Jakarta - Saat memperkenalkan All New Chevrolet Trailblazer (22/2), PT General Motors Indonesia memastikan setiap usaha yang telah dilakukannya dalam mengembangkan SUV ladder frame 7-seater ini selama lebih dari tiga tahun diketahui. Salah satunya, dengan mengatakan Trailblazer telah mengadopsi CPA (Cetrifugal Pendulum Absorber) torque converter.
Bagaimana cara kerjanya dan apa keuntungannya?
Pada dasarnya, mesin diesel menghasilkan getaran torsional yang sangat besar karena kompresi ekstra tingginya. Desain baru pada torque converter ini, yang bergerak seperti pendulum diklaim dapat menyerap getaran tersebut.
“CPA akan mengisolasi getaran torsional dari mesin dan mencegahnya untuk mencapai pengemudi dan penumpang di dalam kabin,” tutur Dan Pinnuck, Lead Development Engineer Trailblazer dari GM Australia.
CPA Torque Converter memiliki damper penyerap dengan per massa sekunder. Desain unik yang digunakannya membuat per massa tersebut bergetar dalam arah yang berlawanan dari getaran torsional yang dibuat oleh mesin, sehingga getaran torsional yang tak diinginkan tersebut diseimbangkan.
Namun seperti dijelaskan Dan, struktur ini dapat melakukan hal yang lebih dari sekadar mengurangi getaran saja.
“Penggunaannya membuat kami dapat mengkalibrasi transmisinya secara lebih agresif. Dengan itu, torque converter akan terkunci lebih sering, sehingga torsi besar 440 Nm yang dimilikinya dapat lebih banyak digunakan untuk menghasilkan akselerasi yang lebih kuat,” tambahnya.
Selain lebih responsif, transmisi yang berjalan dengan lebih efektif juga membuat mesin lebih efisien, sehingga berujung pada penghematan bahan bakar.
Sehingga bila dirangkum, CPA torque converter memberi empat efek positif pada Trailblazer. Yaitu mengurangi kebisingan dan getaran dari mesin, memanfaatkan torsi mesin yang maksimal melalui kalibrasi, membuat mesin lebih responsif dan membuat konsumsi bahan bakar lebih irit.
Keren?
Pada dasarnya, aplikasi canggih ini juga sudah diterapkan ke mesin-mesin diesel keluaran Eropa, seperti N47 pada BMW dan OM651 di Mercedes-Benz. Meski begitu, kedatangannya di SUV Amerika Serikat buatan Thailand ini sangat diapresiasi.
Masalahnya, penggunaan CPA torque converter ini lebih dimaksudkan untuk mesin 2.8 L yang mendapat revisi jauh lebih banyak, sedangkan Indonesia kedapatan mesin 2.5 L Duramax yang juga direvisi jadi bertenaga 178 dk dan torsi 440 Nm karena Variable Geometry Turbocharger barunya.
Jadi, bagaimana efek kongkritnya di Trailblazer? Tunggu sesi test drive-nya ya!
Editor | : | Fransiscus Rosano |
KOMENTAR