Tim ekspedisi Ring of Fire Adventure (RoFA) yang sudah berhasil menyisir wilayah timur Indonesia dengan mengendarai motor, menceritakan pengalaman mereka ketika berada di sana, khususnya tentang toleransi.
"Indonesia begitu besar, begitu beragam, begitu kaya dengan peninggalan pra sejarah. Indonesia itu besar sekali, kalau ujung baratnya (misalkan) di Paris, ujung timurnya ada di Pakistan,"ujar Youk Tanzil, Founder sekaligus Executive Producer RoFA di Palmerah, Jakarta (23/7).
Ia melanjutkan, sekarang ini banyak kalangan yang menghujat hanya karena perbedaan. Tidak adanya toleransi antar suku, ras, dan agama banyak ditemui.
Hal tersebut membuat tim RoFA yang sudah kembali dari timur Indonesia, ingin membagikan pengalaman mereka tentang toleransi dalam perbedaan dan memaknai perbedaan tersebut sebagai karunia.
Lalu, kenapa harus jauh-jauh ke timur untuk memahami perbedaan? Karena menurut Youk, toleransi yang terbesar di Indonesia itu berada di wilayah timur.
"Kita melihat orang Kristen bangun mesjid, orang Islam bantu bangun gereja dan sebagainya. Tidak ada perbedaan sama sekali, yang ada itu di Jakarta. Dampaknya itu sangat jelek untuk anak-anak kita yang kecil-kecil. Jadi kalau mau belajar toleransi, belajarlah ke timur," ungkap Youk.
Tim RoFA terdiri dari 9 orang dengan latar belakang budaya dan agama yang berbeda. Mereka bersama-sama menghadapi kendala selama perjalanan dan memaknai indahnya perbedaan.
"Saya punya slogan, yaitu the more I travel, the more I see. The more I see, the more I learn. The more I learn, the less I know," ucap Youk.
Editor | : |
KOMENTAR