Tempat kejadian masih dalam penyelidikan Labfor
Malam itu, seorang petugas keamanan, Endang, menurut keterangan petugas pemadam kebakaran, sedang menservis motornya. “Namun, secara tiba-tiba api membesar dari dalam rumah itu,” kata Frans, petugas pemadam kebakaran.
Saksi mata, Citro, seorang pedagang yang mangkal tepat di seberang rumah malang itu menyebutkan ada api membesar yang diperkirakan dari bensin. “Waktu kejadian juga ada ledakan besar dan bau bensin,” tambah Frans.
Kanit Serse Polsek Tebet, AKP Samuel Metiary yang ditemui MOTOR Plus berujar, pihaknya masih dalam tahap menyelidiki penyebabnya. “Memang ada laporan seperti ada ledakan besar dari tangki bensin. Tapi kami belum bisa memastikan api berasal dari mana,” sebut AKP Samuel.
Saat ini sedang dilakukan olah TKP oleh laboratorium forensik untuk menentukan apakah penyebab kebakaran ini dari bensin yang menetes saat diservis. “Kami sudah meminta keterangan dari petugas satpam. Baru tahap pengumpulan bukti,” yakin AKP Samuel.
Kejadian kebakaran akibat servis motor memang bukan kali ini terjadi. Beberapa tahun lalu, seorang mekanik Lusep Sugiharto mengalami nasib serupa. Untungnya api yang membesar dari tampungan bensin saat membersihkan karburator tidak membesar dan dapat dipadamkan walaupun motor yang diservis jadi korban. “Waktu itu saya tidak mengikuti standar operation prosedur untuk menservis bensin,” kenang Lusep.
Saat membersihkan karburator, ia menampung bensin di wadah dan membersihkan seluruh daleman karbu. Beres itu, Lusep lanjut mengecek api dari busi. Sayangnya, wadah bensin tadi masih berada di dekat atau bawah mesin, dan knalpot belum terpasang sempurna.
“Ketika starter dengan engkol, ada percikan api dari lubang knalpot dan langsung menyambar bensin. Duar... Api membesar,” bilang mekanik yang kini membuka usaha modifikasi motor ini.
Soal prosedur keselamatan ngebengkel, setiap pabrikan telah memiliki standar baku. Sarwono Edhi, Training Development Senior Analyst PT Astra Honda Motor (AHM) bilang, sebelum menyalakan mesin, pastikan semua yang bisa jadi pemicu kebakaran di area itu disingkirkan. “Wadah bensin harus dijauhkan, area pengetesan harus clear,” kata Sarwono.
Ia menambahkan untuk lebih menjamin keamanan, saat pengecekan api dengan cara menempelkan busi di bodi, lubang busi ditutup dengan busi lain. “Jangan dengan kain, tutup dengan busi untuk menghindari uap bensin menerobos yang bisa membakar,” wantinya.
Untuk itu, ia menyarankan agar pengecekan api pada busi sebaiknya dilakukan di bagian akhir setelah semua pekerjaan sudah dianggap beres. “Prosedurnya pada pengecekan awal sebelum dilakukan servis dan setelah servis. Kalau setelah servis, semuanya bersih dulu baru lakukan pengecekan api,” tutup Sarwono sambil bilang di setiap AHASS sudah dilengkapi tabung pemadam. (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR