Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Hasri Ainun Habibie: Ibu Mandiri, Sporty dan Doyan Ngebut

Editor - Selasa, 8 Juni 2010 | 10:16 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

OTOMOTIFNET - Setelah 2 bulan berjuang melawan penyakit, Hasri Ainun Habibie akhirnya menyerah. Wanita yang selama 48 tahun setia mendampingi mantan presiden ke-3 RI, BJ Habibie tersebut menghembuskan nafas terakhirnya di Muenchen, Jerman. Meski hari-hari terakhirnya dihabiskan dalam perawatan rumah sakit, Ainun dikenang orang-orang terdekatnya sebagai sosok yang mandiri, penuh semangat hidup dan disiplin. Terlebih saat berada di balik kemudi sport coupe-nya.

R4 & SL500
Di mata Thareq Habibie, Ainun adalah ibu yang mendekati sempurna. Ainun memberi kesan sangat menyenangkan bagi putra kedua presiden RI tersebut. Walau masih dalam suasana duka usai tahlilan, Thareq membagi kenangan tentang ibunya dengan tawa, “Aduh, itu pertanyaan yang gampang tapi sulit dijawab. Kesan saya tentang ibu, sangat menyenangkan.”

Di Indonesia, Ainun lebih dikenal sebagai ibu menteri atau ibu negara yang selalu diantar sopir dinas. Tapi di sebagian besar hidupnya bersama keluarga di Jerman, Ainun sangat menikmati aktivitas mengemudi. Pilihannya pun sangat sporty dan berkelas, Mercedes-Benz SL500.

“Ibu sangat menikmati driving. Di Jerman, ibu pakai SL500, selalu pakai itu. Ada Ford Ka, punya ibu di Jerman, tapi enggak pernah dipakai. Selalu pakai yang SL, ibu menikmati sekali yang SL. Tapi pada dasarnya ibu enggak milih. Ibu bener-bener melihat mobil sebagai alat transportasi,” cerita Thareq.

No caption
No credit
No caption

Renault R4. Kendaraan pertama Ainun di Jerman, Enggak fancy, tapi menyimpan kenangan tak terlupakan
No caption
No credit
No caption

Ford KA. Kendaraan keluarga Habibie. satu di Jerman, 2 di Jakarta

Mercedes-Benz SL500. Pilihan favorit, dipakai sehari-hari untuk ngebut dijalanan Jerman

Selama 23 tahun tinggal di Jerman, Thareq dibesarkan dan dididik ibunya dengan dengan prinsip kemandirian. “Kita dibesarkan sama ibu, di sana harus mandiri. Ya memang ibu nyetir sendiri. Ibu nyetirnya, kalau di jalan tol kenceng, tapi aman. Kalau bapak nyetir, hehehe, tahu kan orang ilmiah,” katanya sambil tertawa.

Sang ayah memang mencintai dan memperlakukan mobil sebagai benda koleksi. Meski begitu bagi Thareq, ibu adalah sosok yang terbaik, yang memberi rasa aman, bahkan saat berlari kencang di Autobahn (jalan tol,red). Jauh lebih baik dari ayahnya.

“Ibu kalau nyetir lempeng, liat depan. Kalau bapak, sambil nyetir liat samping. Jadi saya kalau sama bapak, suka ngeri, udah sampai belum? Ibu jauh lebih aman dari bapak. Bapak enggak punya feeling, kalau ibu punya,” kenangnya.

Ainun tinggal dan mendampingi Habibie di Jerman sejak masa kuliah. Habibie merupakan pencinta Mercy, tapi kendaraan pertama Ainun di Jerman bukanlah mobil yang berkesan fancy, Renault R4. Meski begitu Thareq tak akan pernah melupakan sedan Prancis sang ibu tersebut.

“Kalau lihat baik-baik, ada luka panjang kan. Ini karena ibu tabrakan dengan mobil Renault R4 itu,” kata Thareq sambil menunjuk dagu kiri bawahnya. “Saya terlempar keluar. Kita jalan, ditabrak dari samping. Yang nyetir ibu, saya umur sekitar 6-7 tahun. Parah kecelakaannya, ibu pingsan. Tapi guru piano yang menumpang selamat, kakak dan bapak juga enggak papa,” lanjutnya.

SHOLAT DI MOBIL
Selain keluarga, salah satu orang terdekat yang banyak mendampingi Ainun adalah Ajirun Oper, sopir kepresidenan. “Kalau bersama bapak, ibu selalu pakai Mercy S600. Tapi ibu itu senangnya mobil sport. Kalau pergi berdua saja dengan bapak, ibu yang nyetir. Karena ibu sangat paham aturan dan jalan di Jerman. Beliau banyak mengajari saya bagaimana cara mengemudi di Jerman,” kata sopir kenegaraan yang bertugas sejak masa wakil presiden Sudharmono ini.

Dalam sebuah perjalanan dari Muenchen ke Swiss, Oper pernah mengawal Ainun yang berlari kencang di Autobahn. “Beliau nyetir dengan bapak di sampingnya. Wah, waktu itu bisa sampai 200-an km/jam,” bilang pensiunan Paspampres berdarah Ambon ini.

Tapi walaupun senang berlari kencang, Ainun adalah sosok yang disiplin. Tidak hanya soal peraturan lalu lintas, tapi juga dalam ibadah. Ritual yang tidak pernah terlewatkan, bahkan saat berada dalam mobil adalah sholat. “Di dalam mobil, kalau sudah waktunya, mereka sholat. Kalau lagi di jalan, ya mereka tayammum. Sholat 5 waktunya enggak pernah putus, di mana aja,” ungkap Oper.

Penulis/Foto: Octa, Nawita 

Editor : Editor

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa