Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Bahaya Tidur Mendengkur Bagi Keselamatan Berkendara

Editor - Rabu, 6 Januari 2010 | 07:16 WIB
No caption
No credit
No caption

OTOMOTIFNET - Kita mungkin sering mendengar dari sekian ribu atau jutaan kecelakaan lalu lintas yang terjadi di dunia setiap tahunnya, sebagian besar disebabkan oleh kantuk.

Terdengar sepele memang soal ngantuk ini, tapi efeknya sangat fatal karena bisa mengakibatkan kematian. Namun begitu masih ada penyebab lain yang juga fatal, yakni tidur mendengkur atau ngorok. Nah lo, apa hubungannya? Bukannya mendengkur itu biasa?

SLEEP APNEA

Mendengkur atau ngorok kerap disosiasikan tidur yang amat lelap, yang umumnya diakibatkan oleh kelelahan. Ternyata, di balik dengkuran tersebut mengancam bahaya yang cukup banyak.

"Orang yang tidurnya sering mendengkur, cenderung mengalami henti napas akibat penyempitan saluran napas. Istilah medisnya obstructive sleep apnea (OSA)," bilang dr. Andreas A. Prasadja, dokter spesialis gangguan tidur RS Mitra Kemayoran, Jakpus.

Masih kata pria yang menekuni ilmu sleep technologist di Sydney University, Australia ini, mendengkur adalah salah satu gejala utama yang mudah dikenali pada penderita OSA.

"Sleep apnea adalah sebuah gangguan tidur yang ditandai dengan tidur mendengkur dan rasa kantuk berlebih (hipersomnia). Penderita sleep apnea (SA) mengalami penyempitan saluran napas sehingga nafasnya terhenti berulang kali sepanjang malam," terangnya.

Karena sesak dan tidak dapat suplai oksigen akibat terhenti itu, lanjut pria kelahiran 16 Mei 1975 ini, otak penderita akan terbangun-bangun tanpa terjaga. Akibatnya, kualitas tidur si penderita jadi berkurang.

"Meskipun lama tidurnya cukup (ideal 8 jam/hari), orang akan sering merasa ngantuk tanpa mengetahui penyebabnya. Sehingga mengakibatkan konsentrasi menurun, kemampuan reflek berkurang, cepat kelelahan dan sebagainya," jelas Andreas.

Ia lantas memamparkan mengenai sebuah penelitian yang dilakukan sekelompok peneliti dari Australia yang diterbitkan pada The Annals of Internal Medicine. Penelitian itu menunjukkan adanya bahaya bagi penderita OSA yang mengendarai kendaraan bermotor.

Kelompok peneliti tersebut menyatakan bahwa penderita SA yang tak dirawat, lebih rentan terhadap alkohol dan kekurangan tidur dibanding orang sehat yang tidak mendengkur. Sehingga memiliki resiko tinggi mengalami kecelakaan lalu lintas.

"Efek ngantuk yang disebabkan SA ini jangan dianggap remeh. Sebuah laporan di Amerika menyatakan angka kematian hingga 1.400 pertahunnya akibat kecelakaan lalu lintas, berkaitan dengan penderita SA. Sedangkan di Inggris disebutkan bahwa penderita OSA, mengalami kecelakaan lalu lintas 2 sampai 7 kali lebih sering dibanding orang yang tidak menderita OSA," ucap suami dari Krisnanti Madona Gunadi.

Makanya di negara-negara maju, kesehatan tidur dan keselamatan mengendara amat diperhatikan. "Inggris misalnya, semua pengendara yang diketahui mendengkur harus melaporkan dirinya pada Driver & Vehicle Licensing Agency (DVLA). Menurut peraturan di sana, jika seorang pengemudi terdiagnosa atau terduga menderita SA, ia tak diperbolehkan mengendara sampai gejala kantuknya berkurang dan telah dikonfirmasi oleh tenaga medis," tukas Andreas.

Disamping berisiko terhadap keselamatan berkendara, lanjut pengarang buku berjudul AYO BANGUN yang isinya mengenai permasalahan tidur serta cara mengatasinya ini, SA juga dapat menyebabkan penyakit berat lainnya. "Seperti hipertensi, gangguan jantung, kerusakan otak, depresi, obesitas, diabetes dan stroke yang kesemuanya dapat meningkatkan resiko kematian," bilangnya.

Bila memang SA yang dialami sudah terlalu parah, dianjurkan pergi ke dokter. Karena penyakit OSA ini bisa disembuhkan, yakni menjalani terapi dengan alat bernama CPAP (Contiunuous Positive Airway Pressure).

Menurut ayah 1 anak ini, penyebab mendengkur yang berakibat timbulnya SA bisa dikarenakan beberapa hal. "Bisa karena faktor keturunan, usia, sering merokok atau minun-minuman keras yang menyebabkan peradangan di tenggorokan dan masih banyak lagi," tutup dokter muda ini

TIPS TIDUR BERKUALITAS

1. Cukup tidur sekurang-kurangnya 8 jam sehari.
2. Hindari mengkonsumsi minuman atau makanan berkafein 9 jam sebelum tidur.
3. Stop berolahraga 3 jam sebelum tidur.
4. Satu jam sebelum tidur, tinggalkan semua perkejaan dan biasakan mengistirahakan pikiran dan tubuh dengan kegiatan yang menyenangkan dan sifatnya santai.
4. Hindari kegiatan yang bisa menyebabkan kita excited.
5. Jika sudah benar-benar ngantuk, baru deh naik ke tempat tidur. Jangan melakukan kegiatan apa pun selain tidur. Misalnya sambil nonton TV atau membaca. Kecuali seks!

Penulis/Foto: DiC / Dede

Editor : Editor

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa