Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Peristiwa, Kecelakaan Motor-Truk Renggut Nyawa 3 Bersaudara

billy - Selasa, 9 Agustus 2011 | 13:28 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

  Kuburan Bambang dan Ardiansyah. Keduanya dimakamkan bareng
“Bagiku itu semua seperti mimpi. Bayangkan, hanya dalam waktu 4 bulan, tiga saudaraku dipanggil menghadap-Nya dalam dua kejadian kecelakaan lalu lintas di jalan raya Cakung-Cilincing. Suatu zona yang sering disebut orang sebagai jalur tengkorak!

Empat bulan yang lalu, adikku Muhammad Arifin yang genap berumur 20 tahun, ditabrak truk pasir hingga tewas. Bagi kami, ini sungguh musibah yang sangat berat. Entah bagaimana cerita persisnya, yang jelas, ia tewas ditabrak saat menyeberang di jalan raya ini.

Cobaan ini tidak berhenti. Sore hari Kamis, (14/7) dengan mengendarai Yamaha Jupiter MX 135LC, Ayah membonceng kedua adik. Ayah yang sehari-harinya berprofesi sebagai tukang ojek mengantar, Bambang Rudiansyah (7) dan adiknya Ardiansyah Ramdani (6) melintas di jalanan yang sama yang dahulu juga merenggut nyawa Arifin.

Sebenarnya Bambang sedang bersemangat sebagai murid SD 02 Petang, Semper Barat yang baru menikmati liburan panjang. Di hari kejadian itu, merupakan hari ke-4, Bambang masuk sekolah. Ia kini naik ke kelas dua SD.

Untuk menuju sekolah adikku, kami perlu melintasi jalan Cilincing yang padat dengan truk-truk besar. Sebelum kami tinggal di tempat sekarang, kami bermukim tidak jauh dari SD 02 Petang, Semper Barat. Karena tergusur pada bulan lalu, kami mengontrak rumah sekarang ini di Kampung Sungai Begog, Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara.

Tak biasanya ayah kali ini yang menjemput kedua anaknya. Biasanya ibu yang datang untuk menemani kedua puteranya. Entah kenapa ayah kali ini bersikeras ingin menjemputnya naik motor.

Zona ini memang sangat rawan kecelakaan. Banyak truk besar dan jalanan berlubang menghadang mereka. Menurut cerita saksi mata, motor ayah tiba-tiba oleng karena melindas jalan berlubang.

Motor terpental, dan ketiganya terjerembab ke tempat terpisah. Sungguh mengenaskan. Ayah terlempar ke sisi kiri jalan dan hanya mengalami cedera ringan di kakinya. Sedang kedua adikku, mereka terhempas ke tengah jalan dan langsung ‘disambut’ truk besar yang melindas keduanya.

Tidak bisa kubayangkan bagaimana reaksi ayah saat itu. Katanya, ia menyaksikan sendiri bagaimana kedua adikku terlindas dengan kepala hancur. Saat itu juga jenazah dibawa ke rumah sakit dan dimandikan di sana.

Kami tidak sampai hati melihat jenazah mereka. Pihak rumah sakit sudah memandikan dan mengkafani mereka berdua. Malam itu juga, kami ditemani para tetangga langsung membawa kedua jasad terbujur kaku ini ke mesjid kecil dekat kampung kami.

Setelah itu, kami bersama-sama memakamkan Bambang dan Ardiansyah di malam gelap, tidak jauh dari rumah kami.

Aku tidak tahu lagi siapa yang harus disalahkan. Pihak perusahaan truk sudah datang ke rumah kami untuk mencari jalan damai kekeluargaan. Tapi yang jelas, daerah ini memang sangat terkenal rawan kecelakaan.

Seminggu sebelum kejadian, entah ini firasat atau tidak, adikku yang paling kecil merengek minta dibelikan kasur. Ia memaksa ibu utuk membelinya yang baru. Rupanya sebelum ayah membelikan keinginan adikku, ajal keburu menjemput.

Nenekku Anah yang sudah lama bermukim di daerah ini punya segudang cerita soal ‘kekejaman’ daerah ini. Kata- nya, setiap tahun jalan di kawasan ini memang kerap memakan korban. Banyak pengendara motor yang terjungkal dan tewas mengenaskan karena langgsung dilindas truk besar pengangkut berton-ton kontainer. Jalanan di sini juga sangat berbahaya. Selain padat, beberapa bagian jalan banyak lubang.

Nenek juga pernaha bercerita bahwa jalanan di wilayah Cilincing ini memang tidak pernah mulus. Terlebih saat musim hujan tiba. Banyaknya kubangan air dari lubang di jalan sudah seringkali membuat pengendara motor celaka.

Apapun cerita nenek tadi, bagiku ini pukulan yang sungguh luar biasa. Apalagi aku baru saja melahirkan anak pertama, buah cinta dengan suamiku Miftahudin. Sampai saat ini, saya masih trauma dan belum punya kekuatan hati untuk datang ke makam ketiga adikku ini.

Sungguh menyedihkan, membayangkan mereka tidak sempat bertemu muka dengan keponakannya ini. Padahal Adrian malah sempat menamai calon kepona- kannya saat masih dalam kandungan dengan nama Nugi Naufal Alwan. Ya..keponakan yang belum sempat dilihatnya hadir di dunia ini.

Sampai kini, ibuku Nur Hasanah dan ayah masih trauma mengingat kejadian tragis ini. Makanya, untuk sementara keduanya menenangkan diri dulu dengan pulang ke kampung halaman di Cirebon, Jawa Barat. Tentu untuk sekedar melupakan kejadian tragis yang menimpa keluarga kami.

Semoga Tuhan memberikan ketabahan pada kami sekeluarga. Dan kami juga berharap kalau kejadian seperti ini tidak menimpa keluarga lainnya. Amin.”

Kisah ini diceritakan langsung oleh Tati Widiawati kepada Isf@n dan Hend


 Jalur ini sudah banyak memakan korban
Lihat Dari Sisi Supir Truk
Musibah yang menimpa keluarga Haerudin disebabkan beberapa faktor. Pertama jalan yang berlubang dan bergelombang juga truk yang tidak bisa menghindar mendadak ketika ada kendaraan yang terjatuh atau manuver mendadak.

Selama ini, pengendara sering berpikir bagaimana bisa melewati sebuah jalur tanpa memperhatikan lingkungannya. Apalagi kalau jalur yang dilewati berbahaya dan banyak truk melintas.

MOTOR Plus mencoba mewawancarai seorang supir truk yang telah 25 tahun menjalani profesinya bernama Natsir. Ia punya pengalaman buruk bersama truk yang dikendarainya. “Dua tahun lalu, saya melindas pengendara motor di daerah Pasar Kemis, Tangerang. Si pengendara tewas di tempat. Saat menabrak memang saya tidak ngeh. Rasanya kayak melindas batu. Tau-tau orang ngejar saya minta supaya berhenti,” bilang supir yang berasal dari Pandeglang, Banten ini.

Natsir sehari-hari membawa sebuah truk dengan berat lebih 40 ton. Truk beroda 22 ini didorong oleh sebuah mesin Volvo bersilinder 8. “Saya yang paling ngeri kalau berhadapan dengan kendaraan roda dua. Gerakan pengendara motor tidak bisa diprediksi,” kata bapak yang sudah punya dua pasang anak ini.

Ia menceritakan, dengan bobot kendaraan yang lebih 40 ton ini, truk tidak bisa melakukan pengereman mendadak. “Rem tidak akan mampu untuk memberhentikan laju roda seperti pada mobil umumnya,” jelas pemegang SIM B2 Umum ini.

Yang paling ditakutkan adalah ketika sebuah sepeda motor mengambil jalur truk secara tiba-tiba. “Misalnya, dari sisi sebelah kiri langsung motong jalur ke kanan. Walaupun kendaraan berjalan dengan pelan tidak lebih 40 km/jam, tetap turk tidak bisa berhenti dengan mendadak,” bilangnya.

Hal lainnya yang paling ditakutkan adalah ketika motor ambil posisi tepat di depan. “Pasti, motor dan orangnya tidak kelihatan oleh supir,” ungkap Natsir.

Untuk membuktikanya, MOTOR Plus diajak naik langsung ke atas truk besarnya. Dari atas kabin memang jika motor berada di depan truk tidak akan terlihat. Sebab, jarak antara tanah dengan kaca bagian bawah sekitar 170 cm atau setinggi orang dewasa normal. Dengan tinggi jok motor bebek (Seat Height) yang tidak lebih 1 meter, jelas saja kalau dari atas kabin truk seolah tidak ada obyek yang terlihat di depannya.

Apalagi dengan truk gandeng yang sering di bawa Natsir, ia tidak bisa mengkontrol secara leluasa pantat truk, sebab memang ada ruang fleksibel antara satu gandengan dengan gandengan lain. “Jadi jika melihat dari sisi orang lain, seolah truk gandeng belakang bergerak ke kiri dan kanan. Padahal memang kondisinya didesain seperti itu,” jelasnya.

Makanya, untuk mengimbangi panjang truk yang bisa mencapai lebih 20 meter ini dan melihat sisi depan, di truk -truk besar di lengkapi lebih dari 1 spion besar pada sisi kiri dan kanan. “Agar bisa terlihat lebih luas jangkauannya. Juga untuk melihat apakah ada obyek di depan yang berhenti seperti motor itu tadi,” tutup Natsir.     (motorplus-online.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa