
Jeffrey menyatakan pembatalan hanya untuk seri 2. "Seri 3 pada 25-26 September yang berbarengan APRC sampai sekarang masih on schedule," ujar Jeffrey. Jika seri APRC ini juga ikut dibatalkan efeknya sangat merugikan. Baik material maupun non-material. Kalau sampai batal, permohonan penyelenggaraan APRC harus dari nol lagi.
Jeffrey juga menambahkan efek dari kesulitan dana dan sponsor ini, WRC candidate juga dimundurkan untuk 2011. Karena itu pihak BMI segera mengkoordinasikan mundurnya candidate WRC ini dengan komisi reli FIA.
Sementara Irawan Sucahyono, kadep olahraga PP IMI menyatakan bahwa seri kejurnas reli harus diselamatkam. "Minggu ini kami langsung memanggil BMI untuk membicarakan soal pembatalan kejurnas reli. Tentu tidak bisa hanya membatalkan saja. Seperti APRC kan sudah terlanjur deal dengan luar negeri karena ada kontestan luar negeri dan terikat dengan pasal-pasal. Pokoknya, kami akan tanyakan semua kenapa ini bisa terjadi," ungkap Irawan.
Namun untuk kejurnas pihaknya akan berusaha untuk menyelamatkan. Pihaknya langsung menghubungi beberapa sponsor dan beberapa pengprov IMI yang bersedia. Makanya pihaknya sangat senang mendengar Ricardo Gelael yang akan menggelar 2 event reli usai Lebaran mendatang. "Kami akan segera berkoordinasi dengan Pak Ricardo sekiranya eventnya bisa menjadi pengganti kejurnas," kata Irawan.
Penulis/Foto: Bud / Yosie
Editor | : | Editor |
KOMENTAR