Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Protipe MotoGP vs CRT, Mulai Berevolusi

billy - Minggu, 12 Agustus 2012 | 09:10 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

Konsep kompromi Claiming Rule Team (CRT) agar slot grid start MotoGP tak terus melorot menjadi solusi cepat dari Dorna untuk musim kompetisi 2012. Lumayan karena di 2012 ada 21 pembalap di daftar peserta MotoGP, dibanding tahun lalu yang minim hanya diisi 16 nama.

Konsep CRT yang memungkinkan peserta memakai mesin kategori Superbike 1.000 cc jadi solusi murah karena tersedia di pasaran, selanjutnya tinggal bikin sasis dan suspensi custom spek balap, pasang fairing dan setting maka bisa balap level dunia.

Tapi jadi kendala karena di sirkuit, motor asli MotoGP (factory prototipes) dari 3 pabrikan dengan gampang meninggalkan motor CRT. Di seri pembuka Qatar, Colin Edwards (NGM Mobile Forward Racing) yang memakai sasis Suter dengan mesin BMW S1000RR masuk finish urutan 12 dengan gap 58,088 detik dari Jorge Lorenzo yang finish pertama dengan Yamaha YZF M1.

Buat awam bisa bilang peserta CRT hanya ikut untuk jadi obyek penderita karena susahnya menembus 10 besar. Tapi buat Carmelo Ezpelata, terobosan CRT jadi penting buat masa depan MotoGP. “Tak terlihat terlalu buruk karena kini CRT terpaut 3,6 detik per lapnya, tapi biaya ikut CRT sangat terjangkau,” yakin CEO Dorna ini.

Biaya murah untuk ikut MotoGP memang memikat peserta CRT, bocorannya harga 1 motor milik Gresini FTR Honda CRT hanya 1% dari budget tim Repsol Honda. Tapi yang utama justru kebebasan membangun motor MotoGP seperti era GP500 jadi kunci agar MotoGP tetap meriah.

Motor prototipe MotoGP memang kencang dan mahal, tapi buat tim satelit maka status motor tersebut hanyalah leasing. Ya, sewa pakai karena pabrikan (Ducati, Yamaha dan Honda) hanya ‘meminjamkan’ motor dengan bagian mesin dan sistem komputer tak boleh disentuh oleh mekanik tim satelit.


Alhasil tim satelit hanya bisa setting suspensi dan bongkar pasang fairing. Konsep ini jauh berbeda dengan tim CRT yang merdeka untuk oprek motornya hingga batas maksimal. Mengacu ke Peter Clifford dari tim WCM yang menjadi ‘bapak’ CRT karena di 2003 sudah membuat konsep motor gabungan dengan sasis buatan Harris UK dan mesin Yamaha R1 yang dimodifikasi berat, tapi sayangnya saat itu ditolak ikut MotoGP karena dianggap masih motor produksi massal.

Kini Dorna menelan sendiri ludahnya karena konsep Peter yang visioner diterapkan dengan CRT. “Saat itu kami membuat semua komponen internal sendiri, termasuk kruk as, gigi rasio sampai kopling kering, bahkan bore x stroke pun beda dengan R1,” kata Peter.

Kebebasan ini yang memungkinkan kreasi tim CRT yang ‘bebas’ selama tak ada campur tangan pabrikan langsung. Apalagi kini mesin Superbike modern seperti Aprilia RSV4, BMW S1000RR dan Kawasaki ZX1000 punya tenaga menjanjikan di atas 180 dk dalam kondisi standar.

Apalagi setelah dimodifikasi dengan memasang cam gear, mengganti sistem pneumatik sebagai ganti per klep konvensional dan memakai sistem elektronik terpadu. Hasil akhirnya tenaga di kisaran 220 dk dengan gampang diraih.

Dalam perjalannya memang tak gampang untuk tim CRT untuk jadi ‘kompetitif’ di 2012 karena masalah daya tahan mesin, geometri sasis hingga sistem kontrol traksi jadi permasalahan. Suatu ubahan membutuhkan waktu untuk padu, proses mix and match yang kerap kali melelahkan.
Ini disadari oleh Dorna dengan membuat aturan main yang lebih longgar dengan bensin 24 liter dan 12 mesin setahun, dibandingkan motor asli MotoGP dengan 21 liter dan 6 mesin. Alhasil Dorna punya rencana untuk membuat ECU khusus dari Magneti Marelli buat tim CRT dan melakukan pembatasan putaran mesin untuk 2014 agar gap dengan motor prototipe tak kelewat jauh.

Tapi setidaknya konsep CRT yang awalnya dicela mulai membuahkan hasil apalagi secara resmi Honda pun akan membuat RC213V versi produksi terbatas. “Ini bukan motor CRT, ini production racer sebagai replika dari RC212V tanpa sistem seamless clutch, saat ini kami sedang mempertimbangkan apakah memakai klep pneumatik atau konvensional,” kata Shuhei Nakamoto, bos HRC.

Kebebasan ala CRT dipadukan dengan motor balap produksi terbatas ini akan menjadi masa depan MotoGP seperti era 90’an dengan banyaknya tim kecil yang ikut di GP125 dan GP250 karena unit motor seperti Honda RS125 dan RS250, Yamaha TZ125 dan TZ250, Suzuki RGV250 hingga Aprilia RSW125 atau RSW250 bisa dipesan untuk kebutuhan tim.

Memang pabrikan menurunkan timnya sendiri yang kerap lebih kencang karena punya racing kit tapi setidaknya merdeka berkreasi buat insinyur dan mekanik tim privateer jadi poin tersendiri untuk membangun motor balap. Sekaligus membuka kebekuan soal pilihan motor yang terjadi sejak era MotoGP dimulai di 2002 hingga 2011, tahun 2012 dimulai babak baru CRT yang memberi kebebasan tim untuk berkreasi tanpa dikontrol oleh pabrikan!.  (otosport.co.id)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa