Jakarta - Kepercayaan masyarakat bisa terbentuk terhadap sebuah mobil--utamanya sisi keselamatan--salah satunya dari hasil uji tabrak yang dilakukan lembaga independen. Ada banyak sekali di dunia, bahkan beberapa negara sudah punya lembaga sendiri.
Sayangnya Indonesia belum punya. Biasanya menggunkan Global New Car Assessment Programme (NCAP) dan kalau mau yang paling dekat sudah ada ASEAN New Car Assessment Programme (NCAP).
Beberapa mobil yang dijual di Indonesia pun tak jarang melakukan pengujian di ASEAN NCAP, seperti yang dilakukan Toyota Kijang Innova generasi terbaru. Setelah melalui serangkaian uji tabrak, MPV medium andalan Toyota Astra Motor ini secara keseluruhan untuk keselamatan penumpang mendapat rating bintang lima.
Namun ada tapinya nih. Kalau sebelumnya pernah membaca LINK LINK LINK, maka dalam uji tabrak pun fenomena yang mirip-mirip bisa terjadi. ASEAN NCAP memberikan rating bintang lima karena Toyota Kijang Innova generasi terbaru sudah disematkan fitur Electronic Stability Control (ESC).
ESC yang kalau di Toyota Kijang Innova disebut VSC (Vehicle Stability Control) ini ternyata hanya tersemat pada tipe tertinggi, yakni Q Diesel. Sehingga untuk tipe lainnya, sudah pasti tidak mendapatkan rating keselamatan lima bintang.
"ASEAN NCAP telah menetapkan prasyarat lima bintang untuk varian yang dilengkapi dengan ESC, hanya varian Innova yang memiliki ESC berhak menerima Peringkat lima bintang. Varian tanpa ESC diturunkan ke empat bintang," tulis ASEAN NCAP pada situs resminya.
All New Kijang Innova (khusus tipe tertinggi dengan fitur ESC) mendapat poin 14,10, pada pengetesan keselamatan penumpang dewasa atau Adult Occupant Protection (AOP) masuk kategori bintang lima. Sementara tipe yang tanpa ESC hanya mendapat bintang empat.
Pun begitu dengan perlindungan terhadap anak-anak atau Child Occupant Protection (COP), All New Kijang Innova belum maksimal dalam melindungi keselamatan anak di dalam mobil. Sebab, dengan penilaian sebesar 76 persen, hanya maksimal mendapat rating keselamatan empat bintang saja.
Ini bisa berlaku untuk semua mobil, tak hanya merek Toyota atau tak hanya All New Kijang Innova. Hanya tipe yang paling lengkap fiturnya yang sebenarnya mendapat rating keselamatan maksimal, alias bintang lima.
Namun biasanya, ketika diumumkan oleh masing-masing pabrikan, yang dikatakan adalah "All New Kijang Innova mendapat rating keselamatan lima bintang". Padahal seperti kita tau--sekali lagi--hanya tipe tertinggi.
Apakah sah-sah saja tim marketing dari masing-masing pabrikan mengklaim seperti itu? Atau jangan-jangan ini merupakan salah satu bentuk 'pembohongan publik' secara super halus.
Mungkin tak beda ketika pabrikan mengklaim angka konsumsi BBM sebuah mobil untuk kampanye iklan, padahal angka tersebut sama-sama kita tau sangat dinamis, artinya pasti berbeda-beda. Parahnya, ketika terjadi perbedaan antara klaim pabrikan dengan pengguna (konsumen), bisa panjang urusannya, tak jarang sampai ke meja hijau.
Sehingga, edukasi sekali lagi tetap penting dan wajib untuk dikomunikasikan pada konsumen. Memang, misalnya sebuah mobil dapat bintang lima, namun yang membeli tipe terendah harus diberi informasi kalau rating keselamatan tipe ini berbeda dengan tipe tertinggi yang dapat lima bintang.
Jangan sampai kejadian, hasil uji tabrak tersebut digunakan sebagai 'jurus' marketing namun tanpa diiringi dengan edukasi soal perbedaan rating keselamatan untuk tiap-tiap tipe itu tadi. Ketika terjadi insiden, jangan heran kalau nantinya berujung pada gugatan dan gugatan. Jangan sampai deh!
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR