Bali - Pagi ini, OTOMOTIF coba paparkan sekilas impresi perdana mengendarai sport bike 250 cc dalam 'All New Honda CBR250RR World Premiere Journalist Test Ride' di Pulau Dewata akhir pekan lalu (12/11).
Perjalanan berawal dari Kuta dengan kondisi jalan khas perkotaan di Denpasar, Gianyar dan Singaraja. CBR250RR mampu menarik perhatian para pengguna jalan, wajar karena punya lekuk bodi yang dinamis serta headlamp LED membuat mata penasaran.
Dalam kodisi jalanan padat tapi tidak sampai macet seperti ini, mode berkenda Sport dirasa lebih pas, tidak terlalu agresif dan tidak terlalu 'lemot' seperti yang dirasakan saat memilih power mode Comfort.
Jika dipakai santai seperti ini perpindahan gigi nyaman tiap 6.000 - 7.000 rpm. Wuih tinggi ya? Wajar bro, karakter mesin overbore yang berkitir di putaran tinggi.
Perjalanan makin menantang melewati area berliku di pegunungan Gitgit, dataran tinggi Penulisan dan Bedugul disuguhkan dengan pemandangan menarik di Danau Batur, Gunung Batur, Danau Buyan dan Danau Bedugul. Kondisi jalan yang menanjak lengkap dengan banyaknya tikungan serta perubahan suhu udara membuat perjalanan semakin menarik.
Dengan bore 62 mm dan stroke 41,4 mm motor ini punya karakter tenaga buas di putaran tengah sampai atas, sesuai dengan data tenaga maksimumnya 36,4 dk pada 12.500 rpm dan torsi maksimal 22,5 Nm di 10.500 rpm.
Dalam medan seperti ini pengendara harus pintar-pintar menjaga rpm di atas 7.000 rpm agar tenaga yang dibutuhkan bisa tercapai tanpa membuat mesin drop. Ada sedikit getaran yang cukup terasa pada tangan dan kaki, getaran ini muncul pada 7.000 sampai 8.500 rpm. Namun lewat dari rpm itu getaran tidak lagi terasa, aneh ya!
Karena mau agresif, ubah riding mode ke Sport+. Dengan mode Sport+ ini karakter mesin berubah menjadi lebih responsif dan tidak ada delay di tiap bukaan gasnya. Raungan mesin pun lebih terdengar.
"Suara raungan mesin yang terdengar berasal dari airbox yang tepat berada di bawah tangki. Oleh karena itu aliran udara yang dihisap oleh throttle body tipe downdraft ini dapat terdengar jelas," ucap Toshiyuki Inuma, President Director PT. Astra Honda Motor (AHM) yang satu rombongan turing bersama OTOMOTIF.
Disuguhi berbagai tikungan mulai dari landai, terjal, hingga chicane layaknya sirkuit justru membuat adrenalin semakin terpacu. Pasalnya handling dari CBR250RR ini tergolong istimewa, sama sekali tidak ada gejala motor limbung ataupun kaku.
Bisa dibilang handlingnya mirip dengan motor 150 cc. Mencoba untuk membalikan motor dari kiri lalu ke kanan terasa begitu ringan dan stabil, motor selalu menuruti kemauan pengendara sehingga tidak menguras banyak tenaga. Bobot ringannya ini salah satunya berkat ukuran mesin yang terbilang ringkes atau kompak, bisa dilihat dari pipa knalpot yang rapat antara silinder kiri dan kanan.
Unit yang dites merupakan tipe ABS dengan bobot 168 kg beda 3 kg dengan tipe standar yang hanya 165 kg dan CBR250RR adalah motor teringan di kelasnya. Kestabilannya dibantu juga dengan kedua suspensinya, "Pada umumnya suspensi tipe upside down punya karakter keras, tapi pada motor ini dibuat empuk nyaman tapi tetap memberikan kestabilan berkendara," jelas Koji Sugita Marketing Director PT. AHM.
Dalam perjalan ini sempat diguyur hujan serta perubahan suhu dingin saat mencapai dataran tinggi, namun terbukti mesin 249,7 cc 2 silinder segarisnya ini tidak drop meskipun suhu udara berubah drastis. Demi menjaga keamanan berkendara dalam kondisi hujan dan aspal yang lembab mode diubah memjadi Comfort.
Pada mode ini seperti ada sedikit jeda ketika membuka gas, bukaan throttle body pun tidak hanya jeda tapi juga lebih halus meskipun gas dibuka secara mendadak. Dengan begitu tidak perlu khawatir bagian ban belakang slip meskipun jalanan basah dan lembab.
Dengan total jarak tempuh 254,3 km serta lebih sering menggunakan mode Sport+ konsumsi rata - rata bahan bakar tercatat 29,2 km/liter, masih efisien kan? (Otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR