Stoner adalah pembalap yang mampu mengeksplorasi lebih baik kekuatan maksimal motor, sementara Dani Pedrosa adalah tipe pembalap yang tidak terlalu memaksakan performa motor. Tapi disaat Pedrosa mendapat ritme bagus, maka ia akan meraih kemenangan dengan cukup mudah.
“Saya tidak bisa mengatakan banyak hal tentang perbedaan saya dengan Stoner, tapi yang paling dominan adalah memaksa performa terbaik motor. Stoner lebih agresif memainkan gas untuk mengontrol arah motor dari pada yang saya lakukan,” papar Pedrosa.
“Saya bisa melihat data Casey Stoner, Andrea Dovizioso dan juga Marco Simoncelli. Dovi adalah pembalap yang sangat jago melakukan pengereman lebih dekat ke tikungan (late braking), sementara Simoncelli adalah pembalap yang memiliki kecepatan tinggi saat menikung. Jadi saya mempelajari sesuatu dari Stoner, Dovi dan Simoncelli,” lanjut Pedrosa.
Pedrosa juga menegaskan bahwa kesemua hal dari tiga pembalap yang disebutkannya, tidak mudah diaplikasikan. Kendati sekarang ia sudah lebih baik dan bisa memaksimalkan potensinya, namun untuk mengaplikasikan semua skill dalam 1 kali balapan, agak sulit. Peningkatan skill pun dirasakan cukup membantu. Makanya Pedrosa sekarang lebih pede saat duel dengan pembalap lainnya ketimbang saat baru menjajal MotoGP beberapa tahun lalu. (otosport.co.id)
Editor | : | billy |
KOMENTAR