Bahkan Presiden FIA (federasi balap mobil dunia) Jean Todt belum melihat tanda-tanda keamanan setelah melakukan penyidikan ulang melalui berbagai kanal media. Kondisi ini membuat Todt dan jajaran kekuasaannya di FIA, meminta untuk memonitor secara langsung perkembangan kondisi di negara tersebut. Pasalnya pria asal Prancis itu tidak ingin mengorbankan nama besar F1 yang tidak peduli dengan kasus kemanusiaan.
“Jika nantinya kami melihat bahwa kondisi di negara tersebut beresiko besar bagi penyelenggaraan F1, makan kami akan langsung membatalkan F1 Bahrain. Apalagi hingga saat ini masih banyak kabar yang terdengar tentang kondisi Bahrain yang masih jauh dari potret amannya kondisi sebuah negara,” papar Todt.
Alex Wilks sebagai Campaign Director FIA menjelaskan kepada BBC, bahwa kehidupan di Bahrain yang sudah normal kembali sangat jauh dari kebenaran. “Pekan lalu, polisi masih melepaskan banyak peluru karet, bos gas air mata, dan bahkan membunuh orang-orang yang tidak berdosa. Bahkan hari Senin kemarin, 47 orang tim medis dipanggil ke kerajaan untuk memperkuat basis tim medis kerajaan,” jelas Wilks.
Bahkan 450 ribu petisi yang dikumpulkan oleh organisasi internasional Avaaz, meminta kepada tim Red Bull untuk memboikot F1 Bahrain karena kondisinya yang memang tidak memungkinkan. Jika memang kekacauan masih terjadi di Bahrain, ada baiknya memang F1 Bahrain dibatalkan saja musim ini. (otosport.co.id)
Editor | : | billy |
KOMENTAR