Lamanya waktu penyelesaian itu bisa dipercepat dengan membuat bagian bagian kecil dalam jumlah banyak terlebih dahulu, alias secara 'massal'.
Sehingga, saat merangkai kendaraan, tinggal memasang bagian yang dibutuhkan. ”Untuk membuat satu kendaraan rata-rata dibutuhkan 6 wadah lem G, puluhan paku, serta beberapa kaleng kecil cat kayu. Banyaknya sesuai jenis mobil mainan,” terangnya.
Hasil karya Basuni diakui pelanggan memiliki cukup detil. Mulai dari, as, roda hingga stang atau setir mobil, kursi penumpung semuanya digarap secara detil dan mirip aslinya.
(BACA JUGA: Udah Dirombak Abis-Abisan, Kawasaki KLX Cuma Buat Mainan Keliling Kompleks)
Bahkan, dia memberi polesan cat bertuliskan nama-nama bus umum yang kerap berseliweran di jalan raya Jombang. Misalnya, Harapan Jaya, EKA, Sumber Selamat, Restu, dan lainnya. Itu dibuat untuk menambah nilai jual agar mirip aslinya.
Dalam membuat replika itu, Basunie dibantu empat anaknya, serta dan istrinya, Sofa (65). Untuk harga jual, Basunie mematok variatif, sesuai ukuran dan tingkat kesulitan.
Misalnya ukuran paling kecil panjang 62 sentimeter dan lebar 28,5 sentimeter dipatok harga Rp 150.000-Rp 350.000 per unit. Untuk replika kendaraan berukuran jumbo harganya bisa mencapai Rp 1,4 juta per unit.
Basunie mengaku menguasai keterampilan membuat replika mobil secara otodidak. Itu bermula dari kesukaannya 'mengolah' kayu limbah menjadi berbagai peralatan dapur.
Lebih-lebih, sebelumnya dia juga pernah bekerja sebagai tukang kayu. Setelahnya dia juga pernah bekerja sebagai penarik becak di Kecamatan Jogoroto dan sekitarnya.
(BACA JUGA: Bener Juga, Anak Harley Mainannya Jeep, Tapi CJ-7 Ini Kebablasan Off Road)
Saat sebagai penarik becak inilah, menurut pengakuannya, dia kerap melihat bus-bus umum antar kota berseliweran di jalan raya. Dari sini, muncul gagasan atau inspirasi Basunie untuk membuat bus-bus umum tersebut dari kayu limbah.
"Saya merasa sekarang kok sudah jarang yang membikin mobil-mobil mainan seperti itu di Jombang. Saya lalu mencoba dengan bahan dasar kayu. Ternyata banyak pembeli, lalu saya lanjutkan sampai sekarang,” terang Basunie.
Sejak memulai usahanya pertengahan 2000-an, kini pemasarannya sudah cukup luas, sampai luar Jombang.
"Awalnya saya jual sendiri. Tetapi kini ada yang mengambil untuk dijual lagi. Dari Pasuruan, Kediri, Malang hingga Bali,” tuturnya.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Truk Mainan Kayu dari Jombang yang Tak Lekang Ditelan Zaman,
Editor | : | Indra Aditya |
Sumber | : | Surya.co.id |
KOMENTAR