Taichung – Dalam gelaran Taiwan Auto Gymkhana Prix 2016 (25/9), Indonesia diwakili oleh dua peslalom, Demas Agil dan James Sanger. Demas berhasil meraih posisi tiga meski didera masalah.
Kedua peserta asal Indonesia merupakan peslalom dengan grade seeded A dan sudah mengumpulkan banyak sekali kemenangan. Namun, bertanding di luar negeri menjadi pengalaman tersendiri dan tidak terlalu mudah menyelesaikannya.
“Kendala utama ada di letak setir. Kalau Indonesia di kanan, di Taiwan kiri. Jadi pas lomba dan saat circle harus sangat hati-hati supaya tidak menyenggol. Jadi kurang dekat,” sebut Demas Agil.
Perbedaan letak setir ini memang menjadi masalah. Sebab secara keseluruhan tidak terlalu biasa.
Mungkin saja kalau hanya berkendara harian tidak terlalu pengaruh, namun saat lomba jelas punya pengaruh besar. Berkaitan dengan perolehan waktu yang dicetak.
Jika akhirnya Demas memilih ‘menjauh’ dari kun disebabkan supaya angka penalti tidak terlalu besar. Tentu ini berkaitan dengan waktu yang bisa dicatat.
Kendala berikutnya yakni pada mobil itu sendiri. Menggunakan sedan produksi Taiwan, Luxgen S3. Bermesin 1.600 cc, dimensinya tidak terlalu jauh berbeda dengan Toyota Vios atau juga Honda City.
Setiap peserta mendapatkan mobil dalam keadaan standar serta tidak boleh melakukan modifikasi. Kendalanya, “Mobil itu tidak ad handbrakenya. Jadi saat circle tidak bisa terlalu dekat,” tambah Demas.
Maksud tidak ada handbrake yakni, bukan sistem tarik layaknya handbrake mobil slalom di Indonesia.
Walau dihadang berbagai kendala, Indonesia lewat Demas berhasil podium tiga. Dibawah peserta asal Filipina. (otomotifnet.com)
Editor | : | toncil |
KOMENTAR