Setelah itu, para pembalap dihadapkan pada penggunaan electronic control unit (ECU) yang sama untuk disematkan pada motor-motor mereka. Riders papan atas ini pun memberi komentarnya atas ECU bikinan Magneti Marelli ini.
Jorge Lorenzo masih menggunakan elektronik lama dan akhirnya menggunakan motor baru yang pastinya dengan elektronik baru. “Hampir sepanjang hari kami memakai elektronik yang lama, kami melakukan run terakhir dengan motor dan elektronik baru. Tapi kami lebih banyak berkonsentrasi pada bagaimana memahami ban dan mengubah settingan untuk memperbaiki feeling di bagian depan,” ujar juara MotoGP tiga kali ini ini.
Pembalap Movistar Yamaha ini menekankan bahwa performa motor enggak akan menyamai motor lama. Para pembalap juga akan kesulitan untuk mendapatkan feeling dengan elektronik baru ini.
Sementara Valentino Rossi, mengungkapkan pemakaian elektronik baru ini seperti kembali ke masa lalu di 2008-2009. Ini bukan hal yang diharapkannya karena setiap ganti motor ia ingin motor yang punya performa lebih tinggi.
Meski begitu Rossi menilai ini bagus untuk kompetisi. “Di sisi lain, ini bagus untuk balapan. Karena akan lebih susah untuk membuat catatan waktu yang sama akibat motor yang lebih sulit dikendarai. Jadi bisa saja lebih baik untuk pertarungan selama balapan, bisa jadi lebih fun,” ucapnya.
Di sisi lain, Marc Marquez mengungkapkan hal serupa kalau pemakaian ECU baru ini tak ubahnya sebuah kemunduran. Pasalnya performa motor enggak bisa sama dengan motor versi 2015.
Ia menuturkan kalau timnya mengerjakan pada sisi akselerasi, daya cengkeram, penyaluran torsi yang masih harus diperbaiki. “Dengan elektronik yang berkurang pastinya kalau Anda punya mesin yang agresif Anda akan punya ‘cuts’ (pengurangan pada tenaga) dan sepertinya elektronik ini bekerja sedikit lebih lambat. Cuts ini muncul belakangan dan sangat besar, jadi kami harus memperbaikinya,” papar Marquez.
Editor | : |
KOMENTAR