OTOMOTIFNET - Perjalanan yang bagi banyak orang bisa jadi terdengar bodoh atau nekat, ternyata menyimpan petualangan, tantangan sekaligus kenikmatan tak terduga bagi Cesha Darmodihardjo dan Simon Cannizzo.
Keduanya melakukan perjalanan dari Milan, Italia menuju Sydney, Australia dengan sebuah Fiat 500 tahun 1997. “We like stupid idea...,” kata Chesa sambil tertawa, saat ditemui OTOMOTIF di sela transitnya di Jakarta.
Asia, tantangannya paling rumit. Dari kondisi jalan sampai gejolak politik. Terpaksa mobil dikirim dengan kargo karena Myanmar tidak boleh dimasuki pendatang. Walaupun bumper harus dipereteli agar ukuran memenuhi syarat, tapi lebih murah daripada melalui Tibet dengan paket tour senilai ribuan dollar AS
Selama 6 bulan Cesha dan Simon menempuh jarak 22 ribuan kilometer, dengan mobil 900 cc di jalan yang kondisinya bervariasi. Dari jalan tol mulus sepanjang Italia dan Ukraina, melintasi ‘atap dunia’ setinggi 4.000 meter di Karakoram Highway antara Pakistan dan Cina, sampai jalan-jalan kampung antara Laos, Malaysia dan Indonesia.
“Kita seneng banget Fiat. Tadinya mau pakai Fiat tua, tapi harganya mahal. Terus nemu Fiat 500 ini, dijual 300 Euro. Enggak tua, tapi kondisi mesinnya bagus. Mobil ini tahan banting sekali,” bilang Cesha yang awal tahun ini menjelajahi Afrika dengan motor 50 cc bersama Simon.
Jakarta, my home sweet home. Sejenak beristirahat dan melepas rindu dengan keluarga di kampung halaman
Seperti apa perjalanannya? “Mesti siapin mental, tekad besar untuk benar-benar sampai finish. Kalau enggak, bisa menyerah di tengah jalan, karena tantangannya banyak sekali. Ini perjalanan dan pengalaman yang luar biasa,” kata lulusan sekolah fashion di Milan ini dengan ekspresi puas.
Editor | : | billy |
KOMENTAR