Inikah penerus status legendaris Civic?
Jakarta - Berbicara Civic di Indonesia, pasti langsung terlintas nama-nama ‘Estilo’, ‘Ferio’ atau kode bodi seperti EK. Wajar saja, selain bentuk abadi, generasi dalam bentuk sedan dan hatchback di Indonesia ini memiliki mesin yang legendaris.
Lompat ke generasi lebih modern yakni FD dan FB, nama besar tersebut kurang menggaung di kalangan anak muda. Pengendalian yang kurang fun dan mesin yang tergolong biasa di zamannya dianggap jadi penyebab.
OTOMOTIF mencoba Civic generasi ke sepuluh atau yang lebih akrab disapa ‘Civic Turbo’ di Indonesia. Harusnya, adik Accord ini akan kembali merebut tahta yang lama hilang. Pengendalian presisi, kenyamanan tidak terduga, hingga respon mesin forced induction pertamanya yang berpadu dengan salah satu CVT terbaik, jadi alasannya.
Seperti apa detailnya?
Kenyamanan
Seperti bukan khas Honda, jok kulit Civic berkode bodi FC ini cenderung empuk. Tangan setiap penumpang juga kedapatan arm rest padded di door trim, sandaran tangan sekaligus konsol tengah di depan bisa slide maju-mundur.
Namun yang jadi panutan dan jawaban atas setiap Civic generasi sebelumnya, adalah setting suspensi yang unbelievably ekstralembut. Thanks to sepasang suspensi multi-link di belakang menggantikan double wishbone lamanya.
Kini merasakan kenikmatan berkendara Civic tidak perlu mengorbankan kenyamanan dengan kerasnya bantingan lagi. Ban Bridgestone Potenza 215/50R17 yang digunakan juga sangat menimalisir road noise, bahkan boom noise dari luar termasuk minim.
Anehnya, karakter CVT sering sekali ‘ndut-ndut’an di kecepatan stop and go, namun hal ini mudah diatasi dengan mengaktifkan mode ECON.
Handling
Editor | : | Parwata |
KOMENTAR