Memang bukan jadi fitur yang paling berguna di Indonesia. Namun aplikasinya sangat kental membuat mobil terlihat stylish
Jakarta - Sejalan dengan gaya hidup kekinian yang makin mementingkan style di atas fungsi, sunroof di Indonesia kini makin populer.
Salah satu penyebabnya juga karena kehadiran jenis baru sesuai, yaitu Panoramic Sunroof. Bukan lagi hanya angin sepoi-sepoi dan hangatnya cahaya matahari yang dapat dinikmati dari kehadiran kaca raksasa di atap dengan sunroof panoramic ini, melainkan juga pemandangan di atas.
Nah selain itu, apakah ada jenis-jenis lain? Lalu apakah perbedaan sunroof dan moonroof? Bagaimana jika ingin memasangnya di mobil standar? Cek artikel di bawah ini. • Sano/otomotifnet.com
Jenis
Tidak, pemberi cahaya dan udara di atap mobil ini tidak digolongkan menjadi sunroof dan moonroof saja. Bahkan jika menilik satu per satu berdasarkan bentuk dan bagaimana beroperasinya, jenisnya dipecah menjadi cukup banyak.
Meski cukup abu-abu, istilah sunroof sendiri pertama kali digunakan untuk atap yang memiliki kaca, seperti pada Ford Crestline Skyliners 1954, Mercury Sun Valley 1954 atau bahkan opsi tambahan pada mobil Nash di tahun 1937.
Kemudian dipopulerkan oleh Heinz Prechter dengan perusahaannya, American Sunroof Company (ASC) di tahun 1965. Itu pula Heinz mencontoh desain atap ‘ragtop’ milik VW Beetle yang bisa terbuka dan cukup populer di Eropa ketika itu.
Sehingga istilah sunroof menjadi populer untuk porsi kecil atap yang dapat terbuka dan tertutup lagi, memasukkan cahaya matahari dan udara segar ke kabin tanpa membutuhkan reinforcement tambahan berlebih, seperti pada convertible.
“Porsche 911 sampai sekarang masih memiliki opsi sunroof seperti yang populer di masa generasi pertamanya dulu, yaitu berupa atap solid yang terbuka, bukan kaca,” ujar Ricko Boen, Product Specialist non-Technical Porsche Indonesia.
Istilah moonroof baru muncul setelah tim marketing dari Ford-Lincoln menggunakan sunroof berupa kaca yang bisa ditarik ke belakang pada Lincoln Mark IV-nya pada tahun 1973.
Hingga kini, kata tersebut masih sering digunakan untuk menyebut bagian atap berupa kaca, baik dapat terbuka maupun tidak.
Spoiler/Tilt & Slide Sunroof
Merupakan jenis sunroof paling populer. Fungsinya dibagi menjadi dua, yaitu tilt ketika bagian belakang atap/ kaca sedikit terangkat, membuat sudut tajam pada bagian depannya untuk sedikit membuat sirkulasi udara ke kabin. Satu lagi adalah slide, ketika seluruh kaca/atap tergeser ke belakang dan atau di atas atap asli.
Contoh: Ford EcoSport, Mazda6, Honda CR-V, Nissan Teana, BMW 330i, Mercedes-Benz C250 dan Mitsubishi Pajero Sport.
Jenis-jenis lain pun kemudian bermunculan, cek tabel di bawah ini agar tidak salah menentukan jenisnya dan keberadaannya di mobil-mobil yang beredar di Indonesia. • Sano/otomotifnet.com
Pop-Out Sunroof
Jenis ini hanya memiliki kemampuan tilt atau menaikkan bagian belakang kacanya. Karena hanya bisa dioperasikan manual dengan cara didorong, fungsinya kurang cocok untuk iklim di Indonesia dan kurang menambah style, jenis ini kurang populer dan hanya hadir di mobil seperti Toyota Alphard untuk sunroof bagian depannya. Contoh: Toyota Alphard
Inbuilt Sunroof
Berbeda dengan jenis spoiler, inbulit sunroof tidak bisa tilt, sehingga memanfaatkan railing di dalam atap asli, ketika slide ke belakang saat terbuka. Tipe ini cukup jarang di Indonesia, namun aplikasi aftermarket-nya cukup berlimpah karena menjadi varian entry.
Panoramoic Sunroof
Merupakan salah satu model sunroof paling tren kini. Selain fungsi asli untuk sirkulasi udara segar dan cahaya matahari, jenis ini juga memberikan pandangan ‘panorama’ dari besarnya porsi kaca yang menggantikan atap asli.
Bahkan pabrikan seperti BMW membuat beberapa flagship-nya seperti 7 Series G10, diberikan opsi Sky Lounge Panoramic Roof dengan memberikan 15.000 LED untuk menghiasi atap di malam hari.
Sedangkan Rolls-Royce dengan Starlight Headliner-nya, seperti memberikan pemandangan galaksi baik pada siang maupun malam hari. Contoh: Hyundai Santa Fe, Kia Sorento, Mitsubishi Outlander Sport, Toyota Vellfire (belakang), Honda HR-V, Renault Koleos
Rag-Top
Berupa atap yang dapat terlipat menjadi beberapa bagian ke belakang, sehingga sedikit menghadirkan rasa convertible. Nama lainnya adalah folding sunroof, karena ragtop biasa dipakai untuk materialnya yang berupa kain. Contoh: Fiat 500C, Mercedes A190
Pilihan Aftermarket
Jika akan membeli sunroof, moonroof atau ragtop, pastikan penjualnya sudah berpengalaman. Kemudian tinggal menyesuaikan juga dengan budget.
Nah, di tempat Dicka yang menjual merek Webasto, ada pilihan sunroof size M dan L, moonroof size L, dan ragtop. Untuk harganya sunroof size M Rp 10,5 juta, size L Rp 11,5 juta, moonroof size L Rp 14,8 juta, dan ragtop Rp 19,5 juta.
Sementara untuk yang copotan harganya berkisar Rp 3 juta sampai Rp 4,5 juta.
Untuk pemasangan baru, Dicka memerlukan waktu sekitar 4 sampai 5 jam dan yang copotan sekitar 10 hari, sementara Dewa membutuhkan waktu sampai 2 minggu karena sekaligus merapikan plafon bagian dalam.
Kalau di Garasi Sunroof milik Dewa hanya menjual sunroof, moonroof dan ragtop seken. Harga sunroof dan moonroof seken sekitar Rp 3,5 jutaan, ragtop plat Rp 10 jutaan, dan ring cut Rp 10 juta sampai Rp 12 juta. • Kyn/otomotifnet.com
Versi Bengkel Resmi
Andri Iskandar, Kepala Bengkel PT. Bestindo Car Utama yang merupakan bengkel resmi BMW di kawasan Bintaro ikut angkat bicara. “Sebenarnya kalau sunroof bawaan orisinal mobil jarang bermasalah. Tapi tak ada salahnya juga mengecek sunroof setiap kali melakukan servis rutin ke bengkel,” ujarnya.
“Pastikan tidak ada kotoran di jalur rel sunroof, karena kotoran-kotoran inilah yang bisa menyebabkan jalur buangan air tersumbat dan akhirnya bisa menimbulkan kebocoran,” jelas Andri lagi.• Kyn/otomotifnet.com
Perawatan
Kalau pakai sunroof atau moonroof memang gaya dan keren pastinya. Tapi bagaimana cara merawatnya agar tetap awet dan berfungsi normal tiap waktu?
“Sebenarnya perawatan sunroof atau moonroof itu tidak sulit. Intinya, usahakan jangan sering dijemur terkena hujan dan panas di luar,” ujar Dicka dari Bravecuttop, spesialis sunroof di kawasan Ciputat, Tangsel.
Lalu apa yang akan terjadi kalau sering terjemur? “Kalau sering dijemur terkena panas hujan, bisa menyebabkan karet frame sunroof-nya jadi getas. Kalau sampai getas, susah cari gantinya,” ucap Dewa dari Garasi Sunroof. Nah, kalau sudah getas karetnya tentu akan membuat piranti ini jadi bermasalah!
“Selain itu jangan lupa setiap habis dicuci, harus dilap sampai benarbenar kering dan kalau ada kompresor angin sekeliling frame sunroof itu ditiup agar cepat kering,” tambah mantan jurnalis ini.
Nah, apabila saat sunroof dalam posisi ‘tilt’ atau terbuka ke atas dan akan menutup, terdengar bunyi seperti gesekan karet dengan pelat yang cukup jelas, menghilangkannya mudah. “Di sepanjang karet kaca sunroof olesi saja pakai silicon spray, pasti bunyinya hilang,” tutur Dicka.
“Oh iya, pada saat hendak menutup sunroof atau moonroof, pastikan kondisi sepanjang relnya bersih, tidak ada kotoran yang bisa membuat proses buka tutup sunroof jadi berat. Terkadang serpihan daun atau ranting halus suka nyelip,” ulas Dicka.
Bengkel Spesialis
Jika berminat memasang sunroof, moonroof atau ragtop, bisa langsung meluncur ke Garasi Sunroof di jl. Nangka IV no. 43D (belakang tembok ITC Duta Mas Fatmawati), Cipete Utara, Jaksel. Telp: 0819- 11000837.
Kalau ingin membeli yang baru, bisa ke Bravecuttop milik Dicka di Jl. Arya Putra No.6, Serua Indah, Ciputat, Tangsel. Telp: 0822- 45678232. • Kyn/otomotifnet.com
Selain itu jika proses buka tutupnya terlihat berat, bisa menyemprotkan cairan silicon spray. “Ulangi saja setiap 3 bulan sekali,” tambah Dewa.
Yang tak kalah penting adalah, pada saat pemasangan, pastikan karet kaca masih bagus dan talang airnya masih ada dan bersih. “Lalu lihat juga jangan sampai di pembuangan airnya tersumbat kotoran. Kalau sampai tersumbat, bisa terjadi kebocoran di dalam kabin!” seru Dicka.
Dos & Don’ts
Paling mudah mengingatnya, sunroof tetap sebuah kaca, maka perlakukan lah seperti kaca. Apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan? “Jangan memberi beban di atasnya,” tutur Sugihendi, Product Knowlegde PT Nissan Motor Indonesia. Pastinya, dilarang menduduki sunroof, terutama jenis panoramic. Biasanya dalam keadaan terbuka, penumpang keluar dari lubang sunroof dan bersandar di kaca.
Dadi Hendriadi, GM Technical Service Division PT Toyota Astra Motor pun berpendapat tidak membersihkan tumpukan debu di jalur air sunroof berpotensi menutup jalurnya dan membuat air masuk ke kabin, yang jadi salah satu akibat menutup sunroof ketika hujan.
Jangan lupa juga karena kaca sangat mudah jamuran dan posisinya di atas alias langsung terkena sengatan matahari. Jadi sebisa mungkin hindari kerak jamur dengan cepat-cepat membuatnya kering, setelah terkena hujan atau sehabis mencuci. Oh iya, tidak semua sunroof juga dilengkapi jam protection. Sehingga pastikan dulu spesifikasi sunroof sebelum mengeluarkan kepala atau tangan dari lubang tersebut untuk menghindari terjepit. Nah, kemudian apa yang sebaiknya dilakukan jika anda memiliki sunroof?
“Buka tutup sunroof-nya minimal seminggu sekali. Karet-karetnya juga kalau bisa dibersihkan dengan silicon spray khusus karet, paling tidak sebulan sekali,” tambah Hendi. • Sano/otomotifnet.com
Editor | : | Parwata |
KOMENTAR