Otomotifnet.com – Awalnya niat memperbaiki standar samping di tukang las saat turing, tapi apa daya motor Suzuki RGR malah hangus terbakar.
Peristiwa terjadi di tengah perjalanan touring Jakarta-Bandung komunitas RGR Rider Community beberapa minggu lalu.
Pemilik motor, Robby Chow mengatakan saat perjalanan pulang dari Lembang, Bandung menuju Jakarta, standar samping motor Robby patah saat melintas di Subang.
Saat menemukan bengkel las di daerah tersebut, tanpa pikir panjang Robby langsung meminta perbaikan terhadap standar motornya.
(BACA JUGA: No Road No Problem...Kijang Innova Doyan Main Tanah, Enggak Mau Kalah Sama Fortuner )
Saat itu alat las yang digunakan adalah las listrik.
"Saya sudah lepas akinya. Tukang las pun sudah menyuruh saya untuk bantu pegang motor-nya. Saya ikuti instruksi-nya," ucap Robby, Minggu (20/5/2018).
Karena masih lelah efek perjalanan sekian jam dari Lembang, setelah beberapa menit Robby meminta agar diperbolehkan melepas pegangan.
Tukang las pun memperbolehkannya.
(BACA JUGA: Syok Berat...Diajak Minum Bir Di Kafe, Motor Ibu Ini Raib)
Setelah melepas pegangan, Robby mencari tempat untuk beristirahat.
Tapi belum satu menit, motornya terjatuh dan seketika api langsung menyambar.
Padahal RGR tersebut adalah motor kesayangan yang dibeli Robby tahun 2006 saat masih duduk di bangku SMP.
Robby menduga api cepat menyambar karena karburatornya tidak memakai box filter.
(BACA JUGA: Gila! Pencuri Avanza Veloz Bebas, Diduga Gila Beneran)
Menurut Robby, api menghanguskan sebagian besar komponen motornya sehingga tak bisa digunakan lagi.
"Terlihat nampak utuh. Tapi setelah pengecekan lebih lanjut, banyak komponen yang sudah tidak bisa dipakai karena hangus terbakar," ucap Robby.
Robby syok dengan kejadian tersebut. Apalagi perbaikan motor harus dilakukan menyeluruh.
Sedangkan RGR adalah motor lawas yang suku cadangnya sulit didapat.
(BACA JUGA: Banyak Duit....Pembeli Sokbreker Ohlins Paling Banyak Pemilik NMAX )
Robby berharap kecerobohannya itu bisa jadi pelajaran bagi para pecinta motor lainnya, terutama yang hobi touring.
Apabila kerusakan tak terlalu parah dan tak mengganggu kinerja motor, ia menyarankan agar perbaikan tak dilakukan di tengah perjalanan.
Tapi menungggu saja setelah sampai kembali di tempat tujuan.
"Saya berharap kelalaian dan kecerobohan yang dialami oleh saya tidak di alami oleh teman-teman yang lain," ujar Robby.
Editor | : | Indra Aditya |
Sumber | : | Otomania.com |
KOMENTAR