Namun meraih posisi finish 7 di MotoGP Aragon (30/9) kemarin, bukan perkara mudah. Pembalap asal Ulsterman itu, juga harus bekerja keras sepanjang balapan berlangsung. Terkhusus pada tombol kontrol traksi, setting torsi dan deselerasi dari mesin. Ia harus mempelajar segala hal tentang itu saat balapan berlangsung.
“Rasanya sangat menyenangkan, karena target saya pribadi terpenuhi. Yaitu mereduksi selisih waktu finish dengan pemenang balapan. Tapi ini bukan balapan yang mudah, sebab saya harus bermain dengan tombol kontrol traksi yang terdapat pada motor. Juga setting torsi dan deselerasi mesin. Saya mencoba semuanya dan melihat manfaatnya saat balapan berlangsung,” ujar Rea.
Kendati cukup bingung dengan motor prototipe kepunyaan Casey Stoner itu, namun Rea sangat bangga mendapatkan kesempatan sebagai pembalap pengganti di motor sang juara dunia MotoGP 2011. Bisa jadi ini adalah seri terakhir ia menjadi pembalap pengganti, sebab Stoner dikabarkan bakal kembali berlaga di MotoGP Jepang (14/10) mendatang.
Tapi jika Stoner masih merasa belum siap, maka Rea masih akan didaulat untuk mengendarai motor sang juara dunia MotoGP 2011 itu. (otosport.co.id)
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR