Total 20 unit yang disediakan di Indonesia ludes seketika. Semenarik apa sensasi yang diberikan mesin tanpa businya hingga dapat melupakan absennya mayoritas fitur
Jakarta - Pertama, eksklusifitas. Ribuan Sportage berkeliaran di Tanah Air dan anda mengemudikan 1 dari 20 versi terbatasnya. OTOMOTIF sangat merasakan hal itu, tak jarang saat berhenti kami mendapat pertanyaan "Sportage ada yang diesel?" atau lirikan terheran melihat stiker ‘Diesel' dan emblem ‘CRDi' di belakang.
Kedua, Sorento saja sudah cukup mengesankan hingga meraih Best High SUV Diesel pada OTOMOTIF Award 2015. Well, adiknya memberikan kesan yang sama, plus membuat kami tersenyum lebih lebar dan mengingatkan kalau SUV juga bisa dibuat bersenang-senang.
Dasbor memang belum soft touch, tapi kini terasa lembut bila disentuh. Sementara kualitas beberapa titik interior juga mendapat perbaikan
Satu-satunya yang menjadi kekurangan adalah fitur. Sebut saja fitur yang harusnya hadir pada sebuah SUV seharga Rp 425 juta (OTR Jakarta), hampir dipastikan absen di varian diesel Sportage ini. Rasanya seperti di dalam varian LX, hanya saja harganya jauh lebih mahal.
Rute kombinasi mudah saja mendapatkan angka konsumsi 7,6L/100km atau 13,1 km/liter. Tenaga besar dan konsumsi hemat, kombinasi yang luar biasa
Jangankan yang canggih seperti tombol Start/Stop Engine, Dual Zone Climate Control, HU layar sentuh atau Hill Descent Control, jok elektrik pada sisi pengemudi dan spion lipat elektrik pun tidak dapat ditemukan. Bagaimana dengan panoramic sunroof? Maaf, hanya untuk unit tes ini saja.
Rasa memegang lingkar setir terlalu kecil tanpa kulit, MDPS membuatnya sangat ringan di kecepatan rendah, namun sekaligus membuat koneksi driver to road berkurang drastis
Kesimpulannya dengan harga yang hanya selisih Rp 10 juta dibandingkan Sorento ketika pertama kali diluncurkan, apalagi fiturnya yang setara varian Sportage terendah, SUV CRDi ini memang bukan untuk semua orang. Bagaimana pun, kami puas menghabiskan waktu dengannya.• (otomotifnet.com)
Data test
0 - 60 km/jam 3,9 detik
0 - 100 km/jam 9 detik
40 - 80 km/jam 3,8 detik
0 - 201 m 10,7 detik
0 - 402 m 16,6 detik
Jok belakang sudah dapat di-recline sedikit semenjak versi facelift, kini tidak setegak generasi sebelumnya lagi
Data Konsumsi
Dalam Kota (kombinasi) 13,1 km/liter
Konstan 60 km/jam 26,3 km/liter @ 1.450 rpm gigi 5
Konstan 100 km/jam 20 km/liter @ 1.800 rpm gigi 6
Meski suspensi terasa cukup keras, namun ban 225/60 dan pelek 17 inci tetap menjaga bantingan empuk dan kestabilan tetap terjaga pada kecepatan tinggi
Data Spesifikasi
Mesin Diesel 4-silinder 1.999 cc CRDi (Common Rail Direct Injection) dengan VGT (Variable Geometry Turbo) Output Maksimum 175 dk @ 4.000 rpm Torsi Maksimum 382 Nm @ 1.800 rpm - 2.500 rpm Transmisi Otomatis 6-percepatan Dimensi (p x l x t) 4.440 mm x 1.855 mm x 1.645 mm Wheelbase 2.645 mm Sistem Kemudi EPS (Electronic Power Steering) Suspensi Depan Independent MacPherson Strut Suspensi Belakang Multi Link dengan Coil Spring Rem Depan / Belakang Disc / Disc dengan ABS + EBD Harga Rp 425 juta on the road Jakarta
Bejek habis dari diam tidak sampai membuat ban depan spin seperti yang dilakukan kakaknya, penyaluran tenaganya terasa lebih rata
Performa Mesin
NOT SURPRISED
Ujian kedua, penyaluran tenaga. Mesin CRDi 2.0 R VGT ini menghasilkan tenaga dan torsi lebih besar dibanding Toyota Fortuner 2.5 VNT maupun Mitsubishi Pajero Sport Dakar, tapi bobotnya jauh lebih ringan. Yang buat penasaran, bagaimana kedua hal tersebut dikombinasikan?
Memang tidak sebuas mesin flagship seperti yang digunakan kakaknya, ban depan Sportage CRDi tidak sampai spin meski pedal gas dibejek habis di awal. Yang jelas, badan sudah pasti terlempar, terutama saat torsi mencapai angka maksimal 382 Nm di putaran 1.800 - 1.800 rpm.
Di atas itu? Tenaga tetap tidak terasa kopong. Berdasarkan grafik torsi, hanya turun ke kisaran 300 Nm pada putaran teratas, tetap lebih besar 100 Nm dibandingkan torsi maksimum Toyota Kijang Innova Diesel.
Hasilnya, 0-100 km/jam mudah saja diraih dalam waktu 9 detik, 0,3 detik lebih cepat dibanding Sorento dan memotong waktu Pajero Sport Dakar 2,3 detik. Karakter mesinnya tergolong smooth, terbantu oleh transmisi otomatis 6-percepatannya. Bila pedal gas diinjak perlahan, akan kaget tiba-tiba melihat spidometer yang kadang menunjukkan kecepatan di luar dugaan.
Paling asyik, konsumsi menjelajahi Jakarta dalam keadaan normal bisa mencapai 13,1 km/liter. Ingin tahu saat macet di Jakarta mencapai tingkat sangat parah? MID mentok di 9,8L/100km atau 10,2 km/liter. Terkejut? Tidak juga, ini sudah terlihat dari awal dan termasuk hal yang membuat OTOMOTIF paling menunggu untuk menjajal Sportage CRDi ini.•
HANYA DI AWAL
Karakter Suara Diesel
Kalau pernah mengemudikan Sorento atau Santa Fe, fitur jadi hal terakhir sarana pemanja. Kami berharap sama pada Sportage yang hadir tanpa pesaing ini. Putar kunci, suara kompresi tinggi khas mesin diesel terdengar jelas dan langsung hilang ketika pintu ditutup, tanda sangat baiknya peredaman firewall.
Suara ‘tektektek' hanya terdengar saat mobil mulai bergerak dari keadaan diam, kemudian hilang saat turbo bekerja. Enaknya jenis VGT, range kerja turbo cukup lebar sehingga deru kasar diesel benar-benar hanya terdengar di awal.
Saat menggali kecepatan, suara mesin terdengar sangat tenang, justru putaran ban Nexen yang digunakan lebih menembus ke kabin. Sama halnya ketika cruising maupun perlahan menaikkan kecepatan. Terakhir, kick down biasanya memaksa suara diesel masuk. Injak gas hingga mentok, gigi turun dan cukup mengejutkan.
Bahkan pada putaran tinggi di atas 3.000 rpm, raungannya lebih mirip mesin bensin. Good job, Kia! Paling tidak dalam meredam suara mesin, karena suara lain seperti laju motor dan mobil di sekitar masih cukup terdengar. Namun masih dalam toleransi wajar level mid SUV tentunya.•
TESTIMONI
Berry Elen, 23 Tahun
Pengemudi Kia Sportage Platinum 2012
Performa mesin sangat menggoda, benar-benar fun dan bertenaga, apalagi suaranya tenang seperti versi bensin. Kalau saja KMI sedikit menaikkan harga demi fitur seperti HU touchscreen.
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR