|
Jakarta - Siapa pun pasti mendambakan mobil harian berkelas dengan harga murah. Sebab, sedan premium identik harga pasaran tinggi. Kalau di barisan Eropa ada BMW yang tampil sporty sekaligus elegan, di kubu Jepang apa lagi kalau bukan Mitsubishi Gallant yang tampil mewah juga sporty.
Sedan bongsor generasi ke-8 yang biasa disapa Gallant ‘Hiu’ ini, pertama kali diperkenalkan pada 1998. Product line terakhir yang masih wara-wiri hingga kini adalah keluaran 2004 yang mengusung transmisi manual atau matik. Soal performa, tak ada yang ragu dengan mesin V6 2.400 cc.
Hanya saja, bagaimana merawat mobil mewah seharga mulai Rp 80 hingga 120 jutaan ini? Pernah terbayangkah berbelanja kaki-kaki dari sedan nyaman sekaligus kencang ini? “Kuncinya cuma satu, yakni perawatan berkala secara disiplin dan mengganti suku cadang berkualitas bila ada kerusakan,” terang Michael Andries dari M-Tuning di Pondok Cabe, Jaksel.
Bengkel yang telah banyak merawat sedan Mitsubishi milik pelanggannya ini, mewanti-wanti agar jangan sekali-kali mengakali komponen kalau tak mau sang Hiu jadi melempem. “Tak sanggup beli komponen orisinal yang terkenal mahal, sudah banyak versi KW yang bermutu baik,” ujarnya. (mobil.otomotifnet.com)
Laher Roda
Meski terlahir dengan embel-embel premium, sedan dengan penggerak roda depan pasti memiliki masa pakai. Khususnya seperti laher atau bantalan roda depan.
Selain memiliki tugas berat memutar roda depan yang sekaligus sebagai sumber penggerak, juga bertugas menopang bobot mobil yang bongsor.
Laher roda berukuran cukup besar ini memiliki banderol harga Rp 2,2 juta perbuahnya. Ini versi orisinal yang dijual lengkap sesuai spek pabrikan. Mau versi pahe juga ada seperti produk Koyo yang dibanderol Rp 750 ribu (laher saja).
Kaki-kaki
Namanya juga sedan premium pasti memanjakan kaki-kaki yang nyaman dengan stabilitas tinggi. Konsekuensinya, Gallant ‘Hiu’ banyak mengaplikasi batang link yang dilengkapi karet-karet bushing. Kalau sudah jebol, pasti tak karuan rasanya, apalagi pas menghantam lubang atau menerabas jalan jelek.
Terlebih dengan badan tergolong bongsor, pasti larinya seloyongan bila kaki-kaki sudah afkir. “Kaki depan terdiri dari banyak komponen seperti arm atas Rp 1,65 juta/buah, arm bawah lurus Rp 1,1 juta/buah dan arm bawah ‘celurit’ Rp 1,5 juta/buah,” jelas Soleh dari Kiki Motor, spesialis parts Mitsubishi di pasar onderdil Palmerah, Jaksel.
Tetapi jangan takut mendengar harga-harga tadi, karena versi KW yang juga masih buatan Jepang atau Taiwan menyediakan komponen yang lebih ramah di kantong seperti merek KC.
Filter Bensin
Jangan sekali-kali bercanda dengan filter bensin yang bertugas menyaring kotoran dari tangki bahan bakar. Mesin V6 yang berkapasitas 2.400 cc bakal cepat ngadat bila bahan bakar terkontaminasi. Dijamin, biaya perbaikan pada mesin tak ada habisnya.
Relakan uang jajan untuk rajin mengganti filter bensin seharga Rp 530 ribu setiap 6 bulan sekali (untuk penenggak Premium beroktan 88) dan minimal 1 tahun sekali untuk pemakai BBM beroktan di atas 92. “Daripada harus mengganti pompa bahan bakar elektrik yang mencapai Rp 3 jutaan,” wanti Soleh. Bener juga!
Engine Mounting
Sudah mulai merasakan Gallant Hiu kesayangan bergetar keras hingga ke jok pengemudi? Jangan cepat menyalahkan kaki-kaki, karena bisa saja engine mounting yang sudah afkir. Namanya juga mesin berdimensi besar, getaran juga lebih yahud.
Tak heran bila engine mounting Gallant Hiu mencapai 4 buah dengan konstruksi paten. Engine mounting depan dibanderol Rp 431 ribu, sementara mounting belakang dipatok Rp 595 ribu. Tak selesai disitu, masih ada dudukan mesin kiri seharga Rp 1 juta dan sebelah kanan Rp 1,3 juta. Mantap kan?
Filter Udara dan Oli
Memiliki tugas hampir sama dengan filter bensin sebagai penyaring. Bedanya media yang disaring adalah udara dan pelumas. Filter udara non-orisinal dibanderol Rp 70 ribu yang sudah memiliki kualitas setara orisinal.
“Tetapi berhubung tidak asli, lakukan perawatan atau penggantian lebih dini,” terang Michael. Sama halnya dengan saringan udara, filter oli diperuntukkan menyaring kotoran yang bersirkulasi di dalam pelumasan mesin.
Kalau yang ini cuma dipatok Rp 26 ribu. Jadi jangan pelit untuk mengganti setiap kali ganti oli, daripada internal engine yang ‘kena’. Pemakaian oli mesin yang bagus juga menjadi kewajiban. Banyak yang memotong kualitas karena harus membeli kuantitas oli dari mesin V6.
Alternator Belt
Terlihat sepele tetapi tugasnya vital. Pemutar alternator dan puli kruk as ini berdimensi cukup panjang dan terbuat dari karet sehingga ada usia pakai. Belt orisinal Mitsubishi dihargai Rp 55 ribu belum termasuk ongkos kerja.
Silakan cek juga belt yang lain sebagai pemutar kompresor AC yang dibuat terpisah. Jadi Gallant Hiu memang memakai 2 buah belt yang harus diganti setiap 50 ribu km. “Jangan tunggu putus karena bisa merembet kemana-mana, apalagi kalau kejadian di jalan pada malam hari, sebab bongkarnya tak bisa sebentar,” terang Michael lagi.
Mudah kan? (mobil.otomotifnet.com)
Sedan bongsor generasi ke-8 yang biasa disapa Gallant ‘Hiu’ ini, pertama kali diperkenalkan pada 1998. Product line terakhir yang masih wara-wiri hingga kini adalah keluaran 2004 yang mengusung transmisi manual atau matik. Soal performa, tak ada yang ragu dengan mesin V6 2.400 cc.
Hanya saja, bagaimana merawat mobil mewah seharga mulai Rp 80 hingga 120 jutaan ini? Pernah terbayangkah berbelanja kaki-kaki dari sedan nyaman sekaligus kencang ini? “Kuncinya cuma satu, yakni perawatan berkala secara disiplin dan mengganti suku cadang berkualitas bila ada kerusakan,” terang Michael Andries dari M-Tuning di Pondok Cabe, Jaksel.
Bengkel yang telah banyak merawat sedan Mitsubishi milik pelanggannya ini, mewanti-wanti agar jangan sekali-kali mengakali komponen kalau tak mau sang Hiu jadi melempem. “Tak sanggup beli komponen orisinal yang terkenal mahal, sudah banyak versi KW yang bermutu baik,” ujarnya. (mobil.otomotifnet.com)
|
Meski terlahir dengan embel-embel premium, sedan dengan penggerak roda depan pasti memiliki masa pakai. Khususnya seperti laher atau bantalan roda depan.
Selain memiliki tugas berat memutar roda depan yang sekaligus sebagai sumber penggerak, juga bertugas menopang bobot mobil yang bongsor.
Laher roda berukuran cukup besar ini memiliki banderol harga Rp 2,2 juta perbuahnya. Ini versi orisinal yang dijual lengkap sesuai spek pabrikan. Mau versi pahe juga ada seperti produk Koyo yang dibanderol Rp 750 ribu (laher saja).
|
Namanya juga sedan premium pasti memanjakan kaki-kaki yang nyaman dengan stabilitas tinggi. Konsekuensinya, Gallant ‘Hiu’ banyak mengaplikasi batang link yang dilengkapi karet-karet bushing. Kalau sudah jebol, pasti tak karuan rasanya, apalagi pas menghantam lubang atau menerabas jalan jelek.
Terlebih dengan badan tergolong bongsor, pasti larinya seloyongan bila kaki-kaki sudah afkir. “Kaki depan terdiri dari banyak komponen seperti arm atas Rp 1,65 juta/buah, arm bawah lurus Rp 1,1 juta/buah dan arm bawah ‘celurit’ Rp 1,5 juta/buah,” jelas Soleh dari Kiki Motor, spesialis parts Mitsubishi di pasar onderdil Palmerah, Jaksel.
Tetapi jangan takut mendengar harga-harga tadi, karena versi KW yang juga masih buatan Jepang atau Taiwan menyediakan komponen yang lebih ramah di kantong seperti merek KC.
|
Jangan sekali-kali bercanda dengan filter bensin yang bertugas menyaring kotoran dari tangki bahan bakar. Mesin V6 yang berkapasitas 2.400 cc bakal cepat ngadat bila bahan bakar terkontaminasi. Dijamin, biaya perbaikan pada mesin tak ada habisnya.
Relakan uang jajan untuk rajin mengganti filter bensin seharga Rp 530 ribu setiap 6 bulan sekali (untuk penenggak Premium beroktan 88) dan minimal 1 tahun sekali untuk pemakai BBM beroktan di atas 92. “Daripada harus mengganti pompa bahan bakar elektrik yang mencapai Rp 3 jutaan,” wanti Soleh. Bener juga!
|
Sudah mulai merasakan Gallant Hiu kesayangan bergetar keras hingga ke jok pengemudi? Jangan cepat menyalahkan kaki-kaki, karena bisa saja engine mounting yang sudah afkir. Namanya juga mesin berdimensi besar, getaran juga lebih yahud.
Tak heran bila engine mounting Gallant Hiu mencapai 4 buah dengan konstruksi paten. Engine mounting depan dibanderol Rp 431 ribu, sementara mounting belakang dipatok Rp 595 ribu. Tak selesai disitu, masih ada dudukan mesin kiri seharga Rp 1 juta dan sebelah kanan Rp 1,3 juta. Mantap kan?
|
Memiliki tugas hampir sama dengan filter bensin sebagai penyaring. Bedanya media yang disaring adalah udara dan pelumas. Filter udara non-orisinal dibanderol Rp 70 ribu yang sudah memiliki kualitas setara orisinal.
“Tetapi berhubung tidak asli, lakukan perawatan atau penggantian lebih dini,” terang Michael. Sama halnya dengan saringan udara, filter oli diperuntukkan menyaring kotoran yang bersirkulasi di dalam pelumasan mesin.
Kalau yang ini cuma dipatok Rp 26 ribu. Jadi jangan pelit untuk mengganti setiap kali ganti oli, daripada internal engine yang ‘kena’. Pemakaian oli mesin yang bagus juga menjadi kewajiban. Banyak yang memotong kualitas karena harus membeli kuantitas oli dari mesin V6.
|
Terlihat sepele tetapi tugasnya vital. Pemutar alternator dan puli kruk as ini berdimensi cukup panjang dan terbuat dari karet sehingga ada usia pakai. Belt orisinal Mitsubishi dihargai Rp 55 ribu belum termasuk ongkos kerja.
Silakan cek juga belt yang lain sebagai pemutar kompresor AC yang dibuat terpisah. Jadi Gallant Hiu memang memakai 2 buah belt yang harus diganti setiap 50 ribu km. “Jangan tunggu putus karena bisa merembet kemana-mana, apalagi kalau kejadian di jalan pada malam hari, sebab bongkarnya tak bisa sebentar,” terang Michael lagi.
Mudah kan? (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR