“Sebenarnya, sudah ada dari tahun 1989. Namun pada saat 1989, itu hanya pesanan khusus kalangan internal Suzuki saja. Publik umum hanya sedikit yang mengetahuinya. Pada tahun 1990 tepatnya bulan Februari, motor ini dikenal sebagai Suzuki RGR Sprinter. Bisa di lihat pada lampu belakangnya, modelnya sama persis dengan Suzuki tipe bebek bernama Sprinter,” jelas Robby Chow, Penasihat serta Pembina dari RGRC (RG Rider Community).
Alhasil Suzuki RGR pun, menyandang predikat Sport 2 Langkah 150 cc terboros dalam meminum bahan bakar. Dengan konsumsi bahan bakar satu liter bensin, hanya sanggup menempuh jarak 5-6 Kilometer saja,” tambah Robby.
SPARE PART LANGKA
“Saat ini cukup sulit untuk mendapatkan spare parts aslinya, kalaupun ada tentu harganya cukup mahal. Untungnya, saya masih bisa mendapatkan informasi seputar parts pengganti dari motor lain yang bisa diaplikasikan pada motor ini. Sehingga, tidak sulit mencarinya serta masih bisa didapatkan pada bengkel-bengkel umum,” jelas Feriyanto, penunggang Suzuki RGR Jumbo tahun 1996.
Nah versi yang paling banyak diburu adalah yang keluaran pertama, karena memiliki bodi yang masih ramping. Kalau tahun berikutnya, tampilan bodinya lebih besar.
Data yang didapatkan mengenai Suzuki RGR 150 cc ini, tahun 1989 merupakan prototipe. Dan edar resmi di pasarannya, dari tahun 1990 hingga 1997 saja. Apabila memiliki kelahiran 1997 ke atas, itu hanyalah stok ‘berlebih’ dari sejumlah main dealer Suzuki.
Sempat juga Suzuki RG 150 Gamma II diperkenalkan, tapi hanya sampai pada periode soft launching saja. Namun gagal dijual secara luas karena krisis moneter tahun 1998 yang melanda Indonesia sehingga produksi motor ini harus dihentikan.
Karena kelangkaannya, umumnya harga pasaran RGR dimulai pada angka Rp 3 jutaan. Kalau unitnya memang ‘utuh’ bisa menembus harga Rp 10 jutaan. (otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR