OTOMOTIFNET - Secara penampilan, Athlete tergolong sangat futuristik dan sporti. Fitur yang ditawarkan pun oke.
Gimana performa mesinnya?
“Bawahnya lelet banget,” ujar Indra Fauzi, penunggang Athlete yang warga Cilandak, Jaksel. Hal sama diutarakan beberapa pembesut bebek 125 cc ini di email Mr. Testo (mr.testo10@gmail.com) dan alamat facebooknya (Tester Otomotif).
Mr. Testo pun mencari bengkel yang biasa garap bebek PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) ini. Ketemulah bengkel Sumber Jaya Motor (SJM) di Jl. Palmerah Utara No.96B, Jakbar.
Demi mengetahui hasil ubahannya, salah satu contoh garapan, yang juga milik Indra dites pakai dynamometer Dyno Jet tipe 250i milik Sportisi Motorsport yang berada di Jl. Tenggiri No.4A Rawamangun, Jaktim.
Hasilnya, tercatat tenaga jadi 10,02 dk/8.500 rpm dan torsi 9,04 Nm/5.400 rpm. Artinya naik 2,8 dk dan 2,94 Nm dari standarnya yang hanya 7,4 dk/8.000 rpm dan 6,1 Nm/6.000.
Grafik torsinya bergeser ke rpm lebih rendah, sehingga bawahnya tak lelet lagi. Tapi sayang pada rpm menengah grafiknya menurun. “Cuma perlu setting ulang karbu, tengahnya terlalu basah,” wanti Wahyu Dwinanto, kepala bengkel Sportisi. Ini ubahannya:
Blok Silinder
Pembesaran volume silinder dengan mengganti Piston bawaan motor yang berdiameter 56 mm pakai milik Honda Sonic oversize 100, diameternya 59 mm. Kini jadi 138,3 cc. Pemasangan tinggal dikorter, “Sebab boring asli motor cukup tebal,” ujar Dedi Hasibuan, mekanik SJM.
Kepala Silinder
Saluran in dan ex di-porting & polish. “Dibikin agar hambatan seminim mungkin,” lanjut Dedi. Lalu untuk meningkatkan rasio kompresi, dilakukan pembubutan 0,5 mm.
Noken As & Per Klep
“Durasinya sedikit diubah agar pasokan kian melimpah, dengan mengurangi daging bagian pantat,” lanjut mekanik ramah ini. Sayang saat ditanya lebih lanjut soal durasi dan lift, Dedi mengaku lupa.
Karena angkatan sudah lebih tinggi, agar tak floating per klep diganti pakai milik Honda Sonic, yang diyakini punya kekauan lebih tinggi dibanding bawaan motor.
Karburator
Dipakai yang berventuri lebih besar, milik Yamaha RX-King. Pemasangannya perlu mengganti intake manifold. “Cukup pakai produk variasi, yang penting diameter cocok,” lanjutnya.
Knalpot
Agar performa kian maksimal, saluran gas buang harus plong, maka dipilih tipe freeflow.
Pengapian
Agar mendukung pembakaran yahud, magnet dibubut 1 mm sehingga putaran mesin makin ringan, kedua mengganti CDI dengan produk aftermarket, yang punya kurva pengapian lebih advance dan limiter tinggi.
Lalu koil pakai milik Yamaha Scorpio yang dimodif pakai ground. Digabung cop busi berhambatan rendah milik Bajaj Pulsar.
Kopling
Agar tenaga tersalur sempurna, perangkat pemutus-nyambung putaran mesin dimodif. Pertama dibikin manual, lalu per kopling bawaan motor yang aslinya hanya 4 buah dijadikan 6 buah. “Kopling jadi berat namun tak ada gejala selip,” ujar Dedi lagi.
|
Part dan jasa | |||
Piston kit + korter | 350.000 | ||
Butut noken as | 90.000 | ||
Per klep Honda Sonic | 100.000 | ||
KArbu Yamaha RX-King | 425.000 | ||
Intake Manifold | 20.000 | ||
Bikin kopling manual | 200.000 | ||
Bubut magnet | 50.000 | ||
CDI Cheetah Power | 650.000 | ||
Koil 5BP + Groundstrap | 150.000 | ||
Cop busi Bajaj Pulsar | 20.000 | ||
Per kopling TK | 90.000 | ||
Knalpot CLD | 640.000 | ||
jasa | 3000.000 | ||
Total | 3,085 juta | ||
Data performa | |||
standar | Upgrade | Kenaikan | |
Tenaga | 7,4 dk / 8.000 rpm | 10,2 dk / 7.900 rpm | 2,8 dk |
Torsi | 6,1 nm / 6.500 rpm | 9,04 nm / 6.600 rpm | 2,94 nm |
Jaya Motor | 021-5485766 / 0856-1056219 |
Penulis/Foto: Aant / Aant
Editor | : | Editor |
KOMENTAR