Berkaca dari tahun lalu dan melihat potensinya tahun ini, sebuah kesegaran baru pada Sirion berlabel Sport ini apakah cukup ngebut nantinya untuk melawan para kompetitor? Karena kedepannya tak hanya Sirion yang disegarkan. Beberapa pabrikan pun kabarnya berencana untuk menghadirkan citycar yang segar-segar tahun ini.
Mitsubishi Mirage misalnya, dirumorkan bakal hadir versi facelift yang punya ubahan lebih segar. Juga Toyota Etios bisa dibuat lebih ngebut lagi kalau dihadirkan versi transmisi otomatisnya.
Begitu juga Nissan March, yang lebih baik fokus pada penyegarannya dibanding terus berkutat pada pencitraan Fashion Show, tanpa bisa menunjukkan seberapa banyak pembeli wanita atau anak-anak gaul melek fashion yang fashionable menjadikan citycar Nissan untuk mendongkrak tampilan gaulnya.
Prediksi otomotifnet sih, dari segi tampang bisa saja Sirion Sport unjuk aksi tahun ini--setidaknya sebagai kuda hitam, tapi tidak dengan fitur-fiturnya. Interior saja masih tetap dibiarkan seperti tahun lalu, meski kini banderol harganya paling mahal mencapai Rp 179,325 jutaan.
Seberapa bagus audionya? Seperapa lengkap MID-nya? Atau silakan sebutkan fitur-fitur apalagi yang ada pada citycar yang menjadi kompetitor Sirion. Jujur saja, Sirion Sport masih sedikit sulit bersaing untuk ngebut.
Tapi kalau sekedar main aman, yang penting ada yang baru, dan kalau konsumen mencari citycar bermerek Daihatsu, ada Sirion, maka langkah Daihatsu cukup aman. Penjualan sebanyak tiga ribuan unit sepanjang tahun lalu bisa saja dilewati.
Seperti kata Amelia juga, "Daihatsu tidak berharap banyak tahun 2016 ini. Cukup mempertahankan prestasi tahun lalu saja. Kami tidak muluk-muluk," katanya. Ya, tidak muluk-muluk, apalagi sampai kebut-kebutan bareng kompetitor.
Tapi tetap saja, Daihatsu cukup jeli melihat tren modifikasi resmi pabrikan lumayan diminati masyarakat. Sehingga diharapkan Sirion Sport bisa bicara banyak. Tambah sporty dengan aksesori resmi, tapi tak kemahalan karena hanya selisi Rp 8,5 juta saja dari versi standar. Lumayan..
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR