Bila selama ini banyak dibahas sedan kategori saloon, tak ada salahnya bila kali ini membahas sedan hatchback berpintu dua alias coupe.
TAK BANYAK BEREDAR
Meski populasinya tak banyak, sedan hatchback coupe ini pernah mengisi jalanan di Indonesia pada era ’90-an. Sebut saja Fiat Uno Turbo, Suzuki Swift, Eleny atau Toyota Starlet.
Lantaran jumlah mobil yang tidak sebanyak sedan saloon 4 pintu, kini justru banyak diburu dan kerap menjadi rebutan. “Karena jarang dan selalu menjadi favorit, layak diperjuangkan,” jelas Ardi yang baru saja kelar ‘merenovasi’ Suzuki Amenity dengan tampilan Cultus.
Hal senada terungkap dari kakak beradik Diar dan Yoyon yang masih setia memelihara Fiat Uno Turbo. Di zamannya, Fiat Uno yang terlahir 2 pintu dan bermesin turbo ini termasuk mobil mahal.
Sehingga populasinya sekarang terbilang jarang karena dulu memang kurang laku di pasaran. Beruntunglah kakak-beradik penggila mobil Eropa lawas ini berhasil meminangnya dari kota Kembang, Bandung.
Agak berbeda dengan Diar, upaya Arie dalam mengincar Toyota Starlet coupe yang juga bermesin turbo memiliki kondisi yang sedikit melegakan.
Sebab populasi Toyota Starlet jenis 4 pintu sangat mendominan pada era ’90-an. Sehingga Arie merasakan kebanggaan tersendiri saat menggeber Starlet GT miliknya di jalan raya.
Malah tak jarang datang pertanyaan seputar jumlah pintu mobilnya, apakah pintunya memang asli atau dibuat-buat sendiri. Arie yang menebus mobil seharga Rp 90 juta beberapa tahun yang lalu, hanya bisa senyum bila mengingat hal itu.
Krhisna Adiyasa merasakan pengalaman yang sama dengan Arie saat menebus Toyota Starlet ‘Soleil’ berwarna merah belum lama ini. “Bukan main senangnya mendapat varian yang satu ini seharga Rp 80 jutaan,” ujar Khrisna yang juga pakai Starlet kapsul 4 pintu bermesin 5E turbo.
RESMI DIJUAL
Tak hanya Fiat Uno Turbo, ada pula agen pemegang merek (APM) yang menjual product line 2 pintu secara resmi di Tanah Air. Sebut saja Suzuki dengan varian terkenalnya Amenity atau Eleny. Ardi cukup beruntung mendapatkan salah satunya dengan kondisi cukup baik.
Mobil versi ‘spek down’ dari Suzuki Cultus 1.600 injection DOHC ini, lantas dicat ulang satu bodi dengan Super White dari Spies Hecker.
Ardi ogah neko-neko dengan dandanan mobilnya, mengingat tampilan standarnya sudah keren. “Saya cuma tambahkan body kit orisinal Suzuki Cultus lengkap dengan lampu belakang set,” papar Ardi yang sudah habis Rp 30 jutaan untuk renovasi mobil.
Biaya sebesar itu tak nampak karena sebenarnya Ardi menjadikan Amenity miliknya menjadi baru kembali. “Kaki-kaki mulai dari lower arm, bushing kit, tie-rod end, laher roda dan sistem rem dibuat anyar kembali,” terangnya.
Termasuk rehabilitasi mesin yang lazim disebut dengan istilah overhaul. Tak hanya mengganti komponen vital seperti metal jalan, metal duduk, piston dan paking set, mesin juga di engine balance pada bagian kruk as serta pengerjaan kepala silinder macam porting dan polishing.
Pria yang masih lajang ini ingin all-out dengan besutan mungil yang sudah ditawar hingga Rp 50 juta ini. Berhubung mobil baru saja jadi dan lagi disayangnya, Ardi pun menepis tawaran seorang teman yang kepincut berat.
Kadung sudah nyebur dalam, kaki-kaki pun diremajakan dengan pemakaian pelek Racing Hart 7G7 bergaya reli yang memiliki ukuran 13 x 6 inci. Tak bisa dipungkiri, pelek keren bisa mendongkrak tampilan dengan instan.
Sama seperti yang dilakukan Yoyon saat kurang sreg melihat pelek standar Fiat Uno yang berkesan kaku. Hatinya berangsur adem ketika sang adik mendapat Hartge dalam kondisi lengkap dan mulus. “Jadi makin semangat mendandani besutan khas Italia ini,” ujar Yoyon.
Meski Yoyon tak bermain body kit seperti Ardi, namun pernak-pernik yang menempel di mobilnya harus berbau-bau Eropa. Selain pelek Hartge, bisa intip pedal set Sparco, setir palang tiga Fiat Abarth, antena reli Sparco, shift knob Momo hingga strut bar belakang yang juga berasal dari sana. Klop deh! (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR