Menurutnya, desain yang sama pada Esemka bisa saja terjadi karena mobil tujuh penumpang ini mengambil sebagian komponen yang sudah ada di pasaran. “Meski mirip tapi kami sama sekali tak niat untuk menjiplak dari mobil lain,” ujar Weni.
Ia menjelaskan salah satu alasan aplikasi komponen dari luar untuk efisiensi biaya. “Karena untuk membuat cetakannya terbilang mahal. Lagi pula mobil ini baru dalam tahap prototype, sebagai pembelajaran siswa SMK dan bukan produk massal,” timpalnya.
Tengok saja lampu depannya yang mirip Honda CR-V dan lampu belakang dari Isuzu Panther. Bahkan siluet bodi dan interiornya mirip dengan Force One di India dan Foday di China.
“Tapi sasis, mesin dan bodi kami kerjakan sendiri di Kiat Motor,” jelasnya sembari mengatakan jika pengerjaan komponen tersebut dapat dilihat di Kiat Motor, Klaten.
Asisten Haji Sukiyat, pemilik Kiat Motor Klaten ini sendiri menyatakan jika nanti jika mulai memasuki tahap produksi massal, desain Esemka akan berubah. “Untuk memasuki produksi massal, kami masih menunggu izin dari pemerintah dan investor yang siap mendanai proyek ini,” sebutnya.
Sementara saat dikaitkan dengan gugatan hak kekayaan intelektual (HAKI) mengenai tampilannya yang mirip, Weni menyatakan jika mobil ini masih prototype. “Ini merupakan hasil pembelajaran dan tidak dijual massal,“ tutupnya. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR