OTOMOTIFNET - Kiprah Rio Haryanto di F1 musim ini memang hanya separuh musim. Ironis memang di saat putra bangsa satu-satunya berjuang mengharumkan negaranya. Eh pemerintah malah tak serius mendukungnya.
Kendala dana yang menjadi biang keladi Rio Haryanto tak kuasa memberikan performa terbaiknya. Secara statistik separuh musim ini Rio Haryanto tak kalah-kalah amat kok dari rekan setimnya di Manor Racing, Pascal Wehrlein.
Tengok saja di sesi kualifikasi selama separuh musim ini, performa Rio Haryanto mampu mengimbangi Pascal Wehrlein dengan skor 5-7 di mana Rio sukses unggul di sesi kualifikasi di 5 seri (F1 Australia, Cina, Monako, Eropa (Azerbaijan) dan Silverstone.
Memang performa di saat raceday Rio Haryanto harus mengakui performa Pascal Wehrlein dengan skor 2-10. Sampai-sampai ada yang melabeli Rio Haryanto sebagai pembalap yang piawai di kualifikasi, namun lemah di hari balapan.
Padahal mampu tampil di kualifikasi dan mampu menembus 107% waktu minimal tercepat di kualifikasi sudah sebuah prestasi untuk pembalap debutan.
Tak sedikit yang mengapresiasi penampilan Rio Haryanto di F1 ini. Sebut saja jurnalis kawakan Adam Cooper lewat akun twitternya mampu mengapresiasi performa Rio Haryanto.
"Mungkin hanya Rio Haryanto yang tampil tanpa melakukan kesalahan di F1 Eropa di trek jalan raya Baku," cuit Adam Cooper.
Di mana di sesi latihan F1 Eropa begitu banyak pembalap yang melintir atau menabrak tembok.
Bahkan Adam Cooper juga mengakui bila performa Rio Haryanto di debut F1 musim ini di atas harapan banyak pengamat. Pasalnya, pembalap debutan kerap kikuk dan banyak melakukan kesalahan sendiri. "Penampilan Rio Haryanto di F1 benar-benar di luar dugaan banyak orang," imbuhnya.
Andaikan saja, Rio Haryanto mendapatkan dana untuk menutupi sisa kekurangan 7 juta Euro. Tak menutup kemungkinan Rio Haryanto bisa tampil all-out.
Tampil di F1 ini membutuhkan fokus dan konsentrasi tinggi. Nah bagaimana bisa 100% total jika ternyata urusan paling hakiki belum juntrung kepastian.
Seperti yang dibeberkan Anthony Davidson, eks-pembalap F1, yang menjadi komentator di stasiun Sky Inggris.
Ia menjelaskan bila dirinya mahfum benar dengan kondisi Rio Haryanto. Tampil di tim papan bawah dan harus bisa fokus dan konsentrasi total. Sementara masih ada kekurangan yang belum dibayarkan.
"Tentu tidak bisa pol. Saya merasakan apa yang dilalui Rio Haryanto karena saya pun pernah di posisi serupa dengan Rio," ujar Anthony Davidson.
Ironisnya talenta dan perjuangan seorang Rio Haryanto yang berharap pada sokongan pemerintah malah terabaikan. Padahal bila pemerintah cukup bijak. Kiprah Rio Haryanto di F1 bisa menjadi media promosi atau pencitraan di mancanegara.
Sayang amat disayangkan ada seorang WNI berjuang menapaki ajang balap F1 yang terbilang sulit dan terjal. Pada saat sudah ada orang Indonesia yang berhasil menembus. Eh malah disia-siakan, lagi-lagi ironisnya oleh negaranya sendiri.
Semoga saja Rio Haryanto tidak jera dan kapok untuk tetap berusaha kembali tampil di F1 di musim depan atau masa-masa yang akan datang. (otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR