Coba perhatikan secara seksama, Toyota Avanza G milik Raden Eddie Sumargho yang jadi The Champ Black Auto Battle 2016 seri Solo ini mengalami customized cukup banyak.
Magelang - Siapa sangka kalau tampang yang sekarang jadi beraliran ektrem ini, awalnya dikonsep dengan ubahan bergaya elegan.
Terhadap apa yang dilakukan itu, ternyata pria yang akrab disapa Argho itu punya alasan yang cukup mengejutkan.
“Awalnya cuma iseng saja ikutan kontes. Tapi lama kelamaan panas juga melihat pesaing lain yang ikutan dalam kontes modifikasi,” tegasnya.
Panas dengan tampilan kendaraan pesaing di kontes ternyata itu hanya awalnya saja. Selebihnya adalah dipanas-panasi saat melakukan pengerjaan di workshop miliknya Argho Light Jl. Potrobangsan Magelang, Jateng.
Maksudnya dipanas-panasi, ketika melakukan pengerjaan ubahan kru dan rekan kerja selalu bilang ubahannya tanggung.
“Jadilah sekalian dibikin ektrem saja,” kata Argho. Ini alur kerja ubahan dari elegan ke ekstrem yang dilakukan Argho dan kru Argho light. Oct / otomotifnet.com
Bodi
Bagian ini ternyata yang jadi sasaran pertama. Dari depan dimulai dengan pengerjaan kap mesin yang buka tutupnya dibikin motorized.
Lalu bagian bodi depan di-custom, agar head lamp Honda Civic FB keluaran 2015 bisa dipasang. Ke bagian tengah, pintu dibuat suicide dan atap di-custom agar sunroof dari Webasto bisa terpasang.
“Masih urusan atap, bagian belakang awalnya sudah diubah moonroof. Lagi-lagi karena tanggung, maka di-custom lagi untuk dijadikan panoramic,” paparnya.
Mundur lagi dan kali ini langsung ke bagian belakang, dimana ada ubahan pada pintu bagasinya. Argho memotong bagian tersebut menjadi 2 bagian dan mirip seperti bagian belakang Opel Blazer.
“Tepatnya dibuat seperti bawaan Honda Estilo dan dengan tujuan agar audio bisa dilihat meski pintu tertutup,” ucapnya.
Ada custom lain di bagian ini, penggunaan stop lamp dari Honda Oddysey RB3 2010 mau tidak mau harus dibuatkan dudukan baru.
Kaki-kaki
Kepalang tanggung, maka bagian ini diputuskan untuk menggunakan pelek ukuran 20 inci. Agar kelihatan ektrem, sistem suspensinya menggunakan udara alias air suspension.
Pemasangan pelek lebar dan suspensi udara tersebut membuat banyak ubahan yang harus dilakukan. Terutama pada bagian belakang Avanza keluaran 2009 bertransmisi manual ini.
“Lantainya terpaksa harus dicoak, supaya pelek dan perangkat lainnya bisa dipasang. Sedangkan bagian belakang, tidak banyak coakannya. Hanya saja suspensi standarnya di-custom jadi lebih pendek,” jelasnya.
Keinginan awal Argho, hanya melakukan sedikit ubahan pada bagian bodi. Tapi apa mau dikata, makin kebablasan ubahan yang dilakukan.
Kebablasan yang diakui Argho itu adalah dengan memotong bodi bagian atas sebanyak 20 cm. Choptop yang dilakukan itu, membuat posisi semua kaca mengalami perubahan.
“Bukan letaknya, hanya posisi sekarang berubah jadi lebih rebah daripada standar pabrik,” terang pria ramah itu.
Sementara itu, kaca dibagian samping kiri dan kanan enggak lagi pakai bawaan Avanza. Diputuskan bagian ini untuk memasang kaca custom.
Interior
Door trim yang dipakaikan oleh Argho, bukan lagi bawaan pabrik. Kru Argho light mengganti bagian dengan bahan dari fiberglass dan ini terjadi pada semua bagian.
Jok depan pakai yang memiliki fitur eletrik. Nah bawaan Nissan Cedric dicomot dan di-custom agar bisa terpasang di kabin Avanza.
Audio + 70 TV Monitor
Bisa dibilang ubahan pada bagian audio enggak terlalu mewah. Argho hanya mengandalkan produk dari Pioneer dari mulai head unit double DIN dan speaker 2-way.
Satu unit subwoofer Hertz Energy ukuran 10 inci dipasang, di-seting tersembunyi di kolong. Alasannya cukup klasik, sudah enggak ada tempat lagi untuk menempatkan part tersebut.
“Power dari produk Kenwood yang 4 channel 2 unit dan 1 monoblok,” tuturnya.
Dasar kendaraan dibangun untuk kontes, maka monitor televisi yang dipasang totalnya 70 unit. Paling banyak memang yang ukuran 4.3 inci, lebih kurang 50 unit. Sisanya yang dipasang ukurannya lebih besar.
Grafis
Motif airbrush yang ada dikendarannya, diakui ketinggalan zaman. “Grafis seperti ini, memang tren modifikasi 5 tahun ke belakang. Mau tidak mau dipilih, karena tuntutan kontes,” ungkap Argho. Selain bagian bodi, teknik pengecatan airbrush ini sampai juga ke bagian interior.
Mesin
Dibalik kap mesin, bukan lagi mesin asli milik Avanza. Argho mengimpor dari Singapura mesin 1.600 cc yang sudah pakai turbo. Meski yang diimpor sudah pakai turbo, namun pada kenyataannya itu masih dianggap kurang.
Lalu dipilih jalan untuk menggantikan turbo bawaan mobil dengan standar yang dipasang pada Subaru Impreza. Intercooler pakai produk aftermarket berlabel Greedy, selang-selang Samco dan piping custom.
Motorized Android
Sungguh beruntung Argho memiliki teman seorang programmer. Dari temannya itu, pengoperasian semua motorized yang dipasang menggunakan software berbasis Android.
Langsung bisa diaplikasikan? Sudah barang tentu enggak, beberapa bagian kudu di-custom. “Terutama pada bagian hardware dan itu semua kita yang kerjakan,” tegas Argho.
Dengan aplikasi berbasis Android ini, penonton di kontes modifikasi Black Auto Battle The Park Solo, Jateng dibuat terkagum-kagum. Itu karena Argho mengoperasikan buka tutup pintu, air suspension, buka tutup kap mesin dan lain-lain dari handphone.
Data Modifikasi
Ban : Accelera 235/30-R20
Pelek : Davinci 20 inci
Air Suspension : Air Lift 4 Titik
Brake Kit : OEM Nissan Skyland OEM Mitsubishi Evo 10
Turbo : Subaru Impreza
Piping : Custom
Intercooler : Greedy
Blow Off : HKS
Interior : Custom by Argho Light
Headlamp : Honda Civic FB
Stoplamp : Honda Oddysey
Headunit : Pioneer
Speaker : Pioneer
Subwoofer : Hertz 10 inci
Power : Kenwood 4 Channel 2x
Monoblok : Kenwood
Plus : Pengoperasian motorized sudah serba Android
Minus : Grafis masih pakai tren lawas
Editor | : | Parwata |
KOMENTAR