Kondisi ini tetap berlaku, walau takaran semprotan bahan bakar melalui injektor bisa diatur debitnya.
Bayangkan saja, misal bung Adit ingin konsumsi bahan bakar seminimal mungkin di putaran rendah.
ECU tidak hanya sekadar membuat semprotan pada injektor sesedikit mungkin, namun bisa membuat bukaan katup tidak terlalu besar, supaya misal masih ada sisa bahan bakar yang tidak terbuang, dapat digunakan kembali untuk proses di siklus pembakaran selanjutnya.
Pun begitu saat di putaran tinggi.
ECU akan memerintahkan injektor untuk menyemprotkan bahan bakar sebanyak mungkin, tapi sekaligus membuat bukaan katup buang sebesar mungkin, agar hasil pembakaran tersebut dapat dibuang sempurna.
Jadi, bukaan katup dengan sistem injeksi bahan bakar langsung, akan lebih optimal apabila digunakan barengan.
Sebab konsep dasarnya, bensin tidak akan terbakar sendiri, tapi tetap butuh asupan oksigen atau udara yang ideal agar dapat terbakar sempurna.
Makanya, kebutuhan udaranya pun tetap harus disesuaikan, tidak hanya mengandalkan berapa debit bahan bakar yang harus masuk, mesti dipadu seberapa banyak udara yang harus dicampur.
Semoga menjawab penasarannya ya bung.
(Andhika, Editor R4 Tabloid OTOMOTIF)
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR