OTOMOTIFNET - Sebut saja Bayu Maulana, pemilik Thunder 125 edisi 2008 ini bingung karena sekring motornya putus berkali-kali. “Setelah ganti kabel bodi baru yang harganya di atas Rp 300 ribuan, baru deh bisa normal lagi,” bilangnya.
Menurut Ari Kristanto dari GMotor, sekring Thundie sering putus pemicunya banyak hal dan di motor standar pun hal itu bisa saja terjadi.
Hal senada dibilang Benny Rachmawan dari Mitra2000. “Intinya, sekring putus itu disebabkan adanya arus pendek atau korsleting di bagian kabel bodi,” ujar pria berbadan subur ini.
Misal kawat kabel saling bersentuhan, pamasangan kabel tambahan atau kelebihan beban listrik akibat pemakaian peranti tambahan seperti klakson mobil atau spion sein. Nah dengan mendeteksi beberapa bagian, masalah sekring Thunder bisa teratasi. Apa aja tuh?
Pertama, periksa rangkaian beban seperti klakson atau lampu sein, baik yang standar atau optional. Kalau sekring putus ketika klakson ditekan, berarti masalah ada di rangkaian klakson. Begitupun dengan rangkaian lainnya seperti lampu utama dan sein.
“Intinya kalau putus ketika suatu kelistrikan diaktifkan, berarti di situ sumber masalahnya,” jelas Ari. Solusinya, cek dan urut lagi kabel-kabel yang berhubungan dengan rangkaian tersebut.
Gbr 1 | Gbr 2 |
Gbr 3 | Gbr 4 |
“Kalau ada sambungan kabel atau soket yang gak kencang, bisa bikin korsleting,” jelas Benny lagi. Masih sering putus juga? Coba cek kabel bodi utama yang ada di bawah tangki dekat komstir (gbr.1). Pada posisi itu, kabel bodi rawan tergencet komstir atau tangki saat setang dibelokkan.
“Kalo sudah begitu, kabel bisa terkelupas dan kontak dengan kabel lain atau sasis yang akhirnya bikin korslet,” ujar mekanik asal Yogya ini sambil bilang baiknya posisikan kabel bodi di bawah tangki di daerah cukup bebas atau lapang.
Nah kalau yang satu ini khusus buat yang sudah aplikasi CDI racing. Salah penempatan CDI ternyata bisa bikin sekring putus! Bisa begitu lantaran posisi peletakan CDI yang kontak langsung dengan sasis motor alias tanpa bantalan (gbr.2).
“Getaran yang dihasilkan mesin lewat sasis dapat merusak rangkaian di dalam CDI. Itu sebabnya mengapa hampir semua CDI standar pabrik pada tiap motor gak dibaut menyatu sasis, melainkan hanya di ‘slot’ dengan bahan karet yang notabennya dapat meredam getar,” urai Ari.
Selain itu, ada anggapan bahwa mengganti jenis dan model sekring dapat memecahkan masalah. Ngawur! Kalaupun diganti, alasannya hanya sekadar kebutuhan model sekring yang lebih mudah didapat seperti sekring mobil (gbr.3).
Sedang untuk ukuran ampere, baiknya tetap pakai ukuran ampere standar yakni 15 ampere (gbr.4). “Kalau sekring sering putus, angka ampere jangan dinaikan, karena bisa berakibat fatal seperti terbakar. Toh, kalau kabel bodi sehat, cukup pakai 15 ampere, pasti tokcer,” tutup Ari.
Penulis/Foto: atex / atenk
Editor | : | Editor |
KOMENTAR