Betah gelaran budaya, kuliner tradisional dan band indie
Tidak berapa lama, rombongan motor hadir beriringan dan hangout dengan pecinta komunitas lain. Baik berlatar belakang budaya, hobi, kreativitas sampai komunitas yang getol mengakampanyekan kelestarian lingkungan. Di antara mereka terjadi share informasi. Komunitas lain ingin tahu seluk beluk motor tua, modifikasi, jadwal turing. Sebaliknya, para biker jadi banyak tahu kegiatan komunitas unik yang beragam ini.
Bagi biker, acara ini punya nuansa lain. Tidak seperti halnya riungan motor seperti biasa, wawasan mereka jadi lebih luas dan terbuka. Nggak heran, banyak brother mengajak dan menyempatkan diri hadir. Selain bisa menikmati custom motor atau varian motor langka, para psychocycle juga disuguhi nuansa lain karena mereka bersinergi dengan sedikitnya 20 komunitas di luar motoris. “Sini Bro, Anda harus merasakan menggendong ular Boa, Python asli Papua, tokek juga kadal asli Indonesia,” sapa komunitas pecinta reptil yang lumayan jadi magnet di event ini.
Lebih unik lagi, kita diajak ke dua dunia, yakni Bandung tempo dulu dan Bandung masa kini. Untuk era retro alias jadul, semua hal terkait budaya Sunda dipajang di sini. Stan brother dari Badui luar, fesyen khas jawara Sunda sampai alat musik tradisional diajarkan kepada anak-anak juga peserta.
Buat biker, fesyen jawara Sunda terbilang agak nyambung dengan gaya motoris. Terlebih sekarang ini ada tren, kalau biker nggak lagi mengikat kepalanya dengan bandana modern tapi malah cenderung pakai ikat kepala khas kedaerahan.
“Kami ingin fungsi ruang kota ini juga diisi dengan berbagai kegiatan komunitas kreatif. Terutama yang bisa memadukan budaya tradisional dan modern,” ujar Aldy Primanda Ketua Pelaksana event ini kepada sejumlah media.
Ini baru acara unik! (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR