Sentul, Bogor - Motor apa yang jadi impian untuk dicoba? Boleh dong kalau OTOMOTIFNET.COM memimpikan mencoba tunggangan MotoGP, yang merupakan kuda pacu balap terakbar di dunia yang dilengkapi dengan teknologi tertinggi. Makanya ketika Honda mengirim undangan untuk mencoba RC213V-S di sirkuit Sentul, rasa senang, bahagia bercampur dengan penasaran tingkat tinggi, seperti apa sensasinya? Saking excited-nya sampai-sampai malam sebelum tes jadi susah tidur! Hahahaa...
“Ini untuk memenuhi janji kami Februari silam,” buka Toshiyuki Inuma, President Director PT Astra Honda Motor. Saat itu AHM pertama kali memajang RC213V-S yang bernomor seri 70 bersamaan launching CBR500R, dan OTOMOTIFNET.COM langsung minta untuk boleh mencobanya. Dan ternyata Jumat (22/7) kemarin dipenuhi.
Honda RC213V-S ini memang bukan pure motor MotoGP, melainkan versi jalan raya (street) dari RC213V tunggangan Marc Marquez dan Dani Pedrosa. “Ini motor dengan mesin MotoGP sesungguhnya yang bisa dipakai di jalan raya, yang diproduksi secara handmade dan dibatasi 1 unit per hari di pabrik Honda di Kumamoto Jepang,” terang Tetsuo Suzuki, Operating Officer, Representative of Motorcycle Development, Purchase and Production for Motorcycle Operations Honda Motor Co. Ltd.
Makanya spesifikasi RC213V-S sangat mendekati motor MotoGP, seperti konfigurasi mesin V4 90°. Perbedaan mendasar di mesin hanya di mekanisme katup yang pakai per, sedang di MotoGP pneumatic, dan tentu saja transmisi bukan seamless.
Dan yang bikin lebih wah lagi adalah harganya, menurut Margono Tanuwijaya, Marketing Director PT AHM, jika dijual dalam kondisi on the road bisa tembus Rp 7-9 Milyar! Maklum saja di negara asalnya sudah mahal, 21.900.000 Yen, apalagi masuk sini yang pajaknya sangat tinggi. Sedang di Amerika Serikat dijual 184.000 USD, Australia 244.000 dolar Australia, dan Eropa 188.000 Euro.
Sudah Pakai Racing Kit!
Harga di atas belum termasuk dengan racing sport kit yang dijual terpisah oleh HRC (Honda Racing Corporation), yang harganya Rp 700 juta! Dan racing sport kit ini sudah terpasang pada motor yang akan dites. Apa saja sih isinya?
“Racing sport kit isinya knalpot, ECM (electronic control module), quick shifter, air duct, dry clutch cover, busi, data logger, shift drum, brake pad, adjuster brake lever, dan tatakan jok,” terang Reza Rezdie, Technical Engineer PT AHM. Dengan racing sport kit ini, menurut Suzuki-san tenaga jadi 220 dk dari sekitar 175 dk.
Bobot basah hanya 180 kg, ringan banget ya? Beda tipis dengan motor 250 cc. Maklum saja bahan yang digunakan memang eksotis seperti di MotoGP. Lihat saja pelek pakai magnesium forged dari Marchesini. Bahan yang sama digunakan untuk crank case, sedang klep pakai titanium.
Makin ringan karena banyak yang dilepas, terutama kelengkapan lalu lintas, seperti spion, lampu, sein, klakson, sepatbor, termasuk juga stering lock dan mekanisme katup knalpot (EGCV/ exhaust gas control valve) dan sensor O2.
Sebelum sesi tes dimulai, ada sesi perkenalan singkat seperti cara menghidupkan dan riding mode. RC213V-S ini keyless, untuk menyalakan cukup pencet anak kunci sampai LED menyala hijau. Setelah itu pencet sekali tombol starter, maka motor akan stand by dan layar spidometer menyala. Untuk menyalakan mesin cukup tekan sekali lagi tombol starter, maka otomatis dinamo berputar sampai mesin hidup.
Saat menyala, garang banget! Selain dari menggelegarnya knalpot, suara mesin dan kopling keringnya yang juga keras bikin adrenalin makin terpacu! Seakan mengajak minta segera dibetot gasnya!
Riding mode bawaan di RC213V-S ini ada 5, yang isinya mengombinasikan 3 parameter, yaitu power delivery 3 tingkat, traction/wheelie control 9 tingkat dan engine brake control 4 tingkat. “Nanti pakai riding mode 1 saja,” saran Dimas. Kombinasinya power 1 (full), traction control 2 dan engine brake 3.
Info riding mode tersebut ditampilkan di sisi bawah kiri layar LCD spidometer, sedang memilihnya pakai tombol mungil terpisah di sisi atas setang kiri.
Oh ya, uniknya karena sudah pakai racing sport kit, enggak ada info spidometer, jadi jalan dengan kecepatan berapa rider enggak bisa tahu. Yang disajikan hanya takometer, lap time, suhu mesin, odometer, gear position dan jam. Dan di atasnya ada shift light dalam jejeran LED.
Pemanasan Pakai CBR1000RR SP Terlebih Dahulu
Sesi berikutnya jurnalis diajak pemanasan sekaligus “kualifikasi” menggunakan Honda CBR1000RR SP yang dikawal pembalap Astra Honda Racing Team (AHRT), yaitu Dimas Ekky Pratama, Andi Gilang dan Gerry Salim.
Sesi ini juga dipakai untuk mengecek lintasan, yang di beberapa titik bumpy, seperti di tikungan pertama, keempat dan S kecil. Dengan CBR1000RR, kondisi bumpy itu sangat terasa, yang membuat motor jadi mengayun dan memaksa rider mengendurkan gas.
“Sssttt... tapi nanti rasain pas bawa RC213V-S, jalur bumpy enggak akan terasa, serasa naik sedan deh,” bisik Dimas pada OTOMOTIFNET.COM. Ah makin bikin penasaran aja nih! Bikin enggak sabar mencoba!
Pindah Gigi di 13.500 rpm
Dan kesempatan mencoba RC213V-S akhirnya datang juga, uniknya sebelum naik motor, Anggono Iriawan, Senior Manager Safety Riding & Motorsports PT AHM mendekat sambil berbisik, “Tolong nanti gas lebih maksimal, biar suara menggelegar knalpotnya lebih keluar, Inuma-san yang minta,” ujarnya. “Pindah gigi di sekitar 13.500 rpm, pasti dahsyat tuh,” imbuh Dimas. Siap laksanakan!
Ketika duduk, ternyata lumayan tinggi karena jarak jok ke tanah 830 mm. Yang bikin sangat beda dengan CBR1000RR adalah jarak setang terasa begitu dekat dengan jok, maka wajar ketika menunduk walaupun pantat sudah mundur sampai mentok, muka dekat banget dengan spidometer.
Kejutan berikutnya yang terasa adalah handling yang begitu enteng, maklum saja bobot basah kan cuma 180 kg. Efeknya mau mengarahkan motor kemana saja terasa mudah, jauh banget jika dibanding motor 1000 cc lain, misal CBR1000RR yang dicoba sebelumnya. Easy to handle banget, buat pemula juga pasti enggak akan kesulitan menghandelnya!
Dan yang bikin kaget lagi adalah kestabilannya, kombinasi sasis twin spar aluminium turunan MotoGP dan suspensi Ohlins TTX36 di belakang dengan special remote preload adjuster, serta Ohlins TTX25 gas-charged fork di depan memang istimewa. Kondisi trek bumpy sampai enggak terasa, persis yang diungkap Dimas seperti naik sedan. Kondisi lintasan jadi seakan mulus dan diajak rebah sangat nurut, menjadikan buka gas keluar tikungan jadi begitu pede.
Bagaimana dengan performa mesin? Nah ini juga sangat istimewa. Pertama tak terasa getaran sama sekali, kedua tentu saja dari dahsyatnya semburan tenaga dari mesin yang punya bore x stroke persis di MotoGP, 81 x 48,5 mm dengan kapasitas 999 cc.
Sesuai dengan permintaan Anggono, OTOMOTIFNET.COM baru pindah gigi pas sebelum redline di sekitar 13.500-14.000 rpm, pas setelah peak power 220 dk di 13.000 rpm. Rasanya bagaimana? Serasa terbang! Karena akselerasinya sangat cepat dan tiap pindah gigi turunnya rpm sangat sedikit, karena rasio yang begitu close. Oh ya dengan quick shifter, naik gigi jadi bisa tetap gas pol dan tanpa tarik kopling.
Makin bikin terpacu karena lengkingan knalpot yang begitu dahsyat, keras banget! Saking cepatnya akselerasi, di trek lurus baru mau pindah gigi 6 sudah terpaksa tutup gas. Speed berapa? Karena enggak ada spidometer susah diketahui, namun kalau dirasakan ada di kisaran 270-280 km/jam.
Jelang 200 meter tikungan pertama, wajib langsung tarik rem. Kok jauh? Iya lah kenceng banget ditambah langsung ingat harga motor yang sangat mahal, heheee... Rem Brembo yang sudah dilengkapi brake pad khusus juga istimewa, empuk namun pakem banget! Colek dikit dengan 2 jari kecepatan langsung berkurang drastis.
Sambil mengerem, tak lupa sambil turun gigi. Nah di sini juga letak bedanya dengan moge lain. Engine brake-nya sangat minim, ngloyor banget! Jadi enggak perlu khawatir roda belakang goyang karena mengunci. Karakter ini selain dari manajemen mesin lewat riding mode, engine brake minim ini juga dipengaruhi rasio yang begitu close dan adanya assist & slipper clucth pada kopling kering yang pakai kampas 7 lapis.
Dan total 4 lap yang diberikan terasa begitu singkat, sebentar sih, namun pasti akan susah dilupakan seumur hidup! Kapan lagi mencoba motor MotoGP versi jalan raya! Terima kasih AHM sudah menuntaskan satu impian, tidur nanti malam tetap susah karena terbayang-bayang atau malah pules ya? Zzzz.....
Data Spesifikasi:
Tipe mesin: V4, 4 langkah, DOHC 16 katup
Bore x stroke: 81 x 48,5 mm
Pendinginan: liquid cooled
Rasio kompresi: 13:1
Pasokan bensin: PGM-FI
Ignition: Full transistor
Starting: elektrik
Tenaga maksimal: 220 dk @ 13.000 rpm (with kit)
Torsi maksimal: 118 Nm @ 10.500 rpm (with kit)
Kopling: kering, multi-plate, coil spring
Transmisi: 6 speed, constant mesh
Sasis: diamond
Suspensi depan: teleskopik Ohlins TTX25
Suspensi belakang: pro-link Ohlins TTX36
Rem depan: hidrolik @Brembo 4 piston radial
Rem belakang: hidrolik Brembo 2 piston
Ban depan: Bridgestone Battlax RS10 120/70ZR17M/C
Ban belakang: Bridgestone Battlax RS10 190/55ZR17M/C
Caster: 24,6°
Trail: 105 mm
P x L x T: 2.100 x 790 x 1.120 mm
Jarak sumbu roda: 1.465 mm
Jarak terandah: 120 mm
Tinggi jok: 830 mm
Berat kering: 160 kg (with kit)
Kapasitas tangki: 16,3 liter
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
KOMENTAR