"Sangat berbeda, satu negara dengan negara lainnya. Seperti China yang super booming," buka CEO Ducati Motor Holding, Claudio Domenicali saat ditemui di EICMA, Milan (17/11). Namun tidak begitu dengan Thailand, sesuai dengan ucapannya, justru Monster lebih populer ketimbang Scrambler.
"Di Thailand, Monster paling banyak. Jadi berbeda di masing-masing negara. China dan Jepang yang
paling booming untuk Scrambler. Jadi saya rasa, itu adalah kombinasi antara budaya, sejarah, persepsi dari sejarah tadi. Untuk contohnya saya sangat terkejut dengan apa yang terjadi di China, kami sudah menjual semua motor untuk pengiriman bulan Februari," bangganya.
Selain kedua negara tersebut, Scrambler juga booming di Eropa, Amerika dan Australia. Terlebih kedepannya, Ducati juga akan memasarkan Scrambler dengan mesin 400 cc yang ringan dan easy to ride.
"Ducati Scrambler model baru yakni Sixty2, 400 cc kini makin mudah dimiliki karena harganya lebih murah, mesinnya lebih kecil, lebih ringan sangat bagus untuk pemula juga wanita," tutup Claudio.
Kapasitas mesinnya hanya 400 cc atau tepatnya 399 cc dengan teknologi serupa Scrambler bermesin 803 cc. L twin Desmodromic. Bedanya ada pada konfigurasi bore x stroke-nya yang hanya 72 mm x 49 mm, sedang versi 803 cc adalah 88 mm x 66 mm.
Wajar jika powernya jauh berbeda, 803 cc powernya 75 dk sedang versi 400 cc ini hanya 41 dk. Tapi didukung bobot yang ringan jadi tetap terasa bertenaga. Sedang torsinya 34 Nm di 7.750 rpm.
Riding position-nya juga nyaman berkat setang lebar, jok panjang dan rendah hanya 790 mm. Juga didukung oleh ban belakang 160/60 x 17 dengan pattern baru dan sudah ABS. Suspensi depannya 41 mm membuatnya tampak berisi. Pilihan warnanya agak nyeleneh, ada atomic tangerine, ocean grey dan shining black.
Lalu bagaimana dengan bikers Indonesia, kir-kira banyak yang tertarik gak ya? (otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR