Tidak dirasakannya entakan khas yang dimiliki oleh mesin bertransmisi otomatis konvensional
Transmisi otomatis dengan CVT, irit bahan bakar namun agak lelet saat berakselerasi
Secara kebetulan, OTOMOTIF melakukan sesi test drive menggunakan unit berkelir metallic pink. Tapi jangan berharap bakal punya Celerio dengan warna ini di Indonesia. Usut punya usut, ternyata kelir tersebut tidak dijadikan salah satu pilihan konsumen Tanah Air alias hanya untuk barang ekspor.
Kendaraan irit, kok MID hanya dipatok sampai angka 30 km/liter?
Tapi lainnya, sudah pasti enggak ada perubahan di sisi interior. Seperti jok biasa yang didesain mirip semi bucket terasa empuk saat diduduki dan lebih cocok untuk pengemudi bertubuh langsing.
Jok dengan desain mirip semi bucket, empuk jadi meredam suspensi yang terasa keras
Bagian head room, masih cocok untuk pengguna yang memiliki tinggi badan 178 cm. Dengan ukuran tinggi badan yang sama, dirasakan leg room enggak mengganggu saat duduk di kursi penumpang bagian belakang.
LELET DI AWAL
Di kelas city car, Celerio ini jadi satu-satunya yang menggunakan mesin bertransmisi otomatis dengan CVT. Jelas beda karakter, ketika mesin K10B berkapasitas 1.000 cc yang dipasang transmisi manual versus otomatis CVT.
Mau mode Sport tinggal pencet tombol di tuas otomatis, tapi 'ojo nesu' kalau jadi boros BBM. Desain sederhana tuas otomatis, tidak mencerminkan penggunaan transmisi dengan CVT
Dengan menggunakan transmisi manual, dirasakan performa putaran mesin bawahnya mengentak. Ini benar-benar cocok dengan kondisi jalanan di Tanah air yang saat ini mengharuskan mengemudi dengan gaya stop and go.
Leg room lega, bikin enggak canggung bawa penumpang
Mesin K10B yang menggunakan transmisi otomatis dengan CVT, memang terasa sedikit terlambat untuk berakselerasi. Itu dapat benar-benar dirasakan, ketika Celerio diajak berakselerasi secara tiba-tiba.
Warning nih, terutama saat kalau ingin menyalip kendaraan. Pastikan dari arah berlawanan dalam kondisi benar-benar aman. Enaknya, diajak menikung dengan kecepatan lebih dari 60 kpj, Celerio masih terasa anteng. Namun ketika berkendara di jalanan yang bumpy, baru terasa bantingannya suspensinya keras.
Jajal diukur dengan alat Racelogic, untuk mencapai kecepatan 0-60 kpj dibutuhkan waktu 6,7 detik. Bila dibandingkan dengan yang bertransmisi manual, maka hasil tersebut lebih lambat 1,6 detik (datanya 5,6 detik).
Butuh waktu 13,1 detik, jika mesin bertransmisi otomatis CVT ini diajak menempuh jarak 201 m. Hanya selisih 1,2 detik saja (11,9 detik), bila melirik ke pengetesan yang pernah dilakukan pada mesin M/T. • (otomotifnet.com)
CUKUP 23,7 KM/LITER
Lebih lelet saat diajak berakselerasi, bisa dipastikan itu juga mempengaruhi penggunaan bahan bakar. Dengan fitur MID yang sudah terdapat pada Celerio, saat kecepatan dipatok di angka 100 kpj hasil konsumsinya 23,7 km/liter.
Sayangnya MID dipatok hanya pada angka maksimum 30 km/liter. Sehingga saat dilakukan pengukuran pemakaian bahan bakar pada kecepatan 60 kpj, hanya angka itu yang bisa terbaca. Sempat juga dipasang pada mode sport, dengan memencet tombol yang ada di bagian bawah tuas.
Tanpa basa basi, di kecepatan 100 kpj putaran mesinnya melonjak dari kisaran 2.500 rpm jadi mendekati 3.000 rpm. Pemakaian bahan bakar langsung ngedrop di angka 20,3 km/liter.
APA ITU A/T DENGAN CVT?
Penggunaan transmisi otomatis dengan CVT, tentunya bukan tanpa keunggulan. Bahkan bisa dibilang dengan transmisi otomatis yang tanpa gigi tersebut, banyak keunggulan di sisi lain. Paling terasa bagi pengemudi pemula adalah enggak dirasakannya entakan khas yang dimiliki oleh mesin bertransmisi otomatis konvensional.
Puli pada CVT akan mengatur dengan sendirinya kebutuhan dari mesin. Banyak yang bilang bahwa Celerio sudah menggunakan sistem transmisi otomatis yang paling canggih di kelasnya. Namun sangat disayangkan, desain tuas otomatisnya enggak menyiratkan kecanggihan sistem CVT yang digunakan.
Tapi apa sebenarnya transmisi otomatis dengan CVT? Sistem transmisi otomatis ini menggunakan puli dan sabuk baja sebagai komponen utama pengggerak transmisi. Perubahan percepatan pada CVT, menyesuaikan dengan putaran mesin.
Itu yang membuat rasanya tanpa entakan saat berakselerasi. Tidak perlu putaran mesin tinggi untuk mendapatkan power maksimal. Dengan kenyataan tersebut, maka dipastikan bahwa penggunaan bahan bakarnya lebih irit dibandingkan dengan mesin bertransmisi otomatis bersistem konvensional.
Kelemahan penggunaan sistem CVT ini, akan teras saat diajak berakselerasi. Akan terasa lelet, saat pengemudi mengajak mesin bertransmisi otomatis dengan CVT berakselerasi.
INDIA PUNYA MESIN DIESEL
Di Tanah Air saat ini memang hanya tersedia yang berbahan bakar bensin. Namun kalau melongok ke India, Celerio ini ada yang menggunakan bahan bakar solar alias bermesin diesel. Spesifikasi mesin dari jenis ini adalah hanya pakai 2 silinder dan memiliki kapasitas mesin 793 cc serta sudah pakai turbo.
Power maksimum yang bisa dikeluarkan sebesar 47,6 dk/3.500 rpm, sementara angka torsinya 125 Nm/2.000 rpm. Ada 4 tipe, yakni LDi, VDi, ZDi dan ZDi (o) yang merupakan tipe tertinggi sudah menggunakan dual airbag. Sementara pada tipe LDi dan VDi enggak pakai airbag, untuk ZDi hanya ada dibagian pengemudi saja.
Tipe LDi dan VDi paling enak jadi bahan modifiaksi audio. Pasalnya pada 2 tiper tersendah itu, enggak ada audio sistem yang terpasang.
Testimoni
Respati Adhi
Saat jajal Celerio, pria berusia 30 tahun itu merasakan kurang nyamannya di bagian kemudi. “Enggak mau balik sendiri kalau habis berbelok. Feeling setir terhadap jalan raya juga terasa kurang,” jelasnya. Meski kesannya agak tinggi, namun jok dirasakan nyaman untuk pengemudi maupun di sisi penumpang depan juga belakang.
Ruang kabin yang luas dan kedap, jadi penilaian plus, . “Mobil kecil namun jadi enggak canggung kalau mau bawa penumpang di belakang,” terangnya. Suspensinya pas untuk kendaraan sekecil Celerio. Fitur pengaturan AC yang cukup lengkap juga dibilang sebagai kelebihan Celerio dibanding kendaraan LCGC lainnya.
Data Tes Akselerasi A/T M/T
0-60 kpj 6.7 detik
5.1 detik 40-80 kpj
5.3 detik 5.6 detik
0-100 kpj 14.6 detik 12.8 detik
0-201 m 13.1 detik 11.9 detik
0-402 m 20.1 detik 18.5 detik
Konsumsi
Dalam Kota: 1 : 15,2 km/liter
Konstan 100 kpj: 1 : 23,7 km/liter
Konstan 60 kpj: 1 : 30 km/liter
DATA SPESIFIKASI:
Mesin: K1OB, 3 in-line, 12 klep dengan MPI Kapasitas: 998 cc Diameter X Langkah: 73,0 x 79,5 mm Perbandingan Kompresi: 11.0:1 Tenaga Maksimum: 67 dk/6.000 rpm Torsi Maksimum: 90 Nm/3.500rpm Berat Kosong: 840 kg (CVT) Sistem Kemudi: MDPS (Motor Driven Power Steering) Suspensi Depan: MacPherson Strut coil spring Suspensi Belakang: Torsion beam with coil spring Rem Depan/Belakang: Cakram Berventilasi/Teromol Kapasitas Tangki: 35 liter PxLxT: 3.600 x 1.600 x 1.540 mm Jarak Poros Roda: 2.425 mm Jarak Terendah: 145 mm Radius Putar Minimum: 4,7 m Harga: Rp 154 juta
Pesaing
KIA Morning M/T
Mesin: Kappa 3 Silinder, 998 cc, DOHC dengan D-CVVT
Power Maksimum : 68 dk/6.200 rpm
Torsi Maksimum : 95 Nm/3.500 rpm
Konsumsi : 20 km/liter (konstan 100 kpj)
Harga : Rp 142,5 juta
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR