Jakarta - Subekti, pengendara All New Honda CBR150R merasa kalau performa tunggangannya dalam kondisi standar masih kurang memuaskan. “Untuk harian sebenarnya cukup, tapi saya ingin bikin lebih responsif biar makin gesit,” terangnya.
Memuaskan hasrat tersebut, Subekti menyerahkan motor pada Wawan Setiawan, mekanik dari bengkel WMC Racing yang sejak lama terkenal sebagai spesialis Honda CBR. “Enggak susah kok, cukup oprek ringan saja pasti lebih enak larinya,” terang Wawan, sapaannya.
Paket yang ditawarkan Wawan merupakan oprek ringan dengan dana Rp 3 juta (tanpa knalpot). Hasilnya cukup memuaskan, berdasarkan pengukuran tenaga dan torsi pakai dynamometer Dynomite milik Ultra Speed Racing, tercatat tenaga maksimalnya 15,75 dk di 10.700 rpm dan torsi 11,2 Nm di 9.000 rpm, naik dari standar All New CBR150R di dyno yang sama yaitu 14,1 dk di 11.000 rpm dan 10,1 Nm di 7.800 rpm.
Dari grafiknya terlihat jika mulai 7.000 rpm hingga limiter, tenaga dan torsi setelah mesin dioprek jauh di atas standar. Tak heran jika Subekti merasa puas karena akselerasi jadi makin gesit. Apa saja yang digarap oleh mekanik yang bengkelnya beralamat di Jl. Taman Margasatwa Raya No. 18C Jatipadang, Ragunan, Jaksel ini? Simak terus
Kopling cukup ganti pernya dengan yang lebih keras, agar minim selip
Kepala silinder diporting & polishing, aliran udara lebih lancar
Knalpot andalkan keluaran DBS, suara menggelegar
Kepala Silinder
Bagian ini paling banyak mendapat ubahan. Pertama saluran masuk dan buang kena pisau mata bor korek, “Diporting dan polishing, biar flow makin bagus,” ujar mekanik 35 tahun ini. Setelah kelar dan dirakit, per klep diganti yang lebih keras pakai keluaran CLD, sedang noken as dibiarkan standar karena dirasa masih cukup untuk motor harian.
Silinder
Bertujuan menaikkan rasio kompresi, silinder blok dipapas sedikit, tepatnya 0,4 mm. “Rasio kompresi naik jadi 11,9:1. Lebih padat sehingga ledakan lebih kuat. Konsekuensinya mesti pakai Pertamax Plus,” saran Wawan.
Kopling
Agar gesekan antarkampas dan plat kopling lebih besar sehingga minim selip, per diganti dengan yang punya dorongan lebih kuat. Wawan mempercayakan pada per keluaran CLD tipe racing. Tapi konsekuensinya handel kopling jadi sedikit lebih berat.
Knalpot
Sektor pembuangan diganti dengan tipe freeflow. Subekti mempercayakan pada knalpot asal Thailand berlabel DBS. Tentu saja sensor O2 di leher tetap dipasang.
Final Gear
Agar gigi 6 yang berkarakter overdrive tetap sering terpakai, final gear oleh Wawan diperingan. Caranya dengan menurunkan gir depan 1 mata, dari 15 jadi 14. “Bawaannya terlalu berat, jadi kalau masuk gigi 6 putaran mesin drop terlalu banyak. Kalau diperingan jadi lebih enak,” tutupnya.•
WMC Racing: 021-78831358/0857-19021120
Ini grafiknya, jauh lebih bertenaga di atas 7.000 rpm
DATA TEST
Standar
Tenaga : 14,1 dk @11.000 rpm
Torsi : 10,1 Nm @7.800 rpm
Upgrade
Tenaga : 15,75 dk @10.700 rpm
Torsi : 11,2 Nm @9.000 rpm
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR