Trike kit yang dipasang memungkinkan kedua roda belakang bergerak secara independen
Jakarta - Awalnya, kenalan dulu sama Imagineering Customs (IC) yang namanya tenar karena mempopulerkan gaya bagger di komunitas Harley-Davidson (HD) Tanah Air. Cirinya, mengkustom HD tipe turing menjadi lebih menarik, umumnya gaya seperti ini punya tampilan full dress, ceper dan kini sedang ramai pakai pelek super besar.
“Sebenarnya bukan cuma bagger, semua kita kerjain. Hotrod sampai chopper dan pro street juga terima,” buka Tedja Widjaja, sang builder dari workshopnya di kawasan Muara Karang, Pluit, Jakut. Dan yang paling terakhir, IC bikin heboh dengan proyek trike atau motor tiga roda.
Memulai project yang diberi nama Kraken, pria ramah dengan beberapa tato di tubuhnya ini mengaku lebih dulu beradu konsep dengan rekannya Robert Sukarno. “Awalnya saya tantang Tedja, bisa gak bikin trike bagger,” kenang Robert. Gayung pun bersambut, Tedja menyanggupi plus ada support penuh dari Mr.X sebagai penyandang dana.
Proyek pun berjalan mulus, bahkan tergolong cepat. “Proses membangunnya hanya empat bulan saja, itu setelah semua komponen terkumpul ya. Sedang proses mendatangkan beberapa komponen dari Amerika Serikat sekitar 2 bulanan,” beber Robert.
Awalnya, mereka berdua mencari HD Trike Tri Glide yang tergolong langka untuk dijadikan bahan. Namun hanya bisa mengerutkan dahi karena harganya cukup mahal. “Seken saja pasarannya sudah Rp 900 jutaan, mendingan cari Street Glide, dapat hanya Rp 400 jutaan.
Ban belakang superlebar, ukuran 300/80-18
Untuk roda tiganya tinggal pasangin Champion Trike Kits dari Amerika, harganya cuma Rp 140 jutaan. Lebih hemat kan,” kekehnya. Trike kit ini memungkinkan suspensi kedua roda belakang mampu bergerak secara independen, selain itu terdapat beberapa pilihan. Khusus yang dipakai pada motor ini adalah tipe medium.
“Kalau yang short, saat dipasang cover body pasti terlihat bantat, sedang yang long enggak kebayang gimana repotnya riding di Jakarta. Jadi pilih yang tengah aja, medium,” jelas Robert. Untuk roda belakang, enggak mau biasanya saja. Pelek custom special order dipesan agar bisa masuk ban Avon berukuran 300/80-18.
“Ini special order karena pelek di Amerika tidak ada yang selebar ini, aturan Lalu Lintas di sana, ban belakang trike maksimal hanya 240,” terang pria berperawakan gempal ini. Sedang yang depan, ikut tren pakai pelek super besar. Diameternya 30 inci diimpor langsung dari Amerika.
Pelek depan ring 30 inci ini impor dari Amerika
Tetap kuat tapi lentur, tidak getas,” jelasnya panjang lebar. Sesuai konsep, bentuknya dibuat full dress bahkan terlihat ceper di bagian belakang. “Sebenarnya enggak ceper, suspensinya tetap main cuma bodinya aja yang dibuat rendah. Meski terlihat ceper tapi tetap nyaman,” ungkap Tedja sambil menjelaskan asal mula nama Kraken ternyata ada di bodinya.
Cover depan mirip gurita Kraken di film Pirates of The Caribbean
Pada bodi buritan, fender roda belakang sengaja dibuat setengah terbuka. Dari depan terlihat bannya karena kita mau tunjukan kalau trike ini enggak pakai ban mobil seperti kebanyakan motor roda tiga. Kita bela-belain cari ban khusus motor yang sangat lebar. Tapi konsekuensinya, pakai ban jadi cepat habis,” jelas Robert.
Finishingnya, jok pakai kulit asli yang dicetak mirip kulit buaya. Lalu pemilihan warna blink-blink garapan Tommy Airbrush. Yang menarik, boks di belakang yang didesain ulang ini bisa dibuka secara motorized, tinggal pencet tombol saja.
“Masih ada yang kurang, pengennya ada DJ controllers di boks ini. Lalu ada audio di konsol belakang di antara dua roda,” bebernya. Meski belum benar-benar sempurna, Kraken sukses mencuri perhatian di Kustomfest 2015 sekaligus menyabet runner up di kelas Bagger. Mantab! .
Kulit sapi motif buaya ini jadi alas saat riding
Boks ini bisa dibuka secara motorized, tinggal pencet tombol
Dari belakang, lebarnya setara Toyota Alphard, hampir dua meter!
Mesinnya V-twin 1.584 cc seharusnya sudah cukup galak, nyatanya tidak memuaskan hasrat kedua orang ini. Akhirnya perangkat supercharger ikut dipasang. Sekedar info, supercharger punya prinsip kerja mirip turbo yaitu untuk menambah pasokan udara ke ruang bakar.
Bedanya jika pada turbo, turbin atau kipas berputar memanfaatkan semburan gas buang, sedangkan supercharge menggunakan putaran mesin. “Kita pakai supercharge kit dari Procharge, memang didesain untuk HD. Tenaganya kira-kira naik 60 dk. Oiya, biar seru ada suaranya, dipasang blow off HKS.
Biar bisa cus.. cus..,” canda Robert sembari menunjukan dua tombol di setang. “Itu untuk pindah gigi, tinggal pencet aja,” yakinnya. “Electric speed shifters ini merek Pingel, pindah gigi enggak usah tarik kopling atau injak tuas presneling. Lebih mudah dan menyenangkan. Sedang gigi mundurnya, pakai Progressive,” beber Tedja. •(otomotifnet.com)
Pindah gigi tinggal pencet dua tombol ini, praktis ya
Mau mundur? tuasnya ada di sini nih
Supercharger bikin tenaga naik 60 dk dari standarnya
DATA MODIFIKASI:
Pelek depan : SMT Machining
Pelek : SMT Machining
Ban depan : Vee Rubber
Ban belakang : Avon
Rem depan : PM performancemachine
Trike kit : Champion
Supercharge kit : Procharge
Blow off : HKS
Electric speed shifters : Pingel
Gigi mundur : Progressive
Cover bodi : custom by Imagineering Customs
Jok : custom by Imagineering Customs
Handbar : custom by Imagineering Customs
Footstep : custom by Imagineering Customs
Triple trees : Arlen Ness
Headlamp cover : Arlen Ness
Sokbraker depan : Arlen Ness
Imagineering Customs : 0816853414
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR