Jakarta - Meski sudah banyak memunculkan beragam mobil listrik, namun masih banyak pihak yang meragukan apakah mobil listrik garapan nasional ini mampu bersaing di pasaran ketika sudah berbicara skala industri.
Apalagi, industri mewajibkan volume sebagai syarat sehat atau tidaknya industri tersebut berjalan. Sehingga, mobil listrik nasional akan kesulitan ketika berbicara soal volume.
"Memang kalau secara volume, idealnya minimal 10 ribu unit, baru industri mobil listrik ini bisa bersaing. Karenanya, kita tidak mengincar pasar yang besar seperti MPV," ujar Dasep Ahmadi, pembuat mobil listrik Ahmadi yang mengusung jenis citycar.
Itulah kenapa Dasep membuat mobil listrik berjenis citycar, karena memang dikhususkan untuk jarak pendek dan bermain dipasar yang tidak sebesar segmen MPV.
"Padahal, awalanya saya ingin membuat mobil listrik seperti Kijang, tapi itu pasarnya besar, kita tidak akan kuat meladeni" ujarnya.
Akan tetapi, Dasep optimis, kalau digarap dengan serius, mobil listrik akan sangat-sangat potensial. Ia pun berharap, tahun depan mobil listrik di Indonesia bisa mencuri pangsa pasar sebesar 1 persen saja dari keseluruhan total penjualan mobil nasional.
"Kita berharap bisa mengambil 1 persen pangsa pasar tahun depan, yang kalau prediksinya sekitar 1 juta unit, maka 10 ribu unit saja mobil listrik sudah cukup baik. Kita lebih sebagai pemanis pasar," ujar Dasep.
Memang untuk bersaing di pasaran dirasa Dasep masih cukup berat, terutama dari aspek ekonomi, meski Dasep percaya diri, kalau dari segi teknologi dan kualitas, mobil listrik buatannya berani bersaing dengan merek-merek global sekalipun. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR