OTOMOTIFNET - Dua kali event drag race tahun ini ditunda tanpa alasan jelas. Ini memperkuat sinyalemen balap adu kebut jarak pendek tidak mendapat perhatian seperti cabang lain. Padahal komunitasnya masih bejibun.
Pembalap pun dibuat bingung karena telanjur mempersiapkan mobil. IMI diharapkan turun tangan untuk menyelamatkan drag race.
KOMISI DRAG RACE
Awalnya, Sabtu (10/4) digelar drag race malam hari di Jl. Benyamin Suaeb, Kemayoran, Jakpus oleh Trendypromo Mandira. Namun kemudian diumumkan diundur hingga 24 Juli. Rencananya, gelaran itu seri pertama kejurnas.
Seminggu kemudian sesuai jadwal yang telah dikeluarkan Sirkuit Sentul, akan digelar drag race dan drag bike seri pertama Sentul. Tapi, juga diundur sampai diumumkan kemudian.
Komunitas drag race kemudian tanda tanya besar, ada apa kok pada mundur semua? Alasan pun cenderung lebih dicari-cari. Akibatnya, para dragracer pun harus menahan kecewa. "Kami sudah menyiapkan 10 mobil untuk 2 event itu. Akibat ketidakpastian jadwal itu kami hanya bisa menunggu," ujar Wie Wie Rianto, dragracer sekaligus peracik mobil drag race dari bengkel Firna Protechnik.
Padahal Wie Wie sangat ingin bisa turun di Kemayoran, yang secara lokasi di tengah kota. Belum lagi event dilangsungkan pada Sabtu malam Minggu. Lalu, pria bertubuh subur ini memprediksi masalah bisnis menjadi alasan pengunduran. "Kalau nilai bisnis enggak ada, buat apa dikerjakan. Memang dibutuhkan orang gila yang bisa membangkitkan drag race," tambahnya.
Akibat buntunya event drag race ini, membuat para komunitas kembali ke jalan raya alias balap liar. Wie Wie menunjuk ruas Jalan Asia Afrika Jakarta dan jalan tol di Jabotabek menjadi sasarannya. Kalau begini berarti kemunduran yang memprihatinkan.
Dharma Srada, mantan koordinator komisi drag race PP IMI meminta atensi IMI untuk menghidupkan drag race. "PP IMI harus memiliki perhatian yang serius terhadap cabang drag race. Karena ada indikasi, tidak ada yang atensi untuk mengurusi cabang yang peminatnya masih sangat banyak ini. Drag race seperti anak tiri," kata Dharma.
Bukti dianaktirikan, sampai sekarang belum ada koordinator komisi drag race di PP IMI. Cara mengurasnya bisa berbagai macam. Misalnya, mencarikan sponsor, menggandeng promotor hingga menyangkut regulasi.
Sepeninggal almarhum Ronny Lawrence dan Victor Sitorus yang selama ini sangat atensi ke drag race, sayangnya tidak ada lagi yang melanjutkan. Ini ikut andil mengerdilkan adu kebut jarak pendek ini.
Tansri pun merasa harus ikut rembug dengan kondisi drag race yang mati suri ini. Menurutnya, banyak faktor penyebab sepinya drag race. Namun ia menunjuk harus ada promotor gila yang siap menggelar event ini.
"Tanpa ada promotor yang serius, mustahil event drag race bisa terselenggara dengan baik.Karena promotor yang bonafid bisa mencari sponsor," ungkap dragracer senior ini.
Tentang mundurnya jadwal drag race di Sentul, Lola Moenek, GM Sirkuit Sentul, memiliki alasan sendiri. Salah satunya kesulitan slot waktu. Pasalnya tak hanya untuk berbagai event balap, sirkuit juga dipakai tes produk dan launching produk otomotif.
"Yang jelas, kami sudah deal dengan sponsor untuk menggelar drag race dan drag bike di Sentul. Terobosannya dengan one make tire. Event akan kami gelar 3 kali pada Juli, Oktober dan November. Di samping itu, kami juga memberi kesempatan kepada promotor lain untuk menggelar event drag race. Jadi tidak hanya Sentul," ungkap Lola.
Penulis/Foto: Bud / Salim
Editor | : | Editor |
KOMENTAR