Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Ragam Transmisi Otomatis, Mulai Konvensional Sampai Dual Clutch

Editor - Jumat, 9 April 2010 | 06:38 WIB
Ragam Transmisi Otomatis, Mulai Konvensional Sampai Dual Clutch
Ragam Transmisi Otomatis, Mulai Konvensional Sampai Dual Clutch

OTOMOTIFNET - Apapun jenis transmisi di mobil, selama pengoperasiannya dilakukan dengan tuas berkode P, R, N, dan D, dikategorikan sebagai transmisi otomatis

Sejatinya transmisi otomatis diciptakan untuk kenyamanan penggunanya. Tidak peduli sistem yang digunakan di dalam gearbox.  Nah, hal ini sering kita telan mentah-mentah tanpa mengenali sistem transmisi yang dimiliki.

Dengan perkembangan teknologi yang terjadi, sistem di dalam transmisi otomatis pun berkembang pesat.

Tujuannya selain meningkatkan kenyamanan penggunanya, perangkat ini harus mampu meminimalkan kekurangannya berupa kehilangan tenaga akibat gejala selip yang lazim terjadi pada mekanisme di dalam transmisi matik.

Transmisi otomatis konvensional

Inilah transmisi otomatis yang sebenarnya. Transmisi ini menggunakan sistem hidraulis untuk meneruskan tenaga mesin ke roda. Jenis ini merupakan transmisi otomatis yang paling banyak digunakan hingga saat ini.

Oli menjadi media utama yang mengoperasikan transmisi, termasuk untuk meneruskan tenaga mesin ke girboks.

Untuk mengurangi hilangnya tenaga mesin yang disalurkan melalui sistem ini, digunakanlah pengendali elektronis berupa sensor, switch,  komputer, dan aktuator. Selain untuk meningkatkan kenyamanan pengendara, komputer juga berfungsi sebagai otak yang menterjemahkan keinginan dan gaya mengemudi.

Jika sebelumnya perpindahan diatur melalui tekanan pada accumulator piston  di body valve, sekarang digunakan katup elektronis yang disebut solenoid.

Katup tersebut diatur secara elektronis sehingga setiap perpindahan bisa lebih optimal. Selain itu desain gearbox  juga disempurnakan guna menghasilkan tekanan yang lebih kuat untuk meminimalkan loss power  yang terjadi.

Continous Variable Transmision

Tidak seperti transmisi otomatis tradisional, CVT biasa tidak memiliki roda gigi untuk menyalurkan tenaga.

Sebagai gantinya, transmisi ini menggunakan pita atau sabuk baja sebagai penerus tenaga mesin ke roda. Contohnya adalah transmisi di Honda Jazz dan City generasi pertama (i-DSI dan VTEC), Nissan All-New X-Trail (Xtronic).

Sabuk baja tersebut menghubungkan 2 puli yang bisa berubah diameternya. Di sinilah perbandingan transmisi bisa tercipta. Nilai perbandingan transmisi ini ditetapkan oleh komputer untuk menjadi simulasi gigi pada transmisi untuk mode manual.

Pada transmisi ini, oli berperan sebagai pelumas yang melindungi puli dan pita baja dari gesekan. Saat beroperasi dengan tuas di posisi D, tidak akan terjadi perpindahan gigi yang terasa kecuali pada mode manual.

Sementara ini kelemahan CVT adalah keterbatasan besarnya torsi dan tenaga yang bisa disalurkan karena konstruksinya. Namun kelemahan ini terus diperbaiki oleh produsen mobil.

Transmisi semi-otomatis

Dari cara kerjanya, transmisi jenis ini adalah transmisi manual, namun penggunanya setara dengan transmisi otomatis. Contohnya AMT Proton, dan 2Tronic Peugeot.

Kuncinya terletak pada servo perpindahan gigi yang diatur oleh komputer. Dibanding transmisi manual atau matik konvensional, perpindahan girboks semi-otomatis bisa berlangsung lebih cepat dan efisien.

Hal yang sering dilupakan saat mengoperasikan adalah saat pedal gas tidak ditekan, mobil yang menggunakan transmisi jenis ini tidak akan tertahan layaknya transmisi otomatis konvensional. Bahkan mobil cendrung mundur saat berada di jalan menanjak.

Dual clutch

Pada dasarnya dual clutch  adalah transmisi semi-otomatis yang mengandalkan 2 kopling yang selalu engage.  Biasanya dibedakan menurut tingkat gigi transmisi, ganjil (1, 3, 5, 7) dan genap (2, 4, 6).

Banyak nama yang diberikan terhadap teknologi ini, seperti DSG (Direct-Shift Gearbox), PDK (Porsche Doppelkupplung), Ferrari F1-type gearbox, dan lain-lain.

Tentu saja ini bukanlah transmisi hidraulis layaknya matik konvensional. Sistem kerjanya adalah transmisi manual dengan akuator elektris yang diatur oleh komputer.

Perpindahan gigi terjadi dalam waktu yang sangat cepat. Perbedaan yang paling mendasar, fungsi hidraulis pada transmisi ini bukan untuk menyalurkan tenaga, melainkan hanya sebagai pelumas seperti manual.

Mekanisme perpindahan gigi ini bisa berlangsung sangat cepat karena ketika transmisi sedang berada di salah satu tingkat percepatan, perbandingan gigi berikutnya sudah terhubung dan melalui sistem kopling terpisah.

Selain memiliki keuntungan dalam hal performa dan kecepatan, transmisi ini juga mampu menghasilkan konsumsi bbm yang jauh lebih efisien dibanding transmisi otomatis konvensional.


Penulis: Andy Tinggogoy
Foto: Heri Kuswanto

Editor : Editor

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa