Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Ragam Desain Pelek Mobil 90s, Eksis Pakai Pelek Legendaris

billy - Jumat, 25 Februari 2011 | 12:18 WIB
No caption
No credit
No caption

Jakarta - Desain pelek mengikuti trend desain dan model mobil. Tahun 1990an bisa dibilang merupakan masa peralihan. Dari mobil tahun 1980an yang garis desainnya cenderung kaku dan banyak kotak, ke masa 2000.

“Jadi tidak lagi terlalu kaku, mulai ada lengkung yang smooth. Demikian pula model dan desain peleknya, ikut berubah mengikuti desain mobil,” jelas Wibowo Santoso dari Permaisuri Ban.

Selain desain, ciri lain yang membedakan pelek 1990an dengan pelek sekarang adalah berat. Yang ini karena material dan teknologi produksinya. “Waktu itu pelek masih berat, karena dibikin dengan besi cor. Sekarang teknologinya sudah berkembang ditempa, jadi enteng,” kata Furanis dari FRC Motorsport.

Beberapa merek melakukan reproduksi, tapi dengan spesifikasi yang diperbarui. “Seperti Volk Racing. Pelek ini pakai model lama, tahun 90an. Tapi dibikin dengan teknologi dan material sekarang yang lebih canggih. Jadi model lama tapi enteng dan kuat,” lanjut Bowo.

Beberapa pelek 90an memang memiliki nilai yang istimewa. Karena sangat populer, mendobrak tren dan kebiasaan sampai karena luar biasa mahal. Apa sajakah itu?

No caption
No credit
No caption

 Antera. Pelek sejuta umat, pemakainya dari anak gaul sampai angkot (kiri) Momo Ferrari. Bisa gonta-ganti warna

ANTERA PALANG 3
Di awal tahun 1990an, Antera palang 3 bisa dibilang pelek sejuta umat. Bukan karena pasaran atau murahan, tapi karena sangat populer. “Ini legend-nya tahun 90an, sekitar tahun 1993. Dalam arti, pelek ini paling banyak dipakai orang,” bilang Bowo sapaan akrab Wibowo Santoso.

Pemakainya berasal dari semua kalangan. Dari anak gaul sampai angkot! “Kopiannya juga banyak sekali. Enggak hanya mobil, sampai angkot-angkot aja waktu itu banyak sekali yang pakai Antera palang 3,” lanjut spesialis pelek dan modifikator yang telah berpraktek sejak awal 1990an tersebut.

“Saya waktu itu masih sekolah di Jakarta. Pakai Mitsubishi Eterna, pelek Antera palang 3 ring 16 inci. Kalau sudah pakai itu, rasanya sudah keren banget deh,” kata Richard Salim, dari JDM Motorsport, toko pelek dan aksesori di Palembang, Sumsel. 

Antera palang tiga berdiameter 17 inci, harganya berkisar Rp 2-3 juta. Versi kopiannya lebih murah, Rp 1 jutaan. “Kalau yang dipakai angkot-angkot itu paling yang ratusan ribu,” bilang Bowo. 

LINEA
Pelek ini populer di sekitar tahun 1998 dan jadi pendobrak kebiasaan. Gara-gara Linea, pemilik mobil Eropa yang biasanya fanatik dengan pelek Eropa, mulai melirik barang Jepang.

“Waktu itu orang enggak mau pakai, enggak lazim kalau mobil Eropa tapi peleknya Jepang. Kita bikin trend baru, masukkin pelek Jepang tapi desainnya cocok, masuk juga buat mobil Eropa,” jelas Bowo.

Sejak itu, tren baru melanda tanah air. “Ini adalah masa awalnya mobil Eropa pakai pelek Jepang. Sebenarnya sebelumnya sudah ada yang pakai pelek Jepang, tapi tidak sepopuler Linea ini. Yang benar-benar sampai ngetop, pelek Jepang ke mobil Eropa ya pelek ini,” lanjut pemilik toko pelek dan bengkel modifikasi di Mahakam dan Tendean, Jaksel serta BSD ini.

Pelek Jepang yang pertama beredar dengan ukuran 18 inci tersebut memang pas untuk mobil Eropa. Seperti Mercedes-Benz C180 atau BMW seri 3 yang posturnya lebih bongsor dibanding kebanyakan mobil Jepang. Harganya terhitung tidak murah, tapi itu ternyata tidak menyurutkan peminatnya.

Waktu itu sekitar Rp 8-10 juta. Seminggu minimal saya jual pelek ini sampai 3 set. Yang pakai semua jenis mobil. Dari Galant, Cielo, sampai mobil-mobil Eropa. Kadang sampai harus inden,” kenang Furanis alias Fufu yang waktu itu bekerja di bengkel modifikasi CK Motorsport, Daan Mogot, Jakbar.


 Pelek-pelek impian made in Eropa, menjual prestise dan ekslusivitas

ALPINA, BRABUS, CARLSSON
Alpina, Brabus Monoblock III dan Carlsson 1/16. Pelek-pelek Eropa ini terhitung legendaris di masa 90an. Pemakainya memang tidak sebanyak Antera palang 3 atau Linea. Tapi nilainya enggak kalah tinggi.

“Pelek ini memang enggak banyak yang pakai. Tapi pada jaman itu, pelek-pelek ini adalah idaman banyak orang, impian banyak orang,” jelas Bowo.

Kenapa tidak banyak yang pakai? Karena memang tidak sembarang orang yang sanggup membelinya. Satu, harganya mahal. Dua, barang kopiannya enggak ada. Tiga, spesifikasinya luar biasa.

“Pada waktu itu, saat banyak orang umumnya masih pakai 17-18 inci, Alpina sudah keluarin pelek 20 inci,” kata pria berkacamata tersebut. 

Tidak hanya menawarkan aksesori dan penampilan, pelek-pelek Eropa ini menjual prestis dan ekslusivitas. “Brabus, itu barang bagus, tapi cuma bisa dipakai Mercy aja. Antera memang fenomenal, tapi semua mobil bisa pakai,” ujarnya lagi.

MOMO FERRARI & RACING SPARCO NT
Kedua pelek ini sangat populer di awal 1990an. Salah satu ciri khas Momo Ferrari adalah bagian tengahnya bisa diganti-ganti warnanya sesuai selera. Ada merah, kuning dan hitam.

“Dulu belinya mahal banget, 2 jutaan untuk ring 15 inci. Kebanyakan yang pakai BWM seri 3,” kata Fufu. “Kalau belum pakai Sparco NT, enggak gaya deh,” imbuh Bowo. (mobil.otomotifnet.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa