Jakarta - Untuk ketiga kalinya Bajaj Auto menggempur pasar roda dua tanah air. Pertama lewat brand sendiri, Bajaj, di 2008. Lalu lewat Kawasaki Bajaj di 2013 dan kini lewat KTM yang dihela PT Penta Jaya Laju Motor (PJLM).
Tak tanggung-tanggung, Bajaj Auto menetapkan target yang disanggupi Kristianto Gunadi, President Director PJLM dan manajemennya. Yakni 20 ribu unit terhitung mulai Maret 2017 sampai Februari 2018.
Bagaimana strategi yang diterapkan?
Tidak Ada Pressure
Kristianto menyebut pihaknya akan melaksanakan test ride sebanyak mungkin untuk publik. “Kalau di India ada mandatory, sebelum orang beli harus test ride dulu. Bahkan jika orang telpon mau test ride, dealer tinggal datang,” ucapnya.
Dalam dua kali serangan sebelumnya, terkesan Bajaj Auto ingin meraih pasar sebanyak-banyaknya namun akhirnya kandas, meleset dari target yang terus membengkak.
Sehingga kali ini strategi mereka berbeda. Bahkan, di masa-masa awal ini tidak ada pressure terhadap PJLM selaku pemain.
“Saya lihat tiga bulan pertama tidak ada pressure untuk menjual sebanyak-banyaknya. Step by step. Teknikal lebih diperkuat. Boleh dibilang sampai maret tahun depan tidak ada target,” paparnya. Langkah yang dilakukan kali ini jsutru lebih ke pengembangan dealer, sistem, aftersales dan spare part.
“Pertama-pertama yang didatangkan orang teknilal dulu. Jadi tidak tergesa-gesa seperti mungkin pada waktu lalu. Sekarang lebih ke pengembangan secara bertahap, toh hasilnya bagus,” lanjut Kristianto. Hasil sementara yang bagus terlihat dari pesanan di pameran otomotif beberapa waktu lalu berkat dibukanya ajang test ride. Selain itu menurutnya karena KTM saat ini punya tiga komponen utama untuk sukses di Indonesia.
“Pertama desain, di Indonesia untuk motor sport adalah desain. Kedua adalah harga. Ketiga adalah brand. Itu sesuai survey market di sini. Dulu desain bagus, brand bagus tapi yang mereka enggak punya adalah harga,” terangnya.
Target Tinggi
Tetapi, 20 ribu unit setahun bukan target kecil untuk dicapai. Kristianto mengakui target tersebut tidak bisa dicapai hanya dengan 5 model yang ada sekarang ini.
“Harus ada additional line up untuk mencapai 20 ribu unit,” ujarnya. Lalu, apa perlu KTM bermain di harga bawahnya lagi? “Enggak. Ada beberapa option, kita akan konsisten mempertahankan KTM sebagai premium bike. Kita enggak akan mau (turun harga lagi). Bagi KTM, Rp 33 juta itu level yang sudah rendah. Di bawah itu orang lihat tidak premium,” tukasnya.
Bajaj Auto sendiri menguasai 48 persen saham KTM. Sehingga diserbuan ketiga kalinya, mereka menggunakan KTM yang bermain di segmen motor kecil. Sedangkan moge KTM saat ini masih dipegang PT Jaya Selaras Sejahtera yang sebenarnya juga memasarkan KTM ber-cc kecil. (Iday/otomotifnet.com)
Editor | : | Parwata |
KOMENTAR