Jakarta - Konsumen biasanya keenakan pakai mode automatic, makanya saat servis berkala, mode manualnya juga harus dicoba motor nyeleneh yang pantas jadi tunggangan Batman ini sangat terbatas unitnya di Indonesia, sangat langka karena hanya belasan unit saja yang beredar.
Canggihnya, motor bermesin 2 silinder segaris 745 cc ini dilengkapi dengan transmisi DCT (Dual Clutch Transmission). Nah, yang menarik adalah, seperti apa ya perawatan berkalanya. Khususnya untuk transmisi canggih DCT-nya.
Oiya, DCT ini juga dipakai pada beberapa moge terbaru Honda seperti Honda CRF1000L Africa Twin yang baru dirilis di Indonesia beberapa waktu yang lalu. Dengan transmisi ini pengoperasian perpindahan gigi bisa dilakukan secara automatic.
Sedang perpindahan antar giginya juga sangat cepat karena memiliki konstruksi dual clutch, gigi ganjil dan genap berbeda kopling untuk respon yang lebih cepat. Untuk performa yang lebih baik, jangan lupa mampir ke bengkel resmi tiap 6.000 km untuk melakukan servis berkala.
Area transmisi jadi salah satu yang dapat perhatian khusus. “Konsumen biasanya keenakan pakai mode automatic, makanya saat servis berkala motor, harus dicoba semua, juga bagaimana mode manualnya bekerja.
Misal tiap perpindahan gigi secara manual apakah bekerja halus,” buka Widodo Tri Lumaksono mekanik Big Bike Honda 0001 Dewi Sartika, Jakarta Timur. Lalu ada juga pengecekan dan penggantian saringan oli kopling tiap 24.000 km,
“Ini untuk menjaga agar solenoid bekerja dengan baik. Jangan sampai terjadi penumpukan di saringan oli kopling yang membuat kinerja kopling bermasalah,” paparnya. Selanjutnya untuk pengerjaan servis, tidak beda dengan big bike lain,” lanjut Dodo sapaannya.
Untuk penggantian oli mesin dalam buku manual tercantum tiap 12.000 km. “Biasanya konsumen sudah minta ganti di 4.000 km. Mungkin masih punya pemikiran seperti motor jadul yang penggantian oli tiap 2.000 km.
Padahal tidak masalah jika ganti sampai 12.000 km,” ujar pria berpostur tinggi besar ini. Selain itu, tidak semua pemilik big bike termasuk NM4 Vultus ini memakai kendaraannya setiap hari,
“Paling cuma weekend saja. Kalau begini kan odometer rendah terus jadi ganti oli dianjurkan tiap 4 bulan. Karena pada umur tersebut oli sudah terkontaminasi oleh udara,” wanti Dodo.
Penggantian tiap kelipatan 12.000 km selalu berbarengan dengan penggantian saringan oli mesin. Oleh karena itu kapasitas oli harus ditambah. Jika hanya mengganti oli yang dibutuhkan 3,2 liter, sedang jika berbarengan dengan penggantian saringan udara butuh 3,4 liter. Olinya pakai Honda Ultra G4 asal Jepang.
Sedang filter udaranya perlu diganti maksimal 18.000 km, “Tipenya kertas viskos element oil jadi tidak boleh dibersihkan. Cuma dilihat kondisnya saja sudah seberapa kotor ketika servis berkala,” tutup pria keturunan Jogja ini. (Fariz / Otomotifnet.com)
AHASS 0001 Dewi Sartika : 021-8015555
Tabel Harga:
Jasa servis: Rp 400 – 600 ribu Tergantung pengecekan
Oli mesin: Rp 255.000
Saringan udara: Rp 492.000
Busi: Rp 390.000 / piece
Filter oli: Rp 210.000
Kampas rem depan: Rp 810.000
Kampas rem belakang: Rp 640.000
Tabel Pemeriksaan:
Periksa putaran stasioner mesin
Periksa & lumasi rantai roda
Periksa sistem rem
Periksa sistem kopling
Periksa mur, baut, pengencang
Periksa saluran bahan bakar
Periksa cara kerja gas tangan
Bersihkan pernapasan bak mesin
Periksa minyak rem
Periksa keausan kampas rem
Periksa switch lampu rem
Periksa arah sinar lampu depan
Periksa standar samping
Periksa suspensi
Periksa roda/ban
Periksa cairan pendingin radiator
Periksa sistem pendingin
Periksa kepala kemudi
Editor | : | Parwata |
KOMENTAR