Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Evaluasi Transjakarta, Setelah 7 tahun Tender Kurang Bagus

billy - Senin, 16 Mei 2011 | 12:04 WIB
No caption
No credit
No caption


 Kondisi halte busway semakin tidak nyaman
JAKARTA - Darmaningtyas, wakil ketua masyarakat transportasi Jakarta melihat kendala utama busway pada keterlambatan pasokan bahan bakar gas.

Operasionalnya tidak optimal sehingga antar busway tenggatnya terlalu lama. "Bagaimana tidak lama kalau untuk antre mengisi BBG aja setiap bus memakan waktu 2 jam. Tapi, ini kewenangan Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian ESDM," ujar Darmaningtyas.

Tyas, begitu ia di sapa, juga melihat sistem ticketing yang manual juga dinilai kurang tepat. Sebab memungkinkan ketidakakuratan jumlah penumpang pada setiap harinya. Mestinya pakai sistem tiket elektronik yang selain mempermudah juga akurasi data.

"Juga mestinya dibuat keleluasaan khusus untuk busway di persimpangan atau lampu merah. Maksudnya, busway mesti boleh jalan terus," lanjutnya.

Drs Nurwati Ch. A. Harahap, S.Psi, direktur utama PU PPD melihat banyak perencanaan yang kurang memikirkan jangka panjang . Misalnya, dengan sistem tender untuk operator setiap koridor yang terlalu rendah.

"Kami melihat nominalnya terlalu rendah, sehingga boro-boro bicara profit. Untuk BEP saja susah. Dengan sistem ini yang dirugikan nantinya juga konsumen. Karena operator bus pasti menekan cost dengan perawatan mobil yang seadanya," kata Nurwati.

Di samping itu juga pengadaan bus gandeng yang menggunakan produksi dalam negeri. Kenyataannya, belum lama dipakai sudah rusak dan tidak bisa dipakai lagi. Kalau pun mau memakai bus gandeng dengan alasan menambah daya muat , kenapa tidak sekalian produk yang sudah terbukti seperti Mercedes Benz atau produksi Jepang.

"Maka itu tender pengadaan bus gandeng yang saat ini dilakukan untuk peremajaan di koridor 1 dan 2, sebaiknya dipikirkan tidak menggunakan produk lokal," lanjutnya yang mengusulkan bus tingkat 1 ¾ lebih cocok.

Menanggapi  berbagai keluhan dan komplain itu,  M Akbar, MSc direktur Transjakarta mengakui memang masih ada beberapa kekurangan. Namun pihaknya terus melakukan penyempurnaan.

"Ada persoalan soal keterbatasan pasokan BBG. Lalu, halte kurang nyaman. Untuk halte kami telah memasang kipas angin besar di halte Dukuh yang juga mencuatkan air. Ke depan, kami akan memasangnya di semua halte. Soal keterlambatan jadwal busway, masalahnya lumayan kompleks. Salah satunya jalur busway masih belum steril dari kendaraan pribadi," kata Akbar.

Udar Pristono, Kepala Dinas Perhubungan Pemda DKI Jaya menyebut bahwa tingkat orang yang menggunakan busway meningkat terus. "Ini tentu menggembirakan. Apalagi sejak kita buka trayek malam hari di koridor 1 dan 9. Tapi kalau masih ada kekurangan, itu memang banyak kendala di lapangan. Namun kami akan terus memperbaikinya," ujar Pristono.

Karena itu, usulan agar busway dibubarkan saja dan dikembalikan kepada bis regular biasa, Pristono tidak setuju. Berarti itu langkah mundur. "Memang masih ada kekurangan. Itulah menjadi tugas kita bersama untuk menyempurnakan. Saya harus mengakui, layanan busway saat ini baru mencapai 70 persen dari tingkat kepuasaan masyarakat," lanjut pria kalem ini.  (mobil.otomotifnet.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa