|
OTOMOTIFNET - Drifting kian marak mewarnai jagat motorsport Tanah Air. Tahun ini total event yang digelar mencapai 10 seri oleh dua penyelenggara. Euforianya bisa dibilang bergerak cepat, sampai akhirnya kejuaraannya benar-benar terselenggara. Bahkan, kabarnya di semester dua 2010, ada seri internasional yang akan mampir, yaitu Formula Drift.
Tak heran cabang olahraga bermotor yang terbilang baru ini mampu menyihir para penikmatnya berpartisipasi. Namun apa daya, drifting yang sejatinya jamak dilakukan mobil-mobil spek rear wheel drive (RWD) ini membuat minder sebagian besar pemula yang ingin peran serta. Penyebabnya keterbatasan mobil dan biaya modif.
Padahal, khusus buat pemula, ngedrift itu tak meski pakai mobil RWD. Dapat dilakukan dengan mobil penggerak roda depan (FWD/front wheel drive). Selain banyak pilihan, biaya modif tak terlalu tinggi, tekniknya pun gak sulit.
SUPPORT
Tak dipungkiri, jumlah mobil yang beredar di Indonesia dalam 10 tahun terakhir kebanyakan mobil-mobil FWD. Contoh Toyota Yaris, Suzuki Swift, Daihatsu Sirion, Honda Jazz, Mazda2, Proton Neo, Chevrolet Aveo, Hyundai i20, Kia Pride dan lain sebagainya. Belum sedannya.
Sedang untuk mobil RWD, harganya masih ‘selangit’ karena masih diimpor utuh (CBU) dan populasinya terbatas. Kalau pun ada, sedan-sedan baru RWD yang dijual di umumnya tergolong kelas premium. Contoh Mercedes-Benz, BMW, Audi, Volvo, Lexus dan Toyota dengan Crown-nya.
Makanya kendaraan FWD yang banyak dipasarkan di Indonesia itu berpotensi besar. Terutama menggiring jumlah peserta. Contoh slalom yang setahun belakangan jadi meriah setelah pabrikan mobil (ATPM) terjun ke arena slalom. Baik menyeponsori pembalap, tim sampai buat event sendiri macam one make race slalom.
Edi Darmawan, GM marketing 4W brand II PT Suzuki Indomobil Sales, ATPM Suzuki mengungkapkan “Bukan gak mungkin ATPM akan support. Jika target market dan minatnya sesuai produk, peluang dukungan tetap terbuka,” tegasnya.
Namun, kata pria yang membawahi Suzuki Swift ini, setiap peluang akan masuk tahap riset terlebih dahulu. Tidak serta merta membuat suatu tim balap khusus, tapi lebih bersifat dukungan ad-hoc sesuai kebijakan prinsipal.
Pun begitu kata Elvina Afny, head domestic marketing division PT Astra Daihatsu Motor (ADM), ATPM mobil Daihatsu. Menurutnya, tak tertutup kemungkinan ADM (Daihatsu) ‘terjun’ ke arena drifting setelah slalom dengan Sirion-nya.
Namun, katanya, harus dipelajari lebih dulu event drifting ini. Terutama apakah drifting itu sesuai safety driving yang sedang digalakkan Daihatsu. “Kalau slalom kan ada safety driving-nya. Nah, saya belum paham betul apakah drifting itu ada unsur itunya,” bilang Afny.
Penulis/Foto: Pj, Toncil, Anto
Editor | : | Editor |
KOMENTAR