Bentuk atraktif, kapabilitas SUV sejati dan kosongnya fitur?
Jakarta - Ketika Range Rover terlalu overbudget di kala ingin memilih jip sejati keluaran Inggris, Freelander selalu jadi pilihan di masa lalu, juga karena desainnya yang lebih kompak sehingga mengelilingi kota menjadi lebih mudah.
Generasi keduanya pensiun, a new boy took its place. Disebut Discovery Sport (bukan penerus Discovery), Jaguar Land Rover ( JLR) memanfaatkan platform monokok baru dan lebih ringan seperti yang digunakan Evoque.
Hasilnya, SUV ini diklaim sama capable-nya di atas tanah dan aspal. Melihat bagaimana versi flagship-nya di luar, jelas ‘Disco Sport’ jadi satu paket yang lengkap dengan harga terjangkau, fitur lengkap dan masih banyak kelebihan lainnya. Masalahnya justru datang di konfigurasi pada varian diesel yang dibawa PT Grandauto Dinamika.
Fitur
Kami sempat terkejut ketika memegang bagian dalam handel pintu dan kuncinya tidak terbuka. Wah, ternyata passive entry hanya tersedia di varian bensin saja! Lebih parah lagi saat mencari tombol untuk mengatur jok pengemudi, karena memang tidak ada. Pengaturan jok kiri dan kanan masih manual, tidak normal untuk mobil dengan brand image mewah di Indonesia.
Malam tiba, lampu Xenon tidak otomatis menyala. Sama dengan wiper yang perlu dinyalakan dan diatur manual ketika hujan menyapa. Kalau perlu disebutkan semua, spion tengah masih pakai tipe day & night. Ambient lighting interior? Jelas tidak ada. Yang menipu adalah tombol untuk membuka pintu bagasi di bawah kanan dasbor, namun ternyata masih harus dibuka manual, meski memang menutupnya cukup ringan.
Tidak benar-benar kosong. Masih ada Jaguar InControl dengan layar sentuh 7 inci dengan kamera mundur, 6 speaker, 7 airbags, dual zone climate control dan cruise control. Tapi hal-hal tersebut hanya sekadar membuat penerus Freelander ini terasa fungsional dan masih jauh dari canggih.
Memang perlu diakui, tanpa fitur-fitur kenyamanan pun, Disco Sport tetap mengungguli BMW X3 atau Kia Sorento soal kemampuan off-road. Tetap saja, mendatangkan sebuah Land Rover (kecuali Defender) dengan harga di atas Rp 1,3 miliar dan fitur yang tidak lebih banyak dari Honda HR-V?
Performa & Konsumsi
Setelah Jeep Cherokee, LR Disco Sport menjadi salah satu mobil produksi yang pertama mengaplikasikan transmisi otomatis ZF 9-percepatan di dunia. Teorinya, perpindahan gigi bisa lebih seamless, sambil memberikan konsumsi bahan bakar lebih baik. Faktanya, respon downshift terasa cukup lambat ketika kickdown atau bahkan memanfaatkan paddle shift, sehingga memberi efek seperti turbo lag yang berlebihan.
Sebaliknya, naik gigi terasa cepat dan responsif, begitu pula penggunaan dalam kota yang terasa sangat halus. Getaran masih sedikit terasa pada kecepatan rendah, meski extra ooomph khas VGT diesel membuat tenaganya seakan berlipat ganda setelah 2.000 rpm.
Karena tidak dilengkapi mesin diesel terbaru Ingeniumnya, efek menghemat konsumsi bahan bakar dari transmisi canggihnya itu tidak terlalu terasa. Dengan angka konstan 100 km/jam terpatok di 16,1 km/liter, ada beberapa SUV diesel bertransmisi 6 A/T yang bisa mencetak angka lebih baik.
Kenyamanan & Handling
Meski tanpa pengaturan elektrik, kontur jok Disco Sport luar biasa empuk dan suportif, sehingga membuat duduk di baris depan terasa ekstranyaman. Per keong yang dipakai di depan dan multi-link di belakang, berhasil meredam kontur buruk jalanan dengan sempurna. Baik di atas tanah atau aspal, kenyamanan terjaga sangat maksimal, bahkan terbantu peredamanan suara di kabin yang terhitung baik.
Hal tersebut juga berlaku saat menduduki baris kedua yang memiliki kelegaan leg room dan head room luar biasa.Soal bagaimana SUV setinggi 1,7 m ini melahap tikungan, memang tidak sebaik crossover soal body roll, tetapi jelas jauh lebih baik dibanding SUV ladder frame manapun. Yang kami suka, setir yang sudah menggunakan EPAS terasa akurat untuk sebuah SUV, bonus putaran setir yang ringan saat cruising di kecepatan rendah.
Off-Road
Menggunakan sasis monokok, apakah Disco Sport bisa menunjukkan jati dirinya? We’ll start from the basics. Seperti setiap SUV sejati, kemampuan menerobos genangan menakjubkan di angka 600 mm. Approach angle ada di 25° dan bisa dinaikkan dengan melepas bagian bawah bumper depan.
Bila ada yang kurang, menurut kami hanya jarak terendah ke tanah 212 mm yang membuat terkadang bagian bawah bodi sempat menyentuh tanah ketika melewati gundukan besar di jalur off road. Differential lock juga tidak dapat dilakukan secara manual, namun paling tidak ECU dapat membaca kapan sistem ini dibutuhkan dan menguncinya secara otomatis.
Oh iya, gir low range tidak tersedia, tetapi gigi satu dari transmisi ZF 9 percepatan yang memiliki rasio sangat rendah bisa dimanfaatkan bila dibutuhkan. Seperti Freelander sebelumnya, Terrain Response kembali dihadirkan. Kali ini dengan empat mode, yaitu General, Grass/Gravel/ Snow (rumput/kerikil/salju), Mud & Ruts (lumpur) dan Sand (pasir). Hill Descent Control dan Ascent Control pun senantiasa memudahkan mengontrol SUV gambot ini di tanjakan dan turunan terjal.
Data Spesifikasi Land Rover Discovery Sport 2.2L SD4
Mesin: Ford Duratorq Diesel, Common
Rail Direct Injection 16 katup, VGT dengan
Overboost
Kapasitas: 2.179 cc
Rasio Kompresi: 15,8 : 1
Layout Mesin: Mesin Depan (Transversal)
Penggerak Empat Roda
Tenaga Maksimum: 188 dk @ 4.000 rpm
Torsi Maksimum: 420 Nm @ 1.750 rpm
Transmisi: Otomatis ZF 9HP48 9-percepatan
Dimensi (p x l x t): 4.599 mm x 1.895 mm x 1.724
mm
Wheelbase: 2.741 mm
Wading Depth: 600 mm
Departure/Approach Angle: 31° / 25°
Radius Putar: 5,8 m
Sistem kemudi: Electric Power Assisted Steering
System (EPAS)
Suspensi Depan: MacPherson Strut dengan
Steel Lower Control Arms dan Aluminium
Suspension Knuckle
Suspensi Belakang: Integral Multi-link dengan
Thin-walled Hollow Alumium Castings Lower
Control Arm dan Suspension Knuckle
Rem Depan/Belakang: Cakram Ventilasi (12,8
Inci)/Cakram (11,8 Inci) dengan ABS, ESP, ESC,
HSA, HDC
Ukuran Ban: R17
Kapasitas Tangki: 65 liter
Harga: Rp 1,299 miliar (off the road)
Data Tes Land Rover Discovery Sport 2.2L SD4
0 – 60 km/jam: 4,2 detik
0 – 100 km/jam: 9,3 detik
40 – 80 km/jam: 4,1 detik
0 – 201 m: 11 detik
0 – 402 m: 17,1 detik
Data Konsumsi Land Rover Discovery Sport 2.2L SD4
Dalam Kota: 8,9 km/liter
Luar Kota: 15,2 km/liter
Konstan 60 km/jam: 20,4 km/liter @ 1.250 rpm (7th)
Konstan 100 km/jam: 16,1 km/liter @ 1.400 rpm (9th)
Pesaing
BMW X3 xDrive20d xLine
Mesin: 4-silinder 1.995 dengan twin-scroll
turbocharger
Transmisi: Otomatis 8-percepatan
Harga: Rp 959 juta off the road
Editor | : | Parwata |
KOMENTAR